Jumat, 03 Desember 2010

(FF) MY LADY...... Enam Belas

Cast :
Jang Geun Suk as Prince Shin Young
Hwang Mi Ra as Princess Hwang
Kang Man Bok as Prince Shin Assistant
Lee Yoo Hye as Princess Hwang Assistant
Shin Mae Ri as Maid
Jung Ji Ae as Maid

Sebelumnya,
"Putri Hwang pernah jatuh dari kuda seminggu sesudah rombongan Mr. Dunt datang??" terang Yoo Hye takut.
"Selama itu?? Yoo Hye bagaimana bisa kalian menyembunyikan ini dariku..."Shin marah.
"Bagaimana bisa kau menyembunyikan sakitmu Putri... bagaimana bisa kau menyimpan semua apa yang kau rasakan... sekarang kau tidak sendiri, banyak orang disekelilingmu..."Shin bicara sendiri menatap Mira.
"Tidak bisakah anda melakukannya sekarang Dr. Kim... Pangerang sedang keluar kota dalam beberapa hari baru kembali.. tolong lakukan sekarang aku tidak ingin mengganggu tugasnya.." pinta Mira.
"Pangeran, maksudku aku ingin mengajakmu ke..."
"Putri, aku bilang aku tidak akan mengganggumu, jadi tolong jangan ganggu aku dengan semua ulahmu..."ucap Shin keras membentak Mira.
"Pangeran, aku pergi... hari ini aku ingin mengenakan hanbok pemberian anda... maaf bila selalu merepotkanmu... mungkin ini terakhir kalinya... maafkan aku..."Pamit Mira.

#16,
"Ahjumma... Aku pulang.... Ahjumma, ini Hwang Mi Ra kembali... "teriak Mira memanggil pengasuhnya.
"Nona.... "Ahjumma membukakan pintu. "kau dari makam, sudah merayakannya... mengapa sendiri? suamimu?..."Ahjumma memberondong pertanyaan pada Mira yang datang dengan mengenakan hanbok namun sendiri.
"Ahjumma.... ahjumma, aku ga sanggup..."Mira langsung menangis dipelukkan pengasuhnya.

Mira tidur dipangkuan pengasuhnya yang mengusap lembut rambut Mira.
"ahjumma, bila aku tidak kembali ke Istana... apa mereka kecewa (orang tua)... ahjumma, apa aku selalu merepotkan, selalu menyusahkan semua orang...?" Tanya Mira.
"Apapun keputusan Nona, mereka pasti bisa mengerti... Nona, tidak pernah menyusahkanku.. semua nona lakukan sendiri.. Nona begitu mandiri sampai aku tidak tahu kapan nona terluka bersedih hati, karena selalu senyum ini yang ada diwajah putriku ini.."jawab Ahjumma menunjuk sudut bibir Mira yang tersenyum.
"Apa nona tidak mencintai Pangeran Shin?" Tanya ahjumma.
"Ahjumma, apakah aku harus mencintainya.. apa setiap pernikahan harus ada cinta.. Ahjumma, aku tidak pernah merasakan bagaimana jatuh cinta, bagaimana rasanya dicintai, bagaimana rasanya cemburu... Ahjumma, apa aku harus mencintai suamiku.."Mira memandang ke langit sementara Ahjumma terus mengusap kepalanya.

"Bagaimana sikap Pangeran padamu nona?"
"Terkadang dia begitu menyebalkan hanya memikirkan dirinya sendiri.. terkadang dia begitu menyenangkan walau tak terlihat namun tersirat ia begitu melindungi dan mengkhawatirkanku, aku menyukai wajahnya saat ia cemberut dan hilang kata2 kala menyerah dengan ledekanku, aku menyukai caranya melindungiku, aku seperti memiliki seorang Oppa, namun kini aku lebih sering merasakan sakit bila ia memarahiku, membentakku, berteriak padaku... aku seperti benalu pengganggu untuknya, aku seperti orang yang tidak ada gunanya dihadapannya.. ahjumma, hatiku terlalu sakit saat ia memarahiku didepan orang lain... aku lebih merasa nyaman saat dia bersikap dingin kepadaku.. namun saat ia mulai berteriak dan membentakku aku merasakan sakit dan sesak didada ini... begitu hinanya aku untuknya ahjumma, aku tidak ingin kembali padanya, ahjumma aku ingin sendiri..."Mira menitikkan airmata membalikkan wajahnya menangis diperut pengasuhnya.

