Cast :
Jang Geun Suk as Prince Shin Young
Hwang Mi Ra as Princess Hwang
Kang Man Bok as Prince Shin Assistant
Lee Yoo Hye as Princess Hwang Assistant
Shin Mae Ri as Maid
Jung Ji Ae as Maid
Choi Hyun Na as Reporter
Sebelumnya,
"DISINI.... APA KAU PUNYA KEKASIH SELAIN AKU... Oh Pangeran, kukira kau berbeda dengan pria bahkan Pangeran yang lain, ternyata sama saja.. tidak puas dengan satu isteri...."bisik Mira dengan suara menekan dan memasang wajah cemberut.
"William Dunt, ini Isteriku..."tamu tersebut menyapa dan berjabat tangan pada Shin.
"Shin Young, ini Istriku Hwang Mi Ra... semoga kalian senang berkunjung kemari..."balas Shin sambil merangkul Pinggang Mira.
"Putri Hwang, terimakasih untuk Hanbok juga kimchinya... senang bisa berkenalan dengan anda, anda benar2 orang yang menyenangkan.. Pangeran Shin, benar2 beruntung mendapatkanmu Putri..."Senyum Mrs. Dunt.
"Mengapa memberikan hanbok itu padanya..."tanya Shin.
"Aku tidak pernah memberikan apa yang kau juga istana berikan padaku kepada orang lain..." Mira tertunduk sedih sambil memegang Hanbok biru dengan banyak taburan motip sakura disana.
Tiba dikamar yang Penthaouse hotel, Mira diam saat melihat hanya ada satu tempat tidur disana, sementara Shin keluar balkon tuk menikmati pemandangan kota Bangkok.
#14,
Shin keluar kamar melihat Mira yang duduk melamun diluar kamar hotel, Shin mengambi selimut dan menghampiri Mira.
"istirahat didalam, kau pasti jetlag..."ucap Shin mengalungkan selimut pada Mira.
"gomawo.... "ucap Mira bangkit dan melangkah pergi meninggalkan Shin.
"Putri Hwang...."Shin memegang tangan Mira menghentikan langkahnya.
"Tidurlah dikamar, biar aku disofa masih ada yang ingin aku kerjakan..."ucap Shin kembali.
Mira diam dan melangkah kedalam kamarnya, Shin mendapat perlakuan dingin Mira menyusulnya kedalam.
"Putri..."
"Panggil aku Mira, Pangeran.... aku merasa makin tidak pantas menyandang status Putri..."jawab Mira mengambil bantal dan selimut dikamar kemudian keluar menuju sofa.
"Ada apa denganmu.... kita hanya berdua kau biasanya memanggilku dengan Oppa... dengar Put.. baiklah, Mira... Yak! aku menyuruhmu tidur dikamar... Hwang Mi Ra... katakan apa yang mengganjal dihatimu..."Shin teriak saat Mira mulai merebahkan tubuhnya diatas sofa.
"Pangeran, kau yang bilang terserah aku melakukan apapun sesukaku... apa harus kau selalu membentak dan marah saat aku melakukan hal yang tidak kau suka, kalau begitu aku akan menunggu dan menuruti semua perintahmu saja,... Maaf, maafkan aku Pangeran... aku sedikit lupa akan statusku hanya karena kebaikan dan keramahanmu... jangan pernah baik padaku, jadilah Pangeran Shin Young seperti pertama kali yang kukenal dulu... baik, aku tidur dikamar sesuai permintaanmu..."jawab Mira pergi meninggalkan Shin.
"Putri Hwang... "Panggil Shin. "Hwang Mi Ra... Panggil aku Hwang Mi Ra.... Seorang Putri tidak akan pernah dibentak dan dimarahi juga dimaki didepan Umum... jadi panggil aku Mira... aku hanya piaraan saja yang akan menuruti kemauan majikanku..."jawab Mira yang airmatanya mulai mengalir.
"memarahinya depan umum????"Shin bingung ia mengingat2 apa yang telah dilakukannya pada Mira.
Shin akhirnya ingat saat ia memarahi Mira karena Hanbok dari mulai dalam istana Yeohoejang sampai didepan istana Gwanshim dimana disana ada pengawal dan Kang Man Bok. Shin bangkit menemui Mira didalam kamar, namun ia hanya melihat punggung Mira yang berguncang karena tangis ditempat tidur, akhirnya Shin batal menghampiri istrinya itu.
Shin keluar kamar lalu menuju Coffee Shop, Shin duduk sendiri menikmati secangkir kopi pikirannya melayang teringat ucapan Mira, ia tidak menyangka kalau marahnya saat itu menyinggung perasaan Mira. Shin mengulum senyum saat ingat kebersamaannya berdua dengan Mira, ledekan canda juga senyum Mira tergambar jelas, ia menyukai saat Mira mulai manja hingga meledeknya sampai ia tidak punya kata2 untuk membalas gadis itu. Senyum Mira, sudah beberapa bulan ini ia tidak melihat senyum Mira, wajah Shin tertunduk ia benar2 merindukan semua itu dan ia merindukan senyuman dari wajah Mira yang begitu menyejukkan.
"mengapa aku merindukan senyumnya... mengapa aku selalu menanti manja ledekannya... aku tidak merasa terganggu dengan itu... apa aku mulai menyukainya, menyukai dengan apa yg dia buat untukku... kini senyum itu hampir tidak lagi kulihat, ia banyak diam... Mira, apa aku mulai menyukaimu... apa arti dari kehilangan ini, kehilangan manja, tawa, canda juga senyumanmu... Shin Young, akankah kau membuka hatimu untuk gadis yang saat ini selalu disisimu.... Hwang Mi Ra.. bantu aku menjawab pertanyaan hatiku, apa kau juga merasakannya..."Shin berkutat dengan pikiran dah hatinya.
"Boleh kutemani...?"ucap seseorang membuyarkan lamunan Shin.
