Senin, 13 Desember 2010

(FF) MY LADY...... DELAPAN BELAS

Cast :
Jang Geun Suk as Prince Shin Young
Hwang Mi Ra as Princess Hwang
Kang Man Bok as Prince Shin Assistant
Lee Yoo Hye as Princess Hwang Assistant
Shin Mae Ri as Maid
Jung Ji Ae as Maid
Choi Hyun Na as Reporter


Sebelumnya,
“Pangeran, anda sudah menjadi sosok itu… aku mendoakan itu karena aku melihatmu.. tetap jadi Shin Young yang aku kenal…”jawab Mira duduk dibawah Shin memegang tangannya.
“tapi apa gunanya, aku selalu menghilangkan senyum diwajahmu dengan ucapan kasarku, bahkan kini kau ingin pergi dariku… untuk membawamu kembalipun aku tidak bisa… semoga bayi itu bisa menjadi seorang yang membanggakan orang2 disekelilingnya tidak seperti aku yang terlalu egois…”Ucap Shin datar sambil menatap Mira.
"Kemarin bukan sudah lihat bagian atas tubuhku ini, mengapa sekarang kau harus membalikkan badan saat melihatnya kembali, takut??"ucap Shin.
"Hwang Mi Ra... tidak ingin lagi menjadi istriku? bila iya, aku tidak akan mengganggumu lagi..."Shin memegang wajah Mira menunggu jawaban darinya.
"Aku sudah menjadi istrimu sekarang dan selamanya... oppa.."
Shin berkali kali mengecup bibir Mira,Ibu jari Shin mengusap lembut wajah Mira,Shin yang masih memegang wajah Mira mencium kening istrinya lalu ikut menunduk hingga kening dan ujung hidung mereka beradu, Keduanya kemudian berpelukan.


#18,
"Yoboseyo... nde... kalian bertanding dimana? aku masih dijalan... baiklah.."ucap Mira ditelepon genggamnya.
"Oppa..."Ucap Mira. "Aku tau... kita kesana, kau rindu murid2mu... aku turuti Nona Hwang.. hari ini Full aku melayanimu.."Ucap Shin tersenyum.
"kamsahamnida, Shin Young-ssi.... nanti aku turuti apa yang kau mau setelah ini, sebagai ganti atas pelayananmu hari ini..."jawab Mira tersenyum. "Promise...??"Shin meyakinkan. "Promise... trust Me.."ucap Mira memberikan dua jarinya.


Gelanggang Olahraga,
"mengapa menatapku seperti itu.... ada yang aneh, atau curiga dan takut kalau muridmu nanti menyukaiku..."ucap Shin pada Mira yang memperhatikannya. "baguslah kalau muridku menyukaimu... berarti suamiku memang tampan hingga banyak yeoja yang menyukainya... ayo, penampilanmu juga sudah tidak terlihat seperti seorang Pangeran.."ajak Mira keluar dari mobil. "Tapi mengapa menatapku seperti itu..."Tanya Shin penasaran sambil berjalan masuk kedalam.

"Sepertinya aku mulai menyukaimu...."Bisik Mira segera berlalu meninggalkan Shin yang terdiam mematung saat Mira melihat murid2nya sedang menunggunya. Mira yang sudah masuk kedalam ruangan pertandingan keluar kembali mencari suaminya yang tertinggal, "Shin Young Oppa..."panggilnya.
"ayo, kita sudah menang... cepat..."Mira menarik Shin yang masih terdiam, Shin hanya mengikuti langkah istrinya.


Shin duduk disebelah Mira, wajah Mira begitu bersemangat senyum dan tawanya begitu lepas terkadang ia memegang tangan Shin saat tegang kala muridnya membawa bola mengumpulkan poin. Shin tersenyum sendiri dan banyak diam, ia mesih teringat ucapan Mira. "oppa aku turun sebentar menemui mereka... senangnya sekolahku menang..."Mira berbisik pada Shin karena suara gaduh yang pecah merayakan kemenangan mereka.