"Nona Hwang... kau mencintainya... kau mulai menyintainya... kau mulai tergantung padanya... kau mulai merasakan sakit saat ia tidak menganggapmu ada... mulailah buka hatimu, lihat dan rasakan cintamu anakku... kebersamaan selama dua tahun seringnya bertemu, kalian pasti bergantung satu sama lain, aku yakin Pangeran juga merasakan sakit dihatinya saat tidak melihat senyum diwajahmu, saat kau tidak meledeknya, saat kau mendiamkannya... Tuan Besar, Cucumu sedang jatuh cinta..."Ucap ahjumma tersenyum.
"Ahjumma, apa benar yang ahjumma bilang... apa itu namanya jatuh cinta.."Tanya Mira.
"Sekarang, apa kau merasa kesepian, tidak ada orang yang ingin kau ganggu, tidak ada orang yang ingin kau goda, tidak ada orang yang memarahimu, menemanimu, mengkhawatirkanmu...?"Tanya Ahjumma, Mira menganggukan kepala.
"Itu namanya jatuh cinta anakku sayang... kau mulai tergantung padanya, salahmu tidak pernah merasakan jatuh cinta, tapi malah langsung menikah... Istirahatlah, semoga Pangeranmu datang menemuimu dalam mimpi.. aku yakin dia juga sedang bersedih hati karena kau tidak menggoda dan mendiamkannya... kalian pasangan yang aneh, tidurlah... Hanbok ini, mirip hanbok yang kau buat dari kain yang ditinggalkan ibumu..."tanya Ahjumma.

"Hmm, ini pemberiannya waktu kami menikah, aku juga tidak menyangka kalau mirip, hanbokku kini aku berikan pada isteri duta besar... ahjumma, karena hanbok ia membentakku depan orang lain, padahal aku menyimpannya, menyimpan semua pemberiannya... untuk pertama kalinya sejak menjadi istrinya aku merasakan sakit karena omelannya... ahjumma, benarkah aku mulai mencintainya... dia pernah terluka ahjumma, aku hanya sebatang kara, aku takut bila apa yang ahjumma bilang itu benar.. aku tidak ingin sakit hati dan menyakitinya lagi... ahjumma, hatinya sudah lama beku pasti dia tidak ingin jatuh cinta padaku.. diawal pernikahan perjanjian kami hanya menjadi pendamping satu sama lain dan membahagiakan Ibu Suri, Permaisuri, juga Yang Mulia... sampai hari ini aku masih memegang janjiku, kalaupun aku mulai jatuh cinta, aku ingin melupakannya ahjumma, aku sudah janji padanya dan aku tidak ingin ia terluka lagi.. lagipula ada gadis yang masih menunggunya.. ahjumma, suatu hari aku pasti harus pergi darinya bila memang aku mencintainya atau cintaku terlalu besar untuknya..."Ucap Mira pergi kekamar meninggalkan pengasuhnya.

"Dia benar2 sedang jatuh cinta, akhirnya Putriku jatuh cinta..."Bisik ahjumma tersenyum.

Istana Gwanshim,
"Man Bok ahjussi, apa Putri ikut bersama Pangeran...?"Tanya Yoo Hye ditelepon.
"Tidak, Putri Hwang tidak bersama Pangeran... Putri pergi sendiri saat Pangeran pergi, tanya Mae Ri ia melihat Putri Pergi... Ada apa... Lee Yoo Hye, apa terjadi sesuatu dengan Putri..."Tanya Man Bok.
"Aku tanya pada Mae Ri dulu, aku belum bertemu dengannya dari pagi hingga malam ini...nanti aku kabari ahjussi.."