"Nona Choi... belum tidur... silahkan.."jawab Shin.
"Mengapa sendiri, Putri sudah tidur?"
"Hmm, mungkin jetlag... biar dia beristirahat besok dan lusa jadwalnya padat dan menguras tenaga...."jawab Shin.
Kamar Hotel,
Mira terbangun merasakan nyeri dipinggulnya, ia bangun membongkar tasnya mencari kotak obat namun tidak diketemukan. Mira keluar kamar tidak menemui Shin, ia berjalan menuju kamar Yoo Hye namun tidak berani membangunkannya. Mira kemudian turun sambil sesekali ia menggigit bibir bawahnya merasakan nyeri, ia merapatkan baju hangatnya berjalan menuju receptionist.
"Malam, Boleh aku minta alat pengompres.. tolong isi dengan batu es saja..."Pinta Mira.
"Sebentar kami carikan Putri... nanti kami antar kekamar anda..."Jawab seorang receptionist.
"oh, aku menunggu di Coffee Shop saja... atau nanti aku kemari lagi..."jawab Mira menuju Coffee Shop dan memesan Hot Chocolate.
Saat menikmati Hot Chocolate Mira melihat sosok yang dikenalnya,"Pangeran.... Nona Choi... akhirnya mereka bersama.."bisik Mira dalam hati, ia kemudian menikmati kembali minumannya walau sesekali terdengar suara tawa Shin dan Hyun Na.
Mira POV,
"Pangeran senang mendengar tawamu.... aku belum pernah mendengarnya, baru kali ini bisa mendengar tawa lepasmu setelah satu tahun lebih mengenalmu... Nona Choi, sangat pintar menghiburmu... andai dia ada diposisiku, kau pasti lebih sering tertawa dan tersenyum... tidak akan selalu jengkel dengan perkataan dan ulahku... Maaf aku belum pernah dekat dengan laki2, aku tidak pernah mengenal mencintai dan cintai, aku terlalu sibuk dengan dunia dan nasibku... aku tidak berani tuk mengenal kehidupan cinta, terlalu sakit dan sepi hidup sebatang kara Pangeran, aku tidak ingin merasakan lagi kehilangan harus ditinggal orang yang kucintai saat ia tahu aku tidak memiliki keluarga... Nikmatilah kebersamaan kalian, aku senang mendengar tawa dan melihat senyummu..."
"Anda mencintai Putri Hwang, Pangeran Shin..."Tanya Hyun Na.
"Mengapa?? kalau aku tidak mencintainya kau ingin menggantikannya..."jawab Shin.
"Aku selalu berharap seperti itu... Pangeran, anda tau isi hatiku, apa kita tidak bisa seperti dlu lagi, aku dapat mendekatimu aku bisa mencintaimu..."pinta Hyun Na memegang tangan Shin, disudut lain Mira melihatnya.
"Nona Choi... aku sudah menikah jangan berulah yang menimbulkan kabar tak enak nantinya.."jawab Shin menarik tangannya.
"Anda mencintai istri anda Pangeran... apa kau mencintainya Shin Young-ssi..."Hyun Na tetap menahan tangan Shin.
"Nona Choi.. kalau kau mengira perkenalanku dengan Putri Hwang terlalu cepat dan pernikahan kami yang terkesan terburu membuatmu berfikir aku tidak mencintainya itu benar... tapi kini Putri Hwang adalah istriku dan wanita yang ada disisiku setiap hari, aku harap kau bisa menerima bila suatu hari nanti aku akan berusaha mencintainya...."jawab Shin melepaskan tangan Hyun Na, namun pandangannya beralih pada sosok wanita yang dikenalnya, Mira... ia melihat Mira saat membayar dikasir dan keluar Coffee Shop.
"Nona Choi, sudah malam aku ingin beristirahat..."pamit Shin.
"Apa tidak tersisa ruang untukku Pangeran... apa Putri Hwang juga mencintaimu.."Hyun Na masih memohon pada Shin.
"Nona Choi, kita lihat saja nanti... dan kau juga silahkan melihat bagaimana sikap Putri padaku, apa dia mencintaiku atau tidak dan lihat bagaimana nantinya, apakah dari sikap Putri padaku akankah aku mencintainya... selamat malam Nona Choi.."Shin pergi melangkah meninggalkan Hyun Na.
"Sudah ada yang kuminta...?" tanya Mira pada receptionist. "Ini Putri, maaf menunggu.."Jawabnya dan Mira meninggalkan lobby hotel kembali ke kamarnya. Shin yang menyusul kehilangan Mira yang sudah masuk kedalam Lift.
"Ada apa Putri kemari apa ada masalah..?" tanya Shin pada Receptionist.
"Oh, Putri hanya meminta alat pengompres Pangeran.."
"Pengompres, apa dia demam lagi... terimakasih.."pamit Shin bergegas menuju kamarnya.
Mira mengompres lebam dipinggulnya, kantuk mulai menyerangnya sesaat kemudian ia tertidur setelah menyimpan alat pengompresnya. Shin masuk kedalam kamar mendapati Mira tertidur, ia mendekati dan memegang kening Mira.
"tidak demam... untuk apa dia ambil alat pengompres... dimana alat itu..."Shin bergumam sendiri, akhirnya ia menemukan alat pengompres itu dalam kamar mandi.
"Es.... aarghh, bagaimana aku tidak mengetahui apapun tentangnya..... Hwang Mi Ra mengapa aku harus peduli padamu, apa hanya sekedar membahagiakan orang tuaku... aaargh..."Shin membanting alat kompres ditangannya, dia membalikkan badannya menatap Mira yang tertidur pulas.
Pagi Hari,
Mira sudah rapi tetap dengan dandanan sederhana khas Hwang Mi Ra dengan make up yang tipis pula, Mira menyiapkan sarapan yang diantar Room Service, kemudian ia masuk kedalam kamar melihat Shin yang sedang mengancingkan kemejanya.