"Nona Hwang........ akhirnya anda datang...."seru murid2 Mira.
Shin memperhatikan Mira dari jauh, keceriaan dan tawanya benar2 lepas, para murid itu begitu damai dan nyaman merangkul juga memeluk Mira. Mira memperlakukan mereka bagai adik anak untuk dirinya, begitu harmonis hubungan guru dan murid ini. Seseorang datang ditengah2 kumpulan murid itu, Shin menatap tajam kearah kerumunan perayaan itu, ia begitu terganggu dengan pandangan laki2 yang berada disana pada istrinya.

"Tuan Kim... Daniel Kim... akhirnya ia bertemu nona Hwang kembali, sayang Nona Hwang sudah menikah... andai belum mereka pasti pasangan yang serasi..."ucap seorang siswi yg didengar Shin.
"wajah Tuan Kim begitu tampan karena wajah bulenya... ah, Nona Hwang beruntung sekali disukai tuan Kim... sekarang menikah dengan Pangeran tampan pula.. benar2 beruntung..."ucap siswi yang lain tanpa menyadari Shin dibelakang mereka. Shin terus memandang laki2 itu.

"Nona Hwang.... "sapanya. "Oh, Tuan Kim... anda kembali, karena bimbingan anda sekolah kita bisa juara..."balas Mira.

"Nona Hwang, itu berlebihan mereka memang berbakat, benarkan..."tanya Daniel pada muridnya.
"Benar... kami benar berbakat nona Hwang.... ayo kita foto bersama mumpung Nona Hwang datang..."ucap Han Go Be.

Mereka berfoto bersama Mira dan Daniel, para murid menempatkan mereka berdekatan, dari jauh seseorang terus memandang. "Oh, tunggu sebentar aku ingin mengajak seseorang berfoto... "ucap Mira berlari menaiki anak tangga bangku penonton.


"Ayo.. kita foto bersama dengan mereka.."Mira menarik tangan Shin yang bingung selagi asyik memandang Mira dan Daniel. Dua siswi yang membicarakan Mira dan Daniel terbengong karena tidak menyadari sang Pangeran ada dibelakang mereka. Mira menggandeng tangan Shin kuat membawanya ketengah lapangan.

Murid2 membungkuk memberi hormat pada Shin, "Jangan sebut Pangeran, kami kemari tanpa kawalan... Hmm, Tuan Kim ini suamiku Shin Young.. Oppa, ini Tuan Daniel Kim guru olahraga freelance yang mengajari mereka hingga meraih kemenangan..."ucap Mira masih menggandeng tangan kiri Shin dan menyembunyikannya dibelakang pinggangnya.


"Shin Young..."Shin mengulurkan tangan kanannya. "Daniel Kim, senang bertemu dengan anda..."balas Daniel.
"Ayo, kita berfoto bersama...."Ucap Han Go Bae. Mira merangkul mesra pinggang Shin dan bersandar didadanya, Daniel sedikit menyingkir memberi jeda jaraknya dengan pasangan itu.


Istana Gwanshim,
"sudah hampir pagi... badanku pegal semua, baru terasa sekarang..."keluh Mira.
"kugendong..., wajahmu mulai pucat... dingin??"Tanya Shin pada Mira.
"Hari ini aku benar2 dimanja... hmm, ayo gendong aku...."jawab Mira sambil membuka tangannya untuk digendong.
Shin menggendong Mira kedalam istana, tiba dikamar Mira," Mengapa mereka tidur disini.. apa menungguku datang?"ucap Mira turun dari gendongan Shin melihat ketiga pelayannya terlelap ditempat tidurnya.
"Mereka khawatir kau tidak kembali... tidur dikamarku..."bisik Shin. "Heh, biar aku tidur dengan mereka.."jawab Mira.

"Kenapa Khawatir?? aku suamimu apa yang kau takutkan... Ayo.."Ucap Shin kembali meraih pinggang Mira.

Mira berganti pakaian menggunakan kemeja Shin yang kebesaran, "Lihat mengapa bentukku seperti ini.."ucap Mira yang meregangkan tangan menunjukkan betapa besar pakaian yang digunakannya.
Shin tersenyum melihat ulah istrinya, "tidurlah... aku mengecek dokumen dn pekerjaan sebentar ya..."jawab Shin membimbing Mira ketempat tidur dan menyelimutinya.