Pulau Jeju,
"Ada masalah Kang Man Bok...?"Tanya Shin yang selesai mandi dan duduk dimeja kerjanya.
"Yoo Hye, menanyakan Putri..."Jawab Man Bok. "Putri...?? Belum kembali??" Tanya Shin melihat jam.
"Sudah malam... tanyakan kembali apa ada kabar tentang Putri.. udara dingin, Putri bisa sakit..."Perintah Shin.
"Putri pergi dengan membawa berbagai perbekalan seperti akan merayakan sesuatu Pangeran.."Lapor Man Bok beberapa saat setelah menelpon Yoo Hye.
"Perayaan???"Shin bicara sendiri. "Istirahatlah Kang Man Bok, aku juga lelah..."Ucap Shin meletakkan dokumen dimeja kerjanya dan diam berdiri diluar kamar.
"Perayaan? dia tidak mengatakan apapun tentang perayaan....."Shin bergumam sendiri, Tiba2 Shin ingat....

"Bisakah kau ijinkan aku untuk pergi ke...."
"Pangeran, maksudku aku ingin mengajakmu ke..."
"Man Bok Ahjussi... tolong jaga Pangeran Shin, jangan biarkan ia lelah dan terlalu banyak bekerja... aku titip pada anda, ahjussi..."
"Pangeran, aku pergi... hari ini aku ingin mengenakan hanbok pemberian anda... maaf bila selalu merepotkanmu... mungkin ini terakhir kalinya... maafkan aku..."

"Mira... Hwang Mi Ra...."Shin bergegas masuk kedalam kamarnya dan berganti pakaian, ia keluar kamar hotelnya.
"Kang Man Bok... "Shin mengetuk Pintu kamar Man Bok. "Pangeran..."
"acara besok... katakan apa acara besok..."Tanya Shin Panik. "Hanya penandatanganan kerja sama... ada apa Pangeran?" Tanya Man Bok. "aaaaargh.... Hwang Mi Raaaa...... "Shin memukul dinding kamar hotel Man Bok melampiaskan kekesalannya, Man Bok bingung melihat ulah Pangerannya.

"babo... argh... mengapa bisa aku tidak menyadarinya... Putri Hwang... Hwang Mi Ra... mengapa aku bisa sekasar itu padanya... hari itu ia mengajakku keperayaan apa... hanbok, hanbok itu masih ada padanya, dia mengenakan itu.. Putri Hwang perayaan apa sebenarnya... babo Shin Young... aku benar2 tidak mengenal siapa wanita yang selama dua tahun ini ada bersamaku... Hwang Mi Ra, mengapa aku harus gelisah memikirkanmu... apa aku benar2 mulai mencintainya, mulai bergantung padanya, selalu ingin dia ada disisiku... jika benar dia pergi.... Hwang Mi Ra... Putri Hwang, apa benar ia ingin pergi dariku, tidak tahan dengan ulahku..."Shin tidak tidur, pikirannya hanya tertuju dan mengingat seluruhnya tentang Mira.

Kediaman Mira,
"Ough, Nona Hwang... anda kembali... "
"Nde Jung Woo ahjussi... ambil jeruk hari ini... "sapa Mira pada seorang pedagang yang biasa mengambil hasil perkebunannya.
"Ini uangnya Nona... aku buru2, istri Nae Sang akan melahirkan..."ucap Ahjussi sambil memberikan uang pada Mira
"benarkah?? oh, chukae.. bawa ini untuk istrimu Ahn Nae Sang-ssi..."Mira mennyerahkan sekerang buah dan sayuran.
"gomawo agashi..."Nae Sang membungkuk. "Ahjumma, sedang pulang? aku tidak melihatnya..?"tanya Jung Woo.
"Nde ahjussi, lusa baru kembali..."jawab Mira.
Sesaat mereka pergi, Mira menuju perkebunannya yang berada dibelakang rumahnya, ia kembali menyibukkan diri mengurus peninggalan orang tuanya.