Mira mendekati membantu Shin, ia memilih dasi yang cocok dipadupadankan pada kemeja juga jas yang akan dikenakan Shin. Pilihan Mira pada dasi hitam bergalzur silver, ia langsung mengenakannya pada Shin, Shin hanya diam memandang wajah Mira, namun Mira tidak menyambut sama sekali tatapan Shin, ia hanya terus berkonsentrasi menyimpulkan dasi. Tubuh Mira merapat dan menempel pada Shin, ia memiringkan wajahnya membenarkan lipatan kerah kemeja Shin, dirinya begitu rapat hingga Shin merasakan hembusan hangat nafas Mira dilehernya, Shin tetap terdiam. Mira mengambil jas dan mengenakannya pada Shin, tangannya benar2 terampil membantu Shin berpakaian, tugasnya terhenti saat bel kamarnya berbunyi.
"Putri Hwang... "Shin menahan tangan Mira yang hendak pergi membuka pintu. "Nde...."jawab Mira.
"semalam itu....."ucap Shin mencoba menerangkan kejadian semalam khawatir Mira melihatnya berdua dengan Hyun Na, dan juga menanyakan masalah alat pengompres yang dipinjam Mira.
Mira hanya melepaskan tangan Shin, lalu membuka pintu, Kang Man Bok juga Yoo Hye datang membantu semua, namun Yoo Hye terkejut karena Mira telah rapi bahkan sesudah membuka pintu ia juga menyiapkan sepatu dan kaos kaki untuk Shin. Yoo Hye dan Man Bok saling berpandangan, Shinpun juga diam dalam pelayanan Mira saat Mira membawakan teh untuknya.
Didalam mobil Mira hanya diam hanya Shin yang terus berbicara dengan Man Bok tentang schedule hari ini.
"Putri, hari ini akan panas dan menguras tenaga karena kita akan mengunjungi lahan pertanian..."ucap Man Bok, Mira hanya tersenyum kecil dan mengangguk.
"Bila lelah katakan saja, nanti biar aku sendiri yang ikut kelapangan..."Ucap Shin yang khawatir tentang kondisi Mira karena alat kompres semalam.
"Aku siap dan tidak akan menyusahkan kalian... "jawab Mira yang terdiam kembali, Shin melihat wajah Mira yang benar2 berubah.
Perkenalan ramah tamah semua berjalan lancar, Mira terus berada disisi Shin menemaninya kemanapun melangkah, hingga sampai di area persawahan, seorang interprenter mendampingi mereka sepanjang hari ini. Hyun Na terus meliput semua kegiatan Putri dan Pangeran itu, sambil matanya terus melihat semua gerak gerik pasangan itu. Shin mendengarkan berbagai penjelasan tentang pertanian dan iapun berbagi perbedaan cara bercocok tanam didaerah tropis dan daerah dengan iklim 4 musim.
"penanaman disini memakai cara apa 2 : 1 atau 5 :1?" Tanya Mira pada seorang petani. "5 : 1..."jawabnya.
"Baiknya diubah dengan 2 : 1 agar pengairan pemupukan juga intensitas cahaya matahari dan terbagi sempurna.."terang Mira, Shin memperhatikan Mira yang berdialog langsung dengan para Petani, ternyata banyak yang tidak ketahuinya tentang istrinya ini sampai banyak halpun diketahui Mira.
"kami bermaslah dengan gulma..."keluh petani itu. Mira jongkok berbincang dengan petani tersebut, tangan Shin menggegam tangan Mira sebagai tumpuan istrinya menjaga keseimbangan.
"kalian bisa atasi saat proses sebelum tanam, pengolahan tanah dan pemupukan diawal sebelum masa tanam yang baik bisa membantu proses terbentuknya bakteri dan berbagai unsur yang menjadi makanan tuk padi, selama itu benar dan unsur hara terbentuk dengan baik, akar padi lebih banyak menghisap dan mengambil makanan yang dibutuhkannya hingga gulma dan tanaman pengganggu lain tidak dapat berkembang biak karena makanan dan nutrisi dalam tanah sudah cepat diambil oleh padi... aku tidak tahu banyak mungkin nanti ada ahli yang dapat membantu kalian secara teknis..."terang Mira, semua yang ada hanya diam dan tidak menyangka sang Putri mengetahui hal itu.
"Maaf, aku bukan menggurui.. aku hanya tahu dari apa yang kubaca bila salah aku minta maaf..."ucap Mira pada seorang pejabat pemerintahan.
"Putri tahu banyak hal Pangeran.. beruntungnya anda..."puji seorang pejabat disana.
Shin membantu Mira berdiri, yang saat berbincang tadi berjongkok. Shin terus menuntun Mira berjalan di area, Hyun Na terus memperhatikan keduanya.
"aargh...."Mira menjerit menahan sakit dan menggegam tangan Shin kuat.
"Putri, tidak apa2..."Tanya Shin panik, Mira menggeleng cepat matanya menatap Yoo Hye.
"mungkin terkilir Pangeran, biar aku bantu..."Yoo Hye menjawab. "Urat kakiku mungkin tertarik sudah tidak apa2.."Ucap Mira beralasan.
Yoo Hye membawa Mira kedalam mobil dan mengoleskan krim ke pinggul Mira lalu merapikan pakaiannya dengan cepat.
"makin lebam Putri..."Yoo Hye cemas. "Jangan beritahu Pangeran, ingat itu eonni.. tinggalkan Krim oles itu nanti dikamarku.."Pinta Mira.
Tiba dihotel Mira istirahat dengan cepat, Shin ingin bertanya keadaannya mengurungkan niatnya karena Mira telah terlelap.
Pagi Hari,
Mira dan Shin berkunjung ketempat anak2 cacat, Mira langsung menggabungkan diri dengan para anak2 itu, walau ia tidak mengerti bahasanya namun mereka bisa akrab dan saling memahami walau seorang interprenter mendampinginya namun wajah Mira begitu menikmati waktunya bersama anak2 itu. Shin hanya tersenyum melihat kemanjaan anak2 itu pada Mira.