Shin duduk di Sofa mengecek pekerjaannya, Mira memandangnya dari tempat tidur. "Oppa, apa kau terbiasa mengerjakan pekerjaanmu dikamar sebelum kau tidur..?" Tanya Mira.
"Hmm, kau tidak menyukainya..?"Tanya Shin kembali. "Kalau memang perlu lanjutkan, tapi jangan terlalu sering, tubuh dan matamu juga Perlu beristirahat... aku menyisakan tempat untukmu, tidurlah disini.. Malam Oppa..."jawab Mira yang kemudian memejamkan matanya.
Shin tersenyum kecil mendengar ucapan Mira sambil memandangnya, tak lama menutup laptopnya dan menghampiri Mira yang tertidur, merapikan selimut juga rambut yang menutup wajahnya kemudian ia mencium kening Mira.


Pagi Hari,
"Putri... Putri Hwang... kami khawatir sekali..."Mae Ri menjerit saat melihat Mira, mereka langsung berpelukan.
"Miane, aku membuat kalian khawatir... kalian tidak menyisakan tempat tidur untukku... tidur kalian pulas sekali, ayo aku mau mandi.."ucap Mira pada ketiga pelayannya.

"Black..........."teriak Mira melihat kudanya saat diluar istana bersama Shin.
Sadar teriakannya terlalu kencang hingga membuat orang sekitarnya terkejut dan memandangnya, Mira bersembunyi dibalik punggung Shin. "Maaf... kelepasan... oppa, maaf..."bisik Mira menundukkan wajahnya dipunggung Shin.

"bawa kemari ahjussi.... tidak apa, kau merindukannya..."jawab Shin menarik Mira dipeluknya.
"Black... merindukanku atau merindukan Pangeranku..."ucap Mira menggangkat tangannya juga mengangkat tangan Shin agar Black memilih. Black mengusapkan kepalanya ditelapak tangan Mira.

"YAK! aku yang memeliharamu dari kecil mengapa kau malah memilih istriku... ini benar2 tidak adil.."Shin protes memarahi Black, semua pelayan pengawal juga tersenyum melihat ulah Pangeran dan Putri mereka.
"Mau berkeliling sebentar menunggu makan malam??" ajak Shin, Mira menganggukkan kepalanya.


Shin menaiki Mira ke punggung Black terlebih dahulu, baru kemudian ia naik memeluk Mira dan mengendalikan Black lalu berhenti ditempat biasa Mira membaca ditemani Black.

"Kemari..."Shin mengundang Mira tidur dipahanya, rok Mira tersingkap karena hembusan angin, Shin segera menutupnya dengan kemeja luar yang dikenakannya.
"Sebentar lagi kita akan sibuk... Yang Mulia akan berulang tahun... syukurlah kau kembali...ucap Shin pada Mira yang memejamkan matanya dipangkuan Shin.

"Aku akan berbuat apa untuk ulang tahun Yang Mulia.... Oppa, mengapa mencariku.. mengapa menjemputku..."Tanya Mira yang masih memejamkan mata.
"salah bila aku menjemput istriku yang pergi untuk kembali kerumahnya..?"Tanya Shin.
"Oh karena itu.. miane oppa.. aku selalu membuatmu susah... "jawab Mira singkat. "Kau ingin aku menjawab apa Putri... aku ingin tau maksud perkataanmu saat sebelum menonton basket semalam.."tanya Shin penasaran.

"Hmm, yang mana.... yang sepertinya aku menyukaimu...? yang itu oppa..."tanya Mira menengadahkan kepala melihat wajah Shin. "Hmmm...."Ucap Shin. "lupakanlah, aku hanya becanda.. maaf bila membuatmu bingung.."jawab Mira datar lalu bangkit dari tidurnya.
"Ayo.. sudah senja, nanti Ibu Suri menunggu..."ajak Mira memberikan kemeja Shin.


"aku berharap itu nyata Putri, bukan sekedar candaanmu..."bisik Shin dalam hati.

"Karena aku istrinya ia menjemputku... ia masih menutup hati, lebih memikirkan istana ketimbang hatinya.. aku tidak akan berharap lebih.. ahjumma dugaanmu salah ahjumma... aku tetap pendamping untuknya, aku hanya baru merubahnya kembali seperti Shin yang dulu seperti yang diceritakan Yoo Hye dan Mae Ri, mengembalikan senyumanya seperti dulu untuk istana ini... aku harus melupakan perasaanku padanya, ahjumma kini aku mengerti rasanya mencintai dan kecewa..." Mira melamun sepanjang perjalanan kembali ke Istana.