Pulau Jeju,
Shin menyelesaikan segalanya dengan lebih cepat dari jadwal sebelumnya, ia segera kembali ke istana Gwanshim dan bertemu dengan Yoo Hye. "Putri Hwang sudah kembali? Ibu Suri juga Permaisuri tidak tahu berita ini bukan?"tanya Shin pada Yoo Hye dikamar Mira.
"Belum Pangeran, Ibu Suri juga Permaisuri mengira Putri pergi bersama Pangeran.... "Jawab Yoo Hye.
Mata Shin tertuju pada kalender yang bersebelahan dengan foto keluarga Mira, Perayaan Kematian Orang Tua Mira, melingkar ditanggal dimana ia pergi ke Pulau Jeju juga Mira berpamitan padanya.
Shin langsung pergi meninggalkan istana Gwanshim memacu kendaraannya dengan cepat, ia berhenti didepan gerbang makam orang tua Mira saat sore hari, namun kembali memutar memacu kendaraannya menuju kediaman Mira.

Kediaman Mira,
Shin menghentikan kendaraannya, dalam mobilnya ia memandang rumah Mira yang sepi, tidak terlihat orang sama sekali. Shin keluar dari dalam mobil berjalan perlahan memasuki halaman rumah Mira, lama ia berdiri didepan rumah yang sepi itu, hingga ia mendengar suara disebelah rumah. Raut wajah Shin yang panik dan tegang berubah, ia menghela napas panjang saat menemukan Istrinya yang sedang menanam. Mira tidak menyadari seseorang datang mendekatinya, ia asyik membuat lubang ditanah untuk mulai menanam benih tomat dihalaman samping yang tak terpakai. Saat ia bergerak mundur menaburkan benih....
"Perlu bantuan.. aku memang bukan petani, dan tidak mengerti bercocok tanam, tapi bisakah kau mengajariku.."Ucap Shin yang mengejutkan Mira. "Pangeran......"
"Aku mau bantu, boleh tidak? Istriku punya perkebunan besar, jadi aku ingin juga bisa berkebun agar bisa membantunya.. bisa ajari aku nona...?"tanya Shin meledek Mira sambil tersenyum.
"sebentar..." jawab Mira mengambil sepasang Boot.

Mira duduk bertopang lututnya ditanah, ia mengangkat kaki kiri Shin membuka sepatu dan kaos kakinya, Mira meletakkan kaki Shin diatas pahanya kemudian menggulung celana bahannya dan memakaikan boot, begitu juga dengan kaki kanannya. Shin awalnya risih akhirnya diam karena Mira menahan kakinya meneruskan pekerjaannya mengganti sepatu Shin. Mira bangkit dibantu Shin dengan menggapai tangannya, Mira kemudian menggulung kemeja Shin hingga diatas sikunya dan memakaikan celemek, Shin diam tidak bicara sama sekali, ia hanya menikmati pelayanan istrinya, pandangannya tak lepas dari Mira. "Sudah... kemarilah biar cepat selesai, hari sudah sore.."Mira menarik tangan Shin.

Ia mengajai Shin membuat lubang untuk menanam benih pada tanah yang sudah diberi pupuk olehnya, Shin langsung mempraktekkan apa yang dikatakan Mira. "Kurang dalam, nanti akarnya tidak cukup kuat menunjang, ini ada tanda.. ini jadi panduan untukmu Pangeran..." Mira menerangkan kesalahan Shin dan memperbaiki.
Dua jam berselang semua benih tertanam, Mira menyiapkan air panas untuk Shin mandi, Shin hanya duduk diam melihat semua apa yg dilakukan Mira.
"Mengapa dia bisa seolah2 tidak terjadi apapun... Mira, bagaimana bisa... seharus dia bisa saja marah karena aku terakhir kali meneriakinya hingga terdengar oleh mereka, harusnya ia marah karena aku tidak menemaninya saat ia berdoa dihari kematian orangtuanya... sikapnya seperti tidak terjadi apa2 walau dia banyak diam.."Bisik Shin dalam hati.