"Siapa Namamu.."Tanya Mira pada seorang anak diatas kursi rodanya. "ALEX..."jawabnya tersenyum. "Alex..???"Tanya Mira kembali, semua pengasuh tersenyum menjelaskan mengapa anak itu menyukai nama Alex.
"Hmm, senang berkuda??"Tanya Mira kembali, Alex cepat mengangguk. "Mengapa Alex kudamu itu mati?" Tanya Mira.
"Ia tidak bisa berjalan sama sepertiku..."Jawab Alex santai.
Mira diam dan melihat wajah Alex yang sepertinya menikmati segala kekurangan atas dirinya yang hanya sepanjang waktu diatas kursi roda. "Kau ingin berkuda??" Tanya Mira. "Hmm, apa Anda bisa menolongku.. aku ingin terbang diatas punggung Kuda.."jawabnya ceria.
Mira berdiri dan membisikkan sesuatu pada pengurus lalu tersenyum pada Alex, tak lama seseorang membawakan seekor kuda dan Mira mendekatinya.
"Hallo namaku Hwang Mi Ra... mau bermain denganku?"Bisik Mira sambil mengusap punggung kuda itu dan melirik pada Alex yang matanya berbinar. Rombongan Shin datang menghampiri Mira.
"Hmmm, bantu aku mambawa Alex terbang dipunggungmu.. kita pasti bisa berteman dengan baik, suamiku juga memiliki kuda jantan yang bagus sama sepertimu..."Mira terus bicara sambil tersenyum melirik Alex yang makin bersemangat kala interprenter menerjamahkan kata2 Mira.
Shin dan yang lain tersenyum melihat keramahan Mira pada kuda itu dan cara Mira menyenangkan Hati Alex. Mira menuntun Kuda itu kearah Alex, "Dia juga ingin berkenalan denganmu Alex.."bisik Mira membungkuk pada Alex yang sempat ragu mengusap kepala kuda itu.
"Tolong Siapkan...."pinta Mira, ia melirik pada Shin yang menganggukan kemauan istrnya.
"Putri Hwang...lebam dipinggang anda.."bisik Yoo Hye.
"Tenang Eonni, aku tidak apa2.. aku akan hati2..."jawab Mira.
Shin mendekati Mira dan membantu Mira mengikat rambutnya yang tergerai. "Terima Kasih Pangeran..." Ucap Mira.
"Siap bermain denganku... kita terbang sekarang..."Ucap Mira mendekati Alex, dan siap membawanya kepelana Kuda.
"Ia tidak memiliki kaki Putri Hwang...."bisik seorang biksu yang bersama Shin.
Mira terkejut, tubuhnya yang membungkuk berdiri tegak kembali dan diraih oleh Shin. Mira hanya memandang Shin, wajah Shin hanya tersenyum menenangkan Mira sambil menyembunyikan keterkejutannya. Mira melepaskan pengangan Shin dan dibantu Shin naik keatas punggung kuda, Shin kemudian mendekati Alex, "Tolong jaga istriku... janji.."ucap Shin tersenyum yang dianggukkan Alex kemudian mengendongnya menyerahkan pada Mira.
"Kain itu..."Pinta Mira pada Shin yang langsung membantunya mengingkat Alex ditubuh Mira, Yoo Hye cemas melihat Mira. "Pangeran, aku janji membawa istrimu yang cantik ini kembali..."ucap Alex pada Shin yang bingung tak mengerti lalu ditranslate oleh semua orang. "Putri, hati2..."ucapnya menyentuh paha Mira. "Nde..."Mira tersenyum pada Shin.
Mira menghentakkan kakinya pada badan kuda itu dan segera membaawa Alex berlari. "takut...?"Tanya Mira, Alex menggeleng. "Kita terbang sekarang....."Mira menghentakkan dan lari lebih kencang, Alex membuka tangannya seolah benar2 terbang.
Hyun Na terus menatap Shin yang tidak melepaskan pandangannya pada Mira.
"Kau mulai mencintainya Pangeran.... mungkin kau tidak sadari itu, tapi kau mulai menyukai keberadaanya disisimu... benar tidak ada tempat untukku dihatimu Pangeran... Beruntungnya Hwang Mi Ra..."bisik Hyun Na dalam hati dengan mata berkaca2.
Shin POV,
"Akhirnya senyum itu kembali... Putri betapa damai melihat senyummu... entah apa yang kau rasa, keramahanmu membawa kebahagiaan untuk semua orang... mengapa aku mulai bergantung dengan semua tingkahmu... mengapa aku mulai menyukai semua yang ada padamu... mungkinkah aku mulai mencintaimu.. Hwang Mi Ra, bantu aku meyakinkan hatiku... luka yang lalu masih belum kering sempurna...."
TBC,
sedikit masukin ilmu pertanian,
tu juga seingetnya bis dlu tau karena nyolong denger
waktu ikut nemenin Mpi dari desa ke desa n dusun ke dusun
nerangin petani waktu sosialisasi pupuk ma dinas pertanian...
mian klo ga nangkep maksutnya yack....
Jang Geun Suk as Prince Shin Young
Hwang Mi Ra as Princess Hwang
Kang Man Bok as Prince Shin Assistant
Lee Yoo Hye as Princess Hwang Assistant
Shin Mae Ri as Maid
Jung Ji Ae as Maid
Choi Hyun Na as Reporter
Sebelumnya,
"DISINI.... APA KAU PUNYA KEKASIH SELAIN AKU... Oh Pangeran, kukira kau berbeda dengan pria bahkan Pangeran yang lain, ternyata sama saja.. tidak puas dengan satu isteri...."bisik Mira dengan suara menekan dan memasang wajah cemberut.
"William Dunt, ini Isteriku..."tamu tersebut menyapa dan berjabat tangan pada Shin.