Minum Teh Sesudah Makan Malam,
"Mau buatkan kimchi untuk acara nanti... Pangeran bilang Kimchi buatanmu enak.. "Pinta Yang Mulia.
"Terlalu memuji Yang Mulia, buatan ahjumma disini enak kok... tapi nanti aku bantu, special untuk anda asal janji menjauhkannya dari suamiku... takut sebelum waktunya sudah habis..."bisik Mira.
"Ya, nanti aku bicara pada Permaisuri untuk tidak berbelas kasihan padanya..."Yang Mulia tersenyum.
"Bersabar menghadapi Pangeran kami, ia dulu tidak seperti ini... namun setahun belakangan ini kami mulai melihatnya kembali seperti dulu.. itu karena anda Putri... Kamsahamnida.. kau pasti banyak memanjakannya dan menuruti apa yang dimaunya.."Ucap Yang Mulia.

"Tidak seperti itu... Pangeran orang yang berbeda, aku mungkin harus sering meledeknya hingga ia hilang kata2... Puteramu itu orang yang sangat sulit dan keras kepala Abeonim... perlu cara lain untuk menaklukkan abeonim..."ucap Mira tertawa lepas sementara yang lain hanya bengong dan terkejut mendengar Mira berteriak "ABEONIM".


"Maaf.. maafkan aku Yang Mulia, aku sudah lancang..."Mira berdiri membungkuk.
"Tidak apa.. kau bebas memanggilku Putri... panggillah senyama yang kau inginkan... Abeonim? abeoji?? kalau perlu Appa..."Ucap Yang Mulia tersenyum.

"Maaf aku tidak berani... maafkan aku..."Mira mengundurkan dirinya langsung berdiri disisi Shin dan memegang tangan suaminya erat.

"Dia malu... sudahlah, terserah Putri ingin memanggil kita apa... pamit pulang?.. Kami pamit..."Ucap Shin saat Mira mengangguk.

"Mengapa diam, kalau nyaman memanggil dengan abeonim panggillah..."ucap Shin dalam perjalann ke istana gwanshim.
"Aniyeo... aku lancang... aish, malunya.. sudahlah jangan dibahas... aku akan hati2 berbicara..."jawab Mira.


Satu Bulan Sebelum Ulang Tahun,
"Aku boleh coba terlebih dahulu..."Rayu Shin.
"Tunggu sampai Yang Mulia mencobanya..."jawab Mira.
"ayolah, suamimu ini hanya meminta sedikit... Mae Ri, bantu aku.."Ucap Shin.
"Aku tidak berani... tapi yang lobak itu enak Pangeran.. aku tadi icip sedikit.."Ungkap Mae Ri.
"Yak... bagaimana kau bisa mencuri mencoba sedang aku sedikitpun tidak bisa, ayo Mae Ri rayu Putri..."Pinta Shin.

"Ini sedikit saja... kemarilah, yang jadi istrimu itu aku kenapa harus memelas pada Mae Ri..."Ketus Mira, yang menyuapi Shin.
"Yang lobak kenapa tidak suruh aku mencoba juga.."ucap Shin dengan mulut penuh, Yang Mulia, Permaisuri juga Ibu Suri yang sedari tadi memperhatikan hanya tersenyum.

"Itu belum habis sudah minta yang lain.. "Omel Mira.
"Ayolah, nanti Yang Mulia juga mengerti..."Shin merayu. Mira menyuapinya kembali hingga terlihat sisa kuah kimchi dibibirnya, Mira menyapu bibir Shin dengan Ibu jarinya, Shin kemudian menahan tangan Mira lalu mengambil kembali kuah kimchi diibu jari Mira.

"Yang Mulia.. Permaisuri... oh, Ibu Suri..."Mira kaget dan langsung menarik tangannya dari bibir Shin.