"Kemarilah... air hangatnya sudah siap..."Panggil Mira pada Shin.
"Maaf... Buka bajumu Pangeran biar aku membersihkan tubuhmu.."Ucap Mira saat mellihat Shin bingung.
Mira membuka kemeja Shin lalu buka singlet yang dipakainya, Shin tampil telanjang dada dihadapan Mira, sejenak Mira diam tertunduk merasa risih melihat tubuh Shin untuk pertama kalinya, Shin sedikit menunduk mencari pandangan Mira yang membuang pandangannya dari Shin. "Kau yang meminta mengapa sekarang harus berpaling Putri..."ledek Shin.
"Duduklah dikursi kecil itu... aku akan membersihkanmu..."ucap Mira datar.

Mira mulai membasuh kepala Shin dengan air dan mengeramasinya, kemudia Mira melap punggung Shin, Laki2 itu hanya diam menikmati perlakuan Istrinya yang memanjakannya hari ini, tiba saat Mira membersihkan dada Shin, Shin terus tidak melepaskan pandangannya pada gadis itu, Mira sedikit melirik namun ia langsung kembali pada aktifitasnya menghindari tatapan Shin. Mira mengeringkan tubuh Shin dengan handuk, lalu ia mencuci pakaian Shin tadi, Shin masih terus melihat apa yang dilakukan istrinya, Shin mengalungkan handuknya dan perlahan mendekati Mira yang mengisi air membilas pakaian Shin. Shin menarik tuas penampung air tepat diatas mereka saat ia mendekat pada Mira dan.....

Byuuuuuuuuur.....

"Oppa.... humph... Shin Young Oppa.... "Jerit Mira melap wajahnya yang basah. "Panggil lagi... Oppa?? mengapa harus basah baru kau teriak "OPPA"... katakan lagi... oppa..."Wajah Shin mendekati wajah Mira yang basah. Mira menghindar pergi dari hadapan Shin yang tersenyum puas.

Malam Hari,
"Aku tidak masak... kita makan di Pojangmacha, sup buatan ahjumma itu sangat enak... ayo..."Ajak Mira menarik tangan Shin yang duduk diberanda sambil menikmati teh panas.
"desa ini terpencil... jadi tidak perlu khawatir mereka mengenalimu... tolong panggil aku Hwang Mi Ra tanpa Putri, agar tidak membuat keributan.. "ucap Mira sepanjang jalan.
"Tidak ingin pulang, kembali ke istana..."Shin mengutarakan maksudnya. "Biar aku disini dulu Pangeran.."jawab Mira.
"satu hari lagi aku temani sesudah itu kita kembali ke Istana.."Pinta Shin.
"Satu bulan, aku ingin satu bulan disini... biar aku mengurus semua peninggalan keluargaku.."ungkap Mira.
"Aku akan menemanimu disini... "jawab Shin singkat. "Pangeran tugasmu pasti banyak yang terbengkalai, biarkan aku disini... aku juga tidak akan mengganggumu..."kata Mira cemas.
"Itu Pojangmachanya... ayo, aku lapar....."Shin menarik tangan Mira, menghindari pernyataan Mira.