"Shin Young, ini Istriku Hwang Mi Ra... semoga kalian senang berkunjung kemari..."balas Shin sambil merangkul Pinggang Mira.
"Putri Hwang, terimakasih untuk Hanbok juga kimchinya... senang bisa berkenalan dengan anda, anda benar2 orang yang menyenangkan.. Pangeran Shin, benar2 beruntung mendapatkanmu Putri..."Senyum Mrs. Dunt.
"Mengapa memberikan hanbok itu padanya..."tanya Shin.
"Aku tidak pernah memberikan apa yang kau juga istana berikan padaku kepada orang lain..." Mira tertunduk sedih sambil memegang Hanbok biru dengan banyak taburan motip sakura disana.
Tiba dikamar yang Penthaouse hotel, Mira diam saat melihat hanya ada satu tempat tidur disana, sementara Shin keluar balkon tuk menikmati pemandangan kota Bangkok.
#14,
Shin keluar kamar melihat Mira yang duduk melamun diluar kamar hotel, Shin mengambi selimut dan menghampiri Mira.
"istirahat didalam, kau pasti jetlag..."ucap Shin mengalungkan selimut pada Mira.
"gomawo.... "ucap Mira bangkit dan melangkah pergi meninggalkan Shin.
"Putri Hwang...."Shin memegang tangan Mira menghentikan langkahnya.
"Tidurlah dikamar, biar aku disofa masih ada yang ingin aku kerjakan..."ucap Shin kembali.
Mira diam dan melangkah kedalam kamarnya, Shin mendapat perlakuan dingin Mira menyusulnya kedalam.
"Putri..."
"Panggil aku Mira, Pangeran.... aku merasa makin tidak pantas menyandang status Putri..."jawab Mira mengambil bantal dan selimut dikamar kemudian keluar menuju sofa.
"Ada apa denganmu.... kita hanya berdua kau biasanya memanggilku dengan Oppa... dengar Put.. baiklah, Mira... Yak! aku menyuruhmu tidur dikamar... Hwang Mi Ra... katakan apa yang mengganjal dihatimu..."Shin teriak saat Mira mulai merebahkan tubuhnya diatas sofa.
"Pangeran, kau yang bilang terserah aku melakukan apapun sesukaku... apa harus kau selalu membentak dan marah saat aku melakukan hal yang tidak kau suka, kalau begitu aku akan menunggu dan menuruti semua perintahmu saja,... Maaf, maafkan aku Pangeran... aku sedikit lupa akan statusku hanya karena kebaikan dan keramahanmu... jangan pernah baik padaku, jadilah Pangeran Shin Young seperti pertama kali yang kukenal dulu... baik, aku tidur dikamar sesuai permintaanmu..."jawab Mira pergi meninggalkan Shin.
"Putri Hwang... "Panggil Shin. "Hwang Mi Ra... Panggil aku Hwang Mi Ra.... Seorang Putri tidak akan pernah dibentak dan dimarahi juga dimaki didepan Umum... jadi panggil aku Mira... aku hanya piaraan saja yang akan menuruti kemauan majikanku..."jawab Mira yang airmatanya mulai mengalir.
"memarahinya depan umum????"Shin bingung ia mengingat2 apa yang telah dilakukannya pada Mira.
Shin akhirnya ingat saat ia memarahi Mira karena Hanbok dari mulai dalam istana Yeohoejang sampai didepan istana Gwanshim dimana disana ada pengawal dan Kang Man Bok. Shin bangkit menemui Mira didalam kamar, namun ia hanya melihat punggung Mira yang berguncang karena tangis ditempat tidur, akhirnya Shin batal menghampiri istrinya itu.
Shin keluar kamar lalu menuju Coffee Shop, Shin duduk sendiri menikmati secangkir kopi pikirannya melayang teringat ucapan Mira, ia tidak menyangka kalau marahnya saat itu menyinggung perasaan Mira. Shin mengulum senyum saat ingat kebersamaannya berdua dengan Mira, ledekan canda juga senyum Mira tergambar jelas, ia menyukai saat Mira mulai manja hingga meledeknya sampai ia tidak punya kata2 untuk membalas gadis itu. Senyum Mira, sudah beberapa bulan ini ia tidak melihat senyum Mira, wajah Shin tertunduk ia benar2 merindukan semua itu dan ia merindukan senyuman dari wajah Mira yang begitu menyejukkan.
"mengapa aku merindukan senyumnya... mengapa aku selalu menanti manja ledekannya... aku tidak merasa terganggu dengan itu... apa aku mulai menyukainya, menyukai dengan apa yg dia buat untukku... kini senyum itu hampir tidak lagi kulihat, ia banyak diam... Mira, apa aku mulai menyukaimu... apa arti dari kehilangan ini, kehilangan manja, tawa, canda juga senyumanmu... Shin Young, akankah kau membuka hatimu untuk gadis yang saat ini selalu disisimu.... Hwang Mi Ra.. bantu aku menjawab pertanyaan hatiku, apa kau juga merasakannya..."Shin berkutat dengan pikiran dah hatinya.
"Boleh kutemani...?"ucap seseorang membuyarkan lamunan Shin.
"Nona Choi... belum tidur... silahkan.."jawab Shin.
"Mengapa sendiri, Putri sudah tidur?"
"Hmm, mungkin jetlag... biar dia beristirahat besok dan lusa jadwalnya padat dan menguras tenaga...."jawab Shin.
Kamar Hotel,
Mira terbangun merasakan nyeri dipinggulnya, ia bangun membongkar tasnya mencari kotak obat namun tidak diketemukan. Mira keluar kamar tidak menemui Shin, ia berjalan menuju kamar Yoo Hye namun tidak berani membangunkannya. Mira kemudian turun sambil sesekali ia menggigit bibir bawahnya merasakan nyeri, ia merapatkan baju hangatnya berjalan menuju receptionist.