"Anak nakal.. bagaimana bisa melakukan kemesraan depan kami dan depan para pelayan ini... lihat, bagaimana kalau kami semua disini ingin disuapi oleh Putri Hwang..."Ucap Permaisuri tersenyum, Mira memukul perut Shin yang meringis.


"Biar aku coba, agar pasangan ini bisa segera berduaan..."Ucap Yang Mulia mencicipi Kimchi buatan Mira. "Jaga Istrimu baik2 Pangeran, dia muda pintar cantik juga pintar memasak.... Ini benar2 Enak Putri, akan lebih enak bila sudah disimpan..."Puji Yang Mulia, Shin tersenyum memandang Mira yang memegang dadanya karena Pujian.


Sehari Sebelum Perayaan,
"Ahjumma ada skerting untuk meja jamuan..."ucap Mira yang ikut sibuk menyiapkan perayaan.
"Perlu dibantu..."Ucap Shin saat Mira membawa setumpuk kain dipelukannya.
"Ini... Oh, yeobo kau datang tepat waktu.."jawab Mira tersenyum manis mengerjai Shin.
"Pegang ini diujung sana..."Pinta Mira menggelar selembar kain berwarna emas diatas taplak putih. "Lalu..."Tanya Shin.
"Tenang, pegang ini dan remas yang kencang berlawanan arah denganku..."perintah Mira, Shin menuruti.
"Akhirnya mereka kembali mesra.. tapi ini jauh lebih mesra.. "ucap Mae Ri.
"Pangeran sudah seperti dulu, pandangnnya terlihat menyayangi Putri.."ucap Ji Ae.
"Sudah biar mereka berdua... semoga mereka bisa terus bersama... "ucap Yoo Hye.
"aku benar2 menunggu saat ini eonni..."ucap Mae Ri. "Sudah, ayo tinggalkan mereka..."ajak Yoo Hye.


Ulang Tahun Yang Mulia,
"Putri Hwang....?"Tanya Shin pada Mae Ri. "Putri masih dikamar bersama Ji Ae, tadi kami disuruh membantu disini..."Jwab Mae Ri.

Seluruh undangan datang, Shin juga yang lain sibuk menjamu para undangan, hingga tak menyadari seseorang hadir dengan gaun bertali tipis berbelah rendah dibelakang memperlihatkan punggungnya yang putih hingga terlihat membentuk lekukan tubuhnya, begitu anggun dan cantik langsung menyapa para tamu dan undangan.

"Putri Hwang malam ini cantik sekali, kau pandai menghias Putri Ji Ae..."Puji Mae Ri.
"Wajah Putri sudah cantik jadi tanpa aku hias sudah terlihat cantik dan begitu menyejukkan..."jawab Ji Ae.
"Mrs. Dunt... senangnya anda datang.. nikmati pestanya aku menjamu yang lain.."ucap Mira.
"Malam ini anda sangat cantik.... senang berjumpa denganmu lagi Putri..."jawab Mrs. Dunt.

"Sampanye Putri..."Tawar seorang pelayan saat Mira berdiri sendiri lepas menyapa pejabat daerah. "Gomawo.."

Mira meminum sampanye itu seteguk wajah terus menghias senyum saat para undangan menyapanya, hingga pandangannya bermuara pada sepasang mata yang mulai menyadari kehadirannya.

"Cantik...."gerak bibir dan tangan Shin pada Mira dari kejauhan.
"Thank You..."Mirapun menjawab dengan gerak bibirnya tanpa suara kemudian mengangkat gelas sampanyenya pada Shin yang juga melakukan hal yang sama.
Disudut berbeda ada sepasang mata yang menatap iri kearah mereka.


Mira berdiri ditengah ruangan saat Shin mulai mendekatinya, keduanya masih terus tersenyum menyapa para undangan sambil terus mendekat satu sama lain.
"Putri Hwang...."Sapa Shin.
"Selamat malam suamiku, Pangeran Shin Young.."Jawab Mira tersenyum.
"Mengapa kau menggulung rambutmu.. aku lebih menyukai saat kau menggerainya..."ucap Shin.
"Bila tergerai tidak akan serasi dengan gaunku ini.."jawab Mira memutar tubuhnya dihadapan suaminya.