"Young Jin Ahjumma... sup dua..."teriak Mira sambil membantu Young Jin. "Kapan kau kembali anakku... aku merindukanmu.."Peluk ahjumma pada Mira, Shin tersenyum. "Itu suamimu... tampan... annyeong.."sapa Young Jin pada Shin. " Seo Il Ahjussi... sepertinya ahjumma menyukai suamiku, hati2..."Bisik Mira membuat sepasang suami istri itu tertawa. "Ini Sojunya, hanya satu botol untuk menghangatkan tubuh.. tidak boleh lebih..."Ucap Mira menyediakan Soju pada Shin. "Mengapa ahjumma dan ahjussi itu memandangku... apa wajahku seperti penjahat yg akan menculikmu?" Tanya Shin. "aku beritahu yang sejujurnya... mereka bilang kau tampan suamiku..."ujar Mira. "Begitukah?? Mengapa harus orang lain yang mengatakan aku tampan tapi istriku tidak..."Jawab Shin meminum segelas Soju.
Mira membungkuk diatas meja mendekati wajah Shin dan memperhatikan dengan seksama, Shin meletakkan gelasnya melipat tangannya dan mendekati wajah Mira, jarak mereka begitu dekat bahkan ujung hidung hampir bersentuhan, Mira mengernyitkan dahinya terus memandan Shin. "Ternyata tampan Juga... oh, bagaimana aku baru menyadari kalau memiliki suami yang tampan... "Mira langsung mundur menjauh dari wajah Shin saat laki2 itu hampir mendekati bibirnya.
"Ini Supnya... selamat makan..."Ucap Mira menyediakan makanan pesanan mereka.

Shin diam dan bingung dengan makanan dihadapannya, Mira melihat itu segera berpindah tempat duduk disebelah Shin dan membantu mengaduk dan menyajikan makanan untuk Shin. "Ini... tinggal disuap saja.."Mira memberkan mangkuk Sup pada Shin. "aku ada belut panggang... cobalah, ini sangat bagus apalagi untuk pengantin baru seperti kalian..."Ucap Ahjumma. "Jangan Ahjumma.... "Ucap Mira menghalangi. "Aku sangat menyukainya, berikan padaku ahjumma... "Ucap Shin bersemangat. "Oh, apa jadinya malam ini dikamar kalian... mengapa keduanya begitu bersemangat..."ledek ahjumma memberikan belut panggangnya namun langsung direbut Mira dan memakannya habis.
"Yak! bagaimana kau bisa menghabisinya tanpa berbagi denganku.. harusnya aku yang memakan.."protes Shin pada Mira. "Tenang... ini untukmu... makanlah, nanti layani istrimu dengan baik..."Ucap ahjumma tersenyum memberikan porsi terakhir pada Shin yang langsung melahapnya. Mira hanya memandang Shin yang tersenyum menang tanpa bicara dengan sumpit yang masih diujung bibirnya.

Keduanya kembali berjalan sekembalinya dari pojangmacha, Shin meraih tangan Mira dan menggenggamnya erat. Mira hanya melihat dan membiarkan ulah Shin. "Besok kembalilah ke Istana Pangeran... barkan aku disini.."Ucap Mira memecah kebisuan mereka. "aku akan menemanimu hingga kau mau kembali ke istana, lagi pula desamu tempat yang sangat nyaman, aku juga ingin beristirahat menghilangkan penat..."Jawab Shin santai menatap langit sambil memainkan gandengan tangan mereka. "Pangeran, tapi itu tidak baik... tugasmu akan terbengkalai, kasihan Yang Mulia.."Ucap Mira memelas mencairkan sikap Shin yang keras kepala. "Kau kasihan pada Yang Mulia tapi kau tidak kasihan padaku..."ujar Shin melepaskan pegangannya lalu berjalan mendahului Mira.

"Pangeran.. aku hanya tidak ingin merepotkanmu..."Mira mengejar Shin dan menggandeng tangan suaminya itu. Shin diam ia meraih tangan Mira mengepalnya didadanya.

"Itu pakaian gantimu.. tempat tidur sudah kurapikan, ini air minum bila kau haus.. beristirahatlah..."Ucap Mira menyiapkan kamar untuk Shin.
"Kita tidur terpisah, apa gunanya belut dari ahjumma tadi..."ledek Shin santai.
"Jangan berpikir yang macam2 Pangeran.... Kita terbiasa tidur terpisah... tidurlah.."Jawab Mira cemberut.
"Putri Hwang...."Shin menghentikan langkah Mira yang hendak meninggalkannya.
"Ini hadiah untukmu... maafkan aku, karena tidak pernah mengetahui hari ulang tahunmu..."Ucap Shin menunjukkan kalung berliontin meteor ditengah lingkaran garis galaxy.
"Pangeran, tidak perlu repot..."Ucap Mira sedikit terkejut dan menolaknya. "angkat rambutmu... "Pinta Shin yang memasangkan kalung itu dileher Mira.