"Malam, Boleh aku minta alat pengompres.. tolong isi dengan batu es saja..."Pinta Mira.
"Sebentar kami carikan Putri... nanti kami antar kekamar anda..."Jawab seorang receptionist.
"oh, aku menunggu di Coffee Shop saja... atau nanti aku kemari lagi..."jawab Mira menuju Coffee Shop dan memesan Hot Chocolate.
Saat menikmati Hot Chocolate Mira melihat sosok yang dikenalnya,"Pangeran.... Nona Choi... akhirnya mereka bersama.."bisik Mira dalam hati, ia kemudian menikmati kembali minumannya walau sesekali terdengar suara tawa Shin dan Hyun Na.
Mira POV,
"Pangeran senang mendengar tawamu.... aku belum pernah mendengarnya, baru kali ini bisa mendengar tawa lepasmu setelah satu tahun lebih mengenalmu... Nona Choi, sangat pintar menghiburmu... andai dia ada diposisiku, kau pasti lebih sering tertawa dan tersenyum... tidak akan selalu jengkel dengan perkataan dan ulahku... Maaf aku belum pernah dekat dengan laki2, aku tidak pernah mengenal mencintai dan cintai, aku terlalu sibuk dengan dunia dan nasibku... aku tidak berani tuk mengenal kehidupan cinta, terlalu sakit dan sepi hidup sebatang kara Pangeran, aku tidak ingin merasakan lagi kehilangan harus ditinggal orang yang kucintai saat ia tahu aku tidak memiliki keluarga... Nikmatilah kebersamaan kalian, aku senang mendengar tawa dan melihat senyummu..."
"Anda mencintai Putri Hwang, Pangeran Shin..."Tanya Hyun Na.
"Mengapa?? kalau aku tidak mencintainya kau ingin menggantikannya..."jawab Shin.
"Aku selalu berharap seperti itu... Pangeran, anda tau isi hatiku, apa kita tidak bisa seperti dlu lagi, aku dapat mendekatimu aku bisa mencintaimu..."pinta Hyun Na memegang tangan Shin, disudut lain Mira melihatnya.
"Nona Choi... aku sudah menikah jangan berulah yang menimbulkan kabar tak enak nantinya.."jawab Shin menarik tangannya.
"Anda mencintai istri anda Pangeran... apa kau mencintainya Shin Young-ssi..."Hyun Na tetap menahan tangan Shin.
"Nona Choi.. kalau kau mengira perkenalanku dengan Putri Hwang terlalu cepat dan pernikahan kami yang terkesan terburu membuatmu berfikir aku tidak mencintainya itu benar... tapi kini Putri Hwang adalah istriku dan wanita yang ada disisiku setiap hari, aku harap kau bisa menerima bila suatu hari nanti aku akan berusaha mencintainya...."jawab Shin melepaskan tangan Hyun Na, namun pandangannya beralih pada sosok wanita yang dikenalnya, Mira... ia melihat Mira saat membayar dikasir dan keluar Coffee Shop.
"Nona Choi, sudah malam aku ingin beristirahat..."pamit Shin.
"Apa tidak tersisa ruang untukku Pangeran... apa Putri Hwang juga mencintaimu.."Hyun Na masih memohon pada Shin.
"Nona Choi, kita lihat saja nanti... dan kau juga silahkan melihat bagaimana sikap Putri padaku, apa dia mencintaiku atau tidak dan lihat bagaimana nantinya, apakah dari sikap Putri padaku akankah aku mencintainya... selamat malam Nona Choi.."Shin pergi melangkah meninggalkan Hyun Na.
"Sudah ada yang kuminta...?" tanya Mira pada receptionist. "Ini Putri, maaf menunggu.."Jawabnya dan Mira meninggalkan lobby hotel kembali ke kamarnya. Shin yang menyusul kehilangan Mira yang sudah masuk kedalam Lift.
"Ada apa Putri kemari apa ada masalah..?" tanya Shin pada Receptionist.
"Oh, Putri hanya meminta alat pengompres Pangeran.."
"Pengompres, apa dia demam lagi... terimakasih.."pamit Shin bergegas menuju kamarnya.
Mira mengompres lebam dipinggulnya, kantuk mulai menyerangnya sesaat kemudian ia tertidur setelah menyimpan alat pengompresnya. Shin masuk kedalam kamar mendapati Mira tertidur, ia mendekati dan memegang kening Mira.
"tidak demam... untuk apa dia ambil alat pengompres... dimana alat itu..."Shin bergumam sendiri, akhirnya ia menemukan alat pengompres itu dalam kamar mandi.
"Es.... aarghh, bagaimana aku tidak mengetahui apapun tentangnya..... Hwang Mi Ra mengapa aku harus peduli padamu, apa hanya sekedar membahagiakan orang tuaku... aaargh..."Shin membanting alat kompres ditangannya, dia membalikkan badannya menatap Mira yang tertidur pulas.
Pagi Hari,
Mira sudah rapi tetap dengan dandanan sederhana khas Hwang Mi Ra dengan make up yang tipis pula, Mira menyiapkan sarapan yang diantar Room Service, kemudian ia masuk kedalam kamar melihat Shin yang sedang mengancingkan kemejanya.
Mira mendekati membantu Shin, ia memilih dasi yang cocok dipadupadankan pada kemeja juga jas yang akan dikenakan Shin. Pilihan Mira pada dasi hitam bergalzur silver, ia langsung mengenakannya pada Shin, Shin hanya diam memandang wajah Mira, namun Mira tidak menyambut sama sekali tatapan Shin, ia hanya terus berkonsentrasi menyimpulkan dasi. Tubuh Mira merapat dan menempel pada Shin, ia memiringkan wajahnya membenarkan lipatan kerah kemeja Shin, dirinya begitu rapat hingga Shin merasakan hembusan hangat nafas Mira dilehernya, Shin tetap terdiam. Mira mengambil jas dan mengenakannya pada Shin, tangannya benar2 terampil membantu Shin berpakaian, tugasnya terhenti saat bel kamarnya berbunyi.