 
 

Shin menunduk tersenyum diam melihat istrinya yang begitu cantik malam itu.
"harusnya ini hanya boleh aku yang memandang bukan? tapi karena malam ini special jad aku menyukai penampilanmu malam ini yang begitu cantik.."Ungkap Shin menarik pinggang Mira merapat pada tubuhnya. "Bagaimana bisa aku tidak terlihat cantik bila suami malam ini begitu tampan.. mau bersulang denganku.."Mira menyentuh gelas Shin lalu keduanya meminum sampanye itu sementara tangan kanannya mengalung dileher Shin.


"oh, Nona Choi.... senang bisa berjumpa denganmu, kau cantik sekali malam ini..."sapa Mira saat melihat Hyun Na yang sedang memandang mereka.

"Anneyong Putri Hwang, Pangeran.... anda berdua juga terlihat serasi malam ini..."jawabnya tersenyum kecil.
"acara dimulai kita mendekat disana... kami tinggal dulu Nona Choi, semoga menikmati pestanya..."ajak Shin merangkul pinggang Mira menuju tempat keluarga kerajaan.


"Yang Mulia, mengapa tidak mencium dan menyuapi Permaisuri... hari ini hari special, lakukanlah sesuatu yang special juga seperti kami...""ledek Shin mengecup pundak Mira saat Yang Mulia memotong kue ulang tahun dan memberikannya pada Permaisuri.

"Pangeran selalu pamer kemesraan dengan Putri, terkadang membuatku iri... kemarilah Yeobo, kita juga bisa melakukannya seperti mereka.."jawab Yang Mulia mengecup kening Permaisuri.

Semua tamu undangan tersenyum dan bertepuk tangan melihat keharmonisan keluarga istana itu, pandangan Hyun Na tetap tertuju pada pasangan Pangeran dan Putri yang selalu tersenyum dan berpandangan satu sama lain, dan tangan Shin tak pernah lepas merangkul pinggang sang Putri.

"akhirnya kau mulai melabuhkan hatimu kembali Pangeran... benar2 tidak ada tempat untukku..."Bisik Hyun Na dengan mata berkaca kaca.


"Cape?.. Mau jalan2 ditaman..?"tawar Shin pada Mira yang menyendiri, Mira menjawab dengan anggukan.

Keduanya mulai melangkah menuju taman, Mira berjalan lebih dahulu didepan Shin, Sang Pangeran memandang karya Tuhan yang begitu anggun dihadapannya. Shin mengikuti langkah Mira sambil sesekali tertunduk mengulum senyum, Mira berhenti membungkuk membuka sepatunya, Shin menghampiri membantu Mira melepaskannya, begitu selesai ia menenteng sepatu Mira dan menggandeng tangan istrinya.

"Gendong aku.. aku mau duduk diatas..."Mira membuka tangannya meminta Shin menaikkannya duduk diatas batu besar.


"Syukurlah langit cerah... sepertinya memang ini hari untuk Yang Mulia..."ucap Mira memandang langit pada Shin yang berdiri tak jauh darinya.

"Pangeran.... apa hubungan pernikahan harus berdasarkan cinta? apa kita juga harus saling mencintai?" Tanya Mira tiba2 dengan pandangannya tetap menatap langit.
Shin menatap Mira bingung dengan pertanyaannya yang tiba2.
"Pangeran.. aku tidak pernah merasakan indahnya jatuh cinta atau sakitnya karena patah hati... apa aku harus mencintaimu?" ucap Mira kembali.

"Putri Hwang... seseorang tidak bisa memaksakan orang lain atau pasangannya untuk mencintai.. itu tidak akan membuat nyaman satu sama lain.."jawab Shin.
"ada yang mengganggu pikiranmu hingga kau menanyakan hal ini tiba2, atau kau mulai jatuh cinta padaku..."Ledek Shin.

"Hmm, SEPERTINYA.... "Jawab Mira santai masih menatap langit, Shin terkejut mendengar jawaban Mira yang begitu ringan memberikan jawaban.

"Tapi itu sepertinya tidak mungkin... kita sudah melakukan perjanjian, dan kau pernah terluka mungkin juga dirimu masih tidak ingin mengulang luka ini... jadi kita lupakan saja.."Ungkap Mira kembali sebelum Shin sempat menjawab pernyataannya.