Shin membalikkan tubuh Mira yang memunggunginya, ia menatap kalung yang dikenakan istrinya itu, Shin memegang pundak Mira erat dan memandang wajah Mira. "Bukan maksud mengurungmu bagai meteor ditengah itu, tapi aku kam semua membuat lingkaran untuk melindungi dan selalu bersamamu dimanapun Hwang Mi Ra..."Ucap Shin menerangkan arti liontin itu pada Mira. "Terimakasih Pangeran, harusnya anda tidak perlu repot..."Ucap Mira tersenyum.

Shin merapatkan tubuhnya pada Mira, ia terus menatap tajam istrinya tersebut, Mira mundur hingga merapat pada pintu kamar, Shin tiba2 mencium bibir Mira yang masih rapat. Mira terkejut mendorong tubuh Shin menjauh darinya. "Pangeran, apa yang anda lakukan.... hump..."Ucap Mira terhenti saat Shin kembali mencium bibirnya.
Ia Mencium bibir bawah Mira dengan lembut kemudian menggoda bibir atas istrinya itu, Shin makin merapatkan tubuhnya ia merangkul pingang Mira, ia terus mencium lembut bibir istrinya dengan lembut. Mira yang beberapa terdiam tidak tahu berbuat apa, akhirnya sadar dan menahan dada Shin dengan kedua tangannya melepaskan ciuman suaminya itu, lalu menatapnya tak percaya dengan apa yang dilakukan Shin, keduanya saling berpandangan.


BERSAMBUNG..............
wakakakakakak, nyak kasih dah tu Kissu....

FYI :
EELs pasti dah tau klo si Mr. Jang ini suka banget ma belut makanya nyak masukin tu belut di ini Part..
dah niat banget dari awal punya ide ni epep...
cuma apa dan kenapa yang terkandung di Belut... ini die...
Belut memiliki kandungan PROTEIN TINGGI yang baik untuk membantu meningkatkan daya tahan tubuh dan energi.
Selain itu Belut juga mempunyai manfaat lain yaitu kandungan afrodisiak atau pembangkit gairah seksual terutama bagi kaum lelaki. *makanya tu ahjumma ngebet bgt ngasih hadiah ni makanan buat Shin, biar ehem2 dah*
wakakakakakak, tadi siang sempetin nanya ma temen soale lupa nama kandungannya yang bikin gairah ntu....

8 komentar:

  1. waaaa tambah seruuu!
    nuhun Nyak...


    ai rf

    BalasHapus
  2. wah mbak..tmbh keren critax..
    palagi adegan terakhirx..
    bikin perasaan jd gmn gitu..

    =)

    BalasHapus
  3. hohohohoho...keren mbak
    jadi makin penasaran lanjutannya nech

    vio ;D

    BalasHapus
  4. knp ga di tambahin,, dan akhir na.... wkwkwk,,..
    wah,, seneng na mereka dah akur,..
    huah,, penasarn na lanjutan'y...
    semangat yah mba,..

    _nie_

    BalasHapus
  5. mbak..lanjutin y ceritanya..
    seu loh mbak..

    BalasHapus
  6. Euheum euheum... NCNC volume ringan mulai action niey.. Hehehe...^_^

    BalasHapus
  7. Saran nih buat nyak, kalo bisa di jadwal aja hr apa gitu uploadnya supaya para pembaca gak nagih mulu tuh nyak.

    BalasHapus
  8. xixixixi......
    bgus bnget...
    uda ngikutin my lady lama tapi bru bsa ksi komen..

    tq..keren bnget..

    BalasHapus