"Putri Hwang... "Shin menahan tangan Mira yang hendak pergi membuka pintu. "Nde...."jawab Mira.
"semalam itu....."ucap Shin mencoba menerangkan kejadian semalam khawatir Mira melihatnya berdua dengan Hyun Na, dan juga menanyakan masalah alat pengompres yang dipinjam Mira.
Mira hanya melepaskan tangan Shin, lalu membuka pintu, Kang Man Bok juga Yoo Hye datang membantu semua, namun Yoo Hye terkejut karena Mira telah rapi bahkan sesudah membuka pintu ia juga menyiapkan sepatu dan kaos kaki untuk Shin. Yoo Hye dan Man Bok saling berpandangan, Shinpun juga diam dalam pelayanan Mira saat Mira membawakan teh untuknya.
Didalam mobil Mira hanya diam hanya Shin yang terus berbicara dengan Man Bok tentang schedule hari ini.
"Putri, hari ini akan panas dan menguras tenaga karena kita akan mengunjungi lahan pertanian..."ucap Man Bok, Mira hanya tersenyum kecil dan mengangguk.
"Bila lelah katakan saja, nanti biar aku sendiri yang ikut kelapangan..."Ucap Shin yang khawatir tentang kondisi Mira karena alat kompres semalam.
"Aku siap dan tidak akan menyusahkan kalian... "jawab Mira yang terdiam kembali, Shin melihat wajah Mira yang benar2 berubah.
Perkenalan ramah tamah semua berjalan lancar, Mira terus berada disisi Shin menemaninya kemanapun melangkah, hingga sampai di area persawahan, seorang interprenter mendampingi mereka sepanjang hari ini. Hyun Na terus meliput semua kegiatan Putri dan Pangeran itu, sambil matanya terus melihat semua gerak gerik pasangan itu. Shin mendengarkan berbagai penjelasan tentang pertanian dan iapun berbagi perbedaan cara bercocok tanam didaerah tropis dan daerah dengan iklim 4 musim.
"penanaman disini memakai cara apa 2 : 1 atau 5 :1?" Tanya Mira pada seorang petani. "5 : 1..."jawabnya.
"Baiknya diubah dengan 2 : 1 agar pengairan pemupukan juga intensitas cahaya matahari dan terbagi sempurna.."terang Mira, Shin memperhatikan Mira yang berdialog langsung dengan para Petani, ternyata banyak yang tidak ketahuinya tentang istrinya ini sampai banyak halpun diketahui Mira.
"kami bermaslah dengan gulma..."keluh petani itu. Mira jongkok berbincang dengan petani tersebut, tangan Shin menggegam tangan Mira sebagai tumpuan istrinya menjaga keseimbangan.
"kalian bisa atasi saat proses sebelum tanam, pengolahan tanah dan pemupukan diawal sebelum masa tanam yang baik bisa membantu proses terbentuknya bakteri dan berbagai unsur yang menjadi makanan tuk padi, selama itu benar dan unsur hara terbentuk dengan baik, akar padi lebih banyak menghisap dan mengambil makanan yang dibutuhkannya hingga gulma dan tanaman pengganggu lain tidak dapat berkembang biak karena makanan dan nutrisi dalam tanah sudah cepat diambil oleh padi... aku tidak tahu banyak mungkin nanti ada ahli yang dapat membantu kalian secara teknis..."terang Mira, semua yang ada hanya diam dan tidak menyangka sang Putri mengetahui hal itu.
"Maaf, aku bukan menggurui.. aku hanya tahu dari apa yang kubaca bila salah aku minta maaf..."ucap Mira pada seorang pejabat pemerintahan.
"Putri tahu banyak hal Pangeran.. beruntungnya anda..."puji seorang pejabat disana.
Shin membantu Mira berdiri, yang saat berbincang tadi berjongkok. Shin terus menuntun Mira berjalan di area, Hyun Na terus memperhatikan keduanya.
"aargh...."Mira menjerit menahan sakit dan menggegam tangan Shin kuat.
"Putri, tidak apa2..."Tanya Shin panik, Mira menggeleng cepat matanya menatap Yoo Hye.
"mungkin terkilir Pangeran, biar aku bantu..."Yoo Hye menjawab. "Urat kakiku mungkin tertarik sudah tidak apa2.."Ucap Mira beralasan.
Yoo Hye membawa Mira kedalam mobil dan mengoleskan krim ke pinggul Mira lalu merapikan pakaiannya dengan cepat.
"makin lebam Putri..."Yoo Hye cemas. "Jangan beritahu Pangeran, ingat itu eonni.. tinggalkan Krim oles itu nanti dikamarku.."Pinta Mira.
Tiba dihotel Mira istirahat dengan cepat, Shin ingin bertanya keadaannya mengurungkan niatnya karena Mira telah terlelap.
Pagi Hari,
Mira dan Shin berkunjung ketempat anak2 cacat, Mira langsung menggabungkan diri dengan para anak2 itu, walau ia tidak mengerti bahasanya namun mereka bisa akrab dan saling memahami walau seorang interprenter mendampinginya namun wajah Mira begitu menikmati waktunya bersama anak2 itu. Shin hanya tersenyum melihat kemanjaan anak2 itu pada Mira.
"Siapa Namamu.."Tanya Mira pada seorang anak diatas kursi rodanya. "ALEX..."jawabnya tersenyum. "Alex..???"Tanya Mira kembali, semua pengasuh tersenyum menjelaskan mengapa anak itu menyukai nama Alex.
"Hmm, senang berkuda??"Tanya Mira kembali, Alex cepat mengangguk. "Mengapa Alex kudamu itu mati?" Tanya Mira.
"Ia tidak bisa berjalan sama sepertiku..."Jawab Alex santai.