"Pangeran.... hmmm, apa kita tidak bisa pacaran dulu... kalau aku begitu manja banyak merengek merepotkan dan juga terlalu menuntut perhatian darimu.. KITA PUTUS... aniyo... tidak bagaimana kita putus karena kita sudah menikah.. mungkin aku akan pergi darimu... bagaimana? Pangeran eh Oppa setuju dengan ini..."ucap Mira.


"Putri, masalah hati itu bukan untuk dipermainkan..... dan kau juga tidak juga dengan begitu mudah melakukan transaksi dengan atas nama cinta.. jangan pernah lakukan itu Putri..."jawab Shin yang terlihat kesal.

"Maaf... aku tidak akan membicarakannya lagi... maafkan aku..."ucap Mira sedih dan hendak turun dari batu besar yang didudukinya.
"Putri Hwang, maaf bila ucapanku melukaimu... pertemuan juga pernukahan kita terlalu singkat, kita pacaran seperti yang kau usulkan..mungkin dengan ini kita makin mengenal satu sama lain... jangan dulu memikirkan dampak dan akhir ceritanya, tapi kita jalani dulu..."Ucap Shin memegang pinggang Mira yang ingin turun.


"Yakin mau melakukannya... hmm, setuju... kita pacaran mulai malam ini, jagiya..."jawab Mira tersenyum dalam gendongan Shin yang menurunkannya.

"Baiklah.. sebentar JAGIYA? benar2 seperti kekasih.. kalau begitu kita lakukan yang orang berpacaran lain melakukannya, dan ini juga sebagai upah yang kau janjikan saat menonton pertandingan Basket murid2mu..."ungkap Shin merangkul pinggang Mira dalam pelukannya.

"melakukan apa.... oppa... sebelumnya kita pernah melakukan ini, sebaiknya tidak lagi apalagi sedang banyak tamu disini, bagaimana kalau mereka melihat...?" ucap Mira menutup bibir Shin yang ingin menciumnya.
"Kenapa? yang aku cium istriku juga kekasih baruku.. apa salah?" Komplen Shin.

"Haha, oppa... ini benar2 bukan Shin yang kutemui pertama kali.. kemari.." Mira tertawa lepas kemudian mengecup bibir Shin.
"sudah.. itu peresmian kita pacaran."ucap Mira.
"Itu baru peresmian, upah kemarin belum.."jawab Shin yang kembali mencium Mira, sekali dua kali hingga Mira kini meladeni ciuman dari suaminya, sementara Hyun Na yang ingin mencari udara segar tak sengaja melihat Pangeran dan Putri ini sedang menautkan bibir mereka begitu mesra.


"Lunas...." ucap Mira saat keduanya melepas ciumannya dan Shin tersenyum sambil mengusap wajah Mira, ia kemudian merangkul kembali pinggang istrinya.
"Dingin? punggungmu terlalu terbuka untuk udara dingin disini... "ucap Shin meraba da mengusap punggung Mira kemudian memakaikan jas Putihnya menutupi punggung Mira, dengan sebelumnya mencium pundak Mira.
"Kita kembali... aku lelah..."ucap Mira merangkulkan tangannya dilengan Shin.


"Nona Choi... sedang apa? begitu penat didalam hingga mencari udara segar seperti kami..."Tanya Mira. "Begitulah Putri Hwang... "jawab Hyun Na melirik kearah Shin, Mira menangkap maksud lirikan Hyun Na. "Kalian berbincanglah, aku kedalam dulu..."pamit Mira meninggalkan keduanya.


Mira berjalan masuk kembali kedalam, ia melepaskan jas putih milik Shin dan mengalungkannya dilengannya. Saat ia menuju lorong hendak kembali ke Istana Gwanshim, ia melihat Hyun Na dan suaminya berbicara dengan serius.


"Anda mencintainya Pangeran... mengapa dengannya anda begitu cepat melukakan luka anda... Pangeran, apa tidak ada ruang untukku... kita bisa mencobanya kembali seperti dulu, Pangeran... izinkan aku..."Pinta Hyun Na berkaca kaca.

"Nona Choi, lupakan.. itu sudah menjadi masa lalu dan kini aku sudah menikah... "ucap Shin meninggalkan Hyun Na.