Mira diam dan melihat wajah Alex yang sepertinya menikmati segala kekurangan atas dirinya yang hanya sepanjang waktu diatas kursi roda. "Kau ingin berkuda??" Tanya Mira. "Hmm, apa Anda bisa menolongku.. aku ingin terbang diatas punggung Kuda.."jawabnya ceria.
Mira berdiri dan membisikkan sesuatu pada pengurus lalu tersenyum pada Alex, tak lama seseorang membawakan seekor kuda dan Mira mendekatinya.
"Hallo namaku Hwang Mi Ra... mau bermain denganku?"Bisik Mira sambil mengusap punggung kuda itu dan melirik pada Alex yang matanya berbinar. Rombongan Shin datang menghampiri Mira.
"Hmmm, bantu aku mambawa Alex terbang dipunggungmu.. kita pasti bisa berteman dengan baik, suamiku juga memiliki kuda jantan yang bagus sama sepertimu..."Mira terus bicara sambil tersenyum melirik Alex yang makin bersemangat kala interprenter menerjamahkan kata2 Mira.
Shin dan yang lain tersenyum melihat keramahan Mira pada kuda itu dan cara Mira menyenangkan Hati Alex. Mira menuntun Kuda itu kearah Alex, "Dia juga ingin berkenalan denganmu Alex.."bisik Mira membungkuk pada Alex yang sempat ragu mengusap kepala kuda itu.
"Tolong Siapkan...."pinta Mira, ia melirik pada Shin yang menganggukan kemauan istrnya.
"Putri Hwang...lebam dipinggang anda.."bisik Yoo Hye.
"Tenang Eonni, aku tidak apa2.. aku akan hati2..."jawab Mira.
Shin mendekati Mira dan membantu Mira mengikat rambutnya yang tergerai. "Terima Kasih Pangeran..." Ucap Mira.
"Siap bermain denganku... kita terbang sekarang..."Ucap Mira mendekati Alex, dan siap membawanya kepelana Kuda.
"Ia tidak memiliki kaki Putri Hwang...."bisik seorang biksu yang bersama Shin.
Mira terkejut, tubuhnya yang membungkuk berdiri tegak kembali dan diraih oleh Shin. Mira hanya memandang Shin, wajah Shin hanya tersenyum menenangkan Mira sambil menyembunyikan keterkejutannya. Mira melepaskan pengangan Shin dan dibantu Shin naik keatas punggung kuda, Shin kemudian mendekati Alex, "Tolong jaga istriku... janji.."ucap Shin tersenyum yang dianggukkan Alex kemudian mengendongnya menyerahkan pada Mira.
"Kain itu..."Pinta Mira pada Shin yang langsung membantunya mengingkat Alex ditubuh Mira, Yoo Hye cemas melihat Mira. "Pangeran, aku janji membawa istrimu yang cantik ini kembali..."ucap Alex pada Shin yang bingung tak mengerti lalu ditranslate oleh semua orang. "Putri, hati2..."ucapnya menyentuh paha Mira. "Nde..."Mira tersenyum pada Shin.
Mira menghentakkan kakinya pada badan kuda itu dan segera membaawa Alex berlari. "takut...?"Tanya Mira, Alex menggeleng. "Kita terbang sekarang....."Mira menghentakkan dan lari lebih kencang, Alex membuka tangannya seolah benar2 terbang.
Hyun Na terus menatap Shin yang tidak melepaskan pandangannya pada Mira.
"Kau mulai mencintainya Pangeran.... mungkin kau tidak sadari itu, tapi kau mulai menyukai keberadaanya disisimu... benar tidak ada tempat untukku dihatimu Pangeran... Beruntungnya Hwang Mi Ra..."bisik Hyun Na dalam hati dengan mata berkaca2.
Shin POV,
"Akhirnya senyum itu kembali... Putri betapa damai melihat senyummu... entah apa yang kau rasa, keramahanmu membawa kebahagiaan untuk semua orang... mengapa aku mulai bergantung dengan semua tingkahmu... mengapa aku mulai menyukai semua yang ada padamu... mungkinkah aku mulai mencintaimu.. Hwang Mi Ra, bantu aku meyakinkan hatiku... luka yang lalu masih belum kering sempurna...."
TBC,
sedikit masukin ilmu pertanian,
tu juga seingetnya bis dlu tau karena nyolong denger
waktu ikut nemenin Mpi dari desa ke desa n dusun ke dusun
nerangin petani waktu sosialisasi pupuk ma dinas pertanian...
mian klo ga nangkep maksutnya yack....
kak, lagiiiiiiii.....
BalasHapusxixixixixiixi...
lanjutin terus yag =wie=
mbak..ayo lanjut..
BalasHapuswahh akhirnya baca lanjutannya jg..
nti yg chapter 15 jgn lama2 y mbak..tmbh penasaran soalnya..
mbak,jngan lama-lama ya mbak bikin ff nya..
BalasHapusgak sabar mo baca terus..
abis keren bnget ceritanya..
^_^
mampir buat baca cerit seru ini.... nuhun mbak Mee... ^.^
BalasHapuspenggemarna banyak nih Nyak..aku comment nih nyak ga silent hehe
BalasHapuswakakakak...
BalasHapusiya teh Na..
rame...
tengkiyu...
yg dah pd baca...
hiks, moga inet ga lola..
coz kmrn inet Lola..
buka blog lemod sangad...
wah....makin seru nih...duh jangan lama2 ya u/chap 15 nya, gak sabarrr....
BalasHapuskak, chap 15 koq blom ada xixixixixixi....
BalasHapusga sabar niy ;p
mbak dilanjuti lagi yahhh....di tunggu chap 15 nya..klo bisa jangan lama2..ehehehe...coz penasaran banget...ceritanya juga bagusss...
BalasHapusmbak,kapan di bikin chap 15 nya ?
BalasHapusgak sabar nih nunggu klanjutannya..
cepetan mbak..jangan lama-lama ya mbak..
^_^