"Nona Choi... Iya, aku mulai mencintainya tanpa aku sadari aku selalu ingin bersamanya membagi tawaku hanya dengannya... jangan kau mengharapkan sesuatu dariku..."ucap Shin kembali tanpa memandang Hyun Na.

"Pangeran, aku akan terus mencoba sampai kapanpun. sampai aku tidak memiliki tenaga lagi untuk mendapatkanmu.."teriak Hyun Na menangis.


Istana Gwanshim,
Mira berdiri lama didepan kamarnya, tangannya ragu membuka pegangan pintu. Wajahnya menoleh ke arah kamar Shin yang tertutup rapat, Ia kemudian membalikkan badannya melangkah ke arah kamar Shin dan masuk kedalamnya.


Satu jam kemudian Shin masuk kedalam kamarnya dengan membawa notebook juga satu berkas dokumen dari Man Bok, wajahnya terkejut namun kemudian tersenyum saat melihat Mira tertidur lelap diatas tempat tidurnya. Shin berganti pakaian, kemudian ia melihat secarik kertas dibawah segelas susu di Nakas sebelah tempat tidurnya.

"susu hangat untukmu untuk menghangatkan juga menghilangkan alkohol ditubuhmu, kau banyak minum malam ini, aku takut nantinya diperkosa olehmu yang sedang mabuk..... maaf, harus berbagi tempat tidur lagi denganku... aku pasti menyisakan ruang diatas tempat tidur ini untuk tubuhmu dan janji aku tidak akan mengganggu tidurmu... beristirahatlah, jangan terlalu banyak berkerja, masih ada hari esok...." pesan Mira diatas kertas.


Shin meletakkan notebook juga berkasnya kemudian naik keatas peraduannya, merebahkan diri disisi Mira, ia mengangkat kepala istrinya untuk tidur didadanya, Shin kemudian mencium kening Mira dan memejamkan mata dengan senyum sambil memeluk Mira.



TBC...........

wakakkakaak... MUPENG NUNGGU NC YACK....#PLAAAAKKK....
KAGA ADA NC... POKOKNYA KASIH YG ROMANCE2 AJA DAH...
Met Baca, n jgn lupa Komen yack....

8 komentar:

  1. seeruuuuuu mbak.
    lanjut terus ya, smngat ya.
    kira2 sampai brp mbak critany?

    BalasHapus
  2. keren lah,, Mantap sangat..
    jadi pengen beneran nie didramain,hehe..
    bisa ga yah?? ngarep.com
    lanjutkan yah mba... gomawa...

    BalasHapus
  3. Tri,
    mgkn smp 23 aja..
    hehehe, bntr lg tamat..
    mo ganti suasana...

    Yanie,
    haduh, mba Mee dah nyodorin ni naskah ke KBS
    ktnya ga ngerti bahasanya...
    wakakakakak... *alibi, coz ga bs hangeul*

    BalasHapus
  4. Haduh senengnya baca chapter ini... Ikut bahagia bwt Shin ma Mi Ra..
    Gomawo Nyak.. ^_^

    BalasHapus
  5. haduhh jadi tmbah penasaran bacanya.
    semnagat nyak!
    hampir tamat ya??
    duhh tambah kangen sma FF nyak yang satu ini.
    ngomong2 abis buat FF ini,ada rencana gak buat FF selanjutnya nyaK??
    ditunggu soalnya nyak.hehehehe :P

    BalasHapus
  6. mbak mee..
    ayo lanjut mbak udah g sabar ne..
    kangen ma pangeran shin young..

    n__n




    wah klo bentar lagi tamat mw buat crita palagi ne..
    tp te2p kq mbak aku slalu menunggumu..

    BalasHapus
  7. Vivi,
    Thx dah baca n suka ma epepnya...
    bis ini dah ada kok gantinya...
    cm romantis sedih genrenya...
    hehehehehe...
    nyak lg seneng denger rider kejer...
    waakakakakak... *ditimpuk sendal*

    BalasHapus
  8. ih ni fanfict, kayanya bagus bngt kalo di jadiin film benran. sumpah buat ak lupa waktu baca ni cerita
    makasih udah bikin cerita ini :)

    BalasHapus