Senin, 29 November 2010

(FF) MY LADY...... Lima Belas

ALL....
THANKS YANG SUKA SAMA FF INI...
TP PLISS, KOMEN YANG SOPAN...
NULIS FF BUKAN KYK NULIS REVIEW DRAMA YG DAH ADA VISUALNYA...
TUK NULIS REVIEW N SPOILER DRAMAPUN JUGA BUTUH MOOD YG EXTRA..
BIAR VISUAL MA TULISAN DAPET N BISA DIMENGERTI YG BACA...
PALAGI NULIS FF.... JADI PLISS SABAR N TETEP SOPAN...
TERSERAH MO DIBILANG SOMBONG or BELAGU...
KLO ADA KOMEN KAYAK ITU LAGI... 
BLOG INI DITUTUP... MAAF SERIBU MAAF...


Cast :
Jang Geun Suk as Prince Shin Young
Hwang Mi Ra as Princess Hwang
Kang Man Bok as Prince Shin Assistant
Lee Yoo Hye as Princess Hwang Assistant
Shin Mae Ri as Maid
Jung Ji Ae as Maid

Sebelumnya,
"Pangeran, kau yang bilang terserah aku melakukan apapun sesukaku... apa harus kau selalu membentak dan marah saat aku melakukan hal yang tidak kau suka, kalau begitu aku akan menunggu dan menuruti semua perintahmu saja,... Maaf, maafkan aku Pangeran... aku sedikit lupa akan statusku hanya karena kebaikan dan keramahanmu... jangan pernah baik padaku, jadilah Pangeran Shin Young seperti pertama kali yang kukenal dulu... baik, aku tidur dikamar sesuai permintaanmu..."jawab Mira pergi meninggalkan Shin.
"Anda mencintai Putri Hwang, Pangeran Shin..."Tanya Hyun Na.
"Nona Choi.. kalau kau mengira perkenalanku dengan Putri Hwang terlalu cepat dan pernikahan kami yang terkesan terburu membuatmu berfikir aku tidak mencintainya itu benar... tapi kini Putri Hwang adalah istriku dan wanita yang ada disisiku setiap hari, aku harap kau bisa menerima bila suatu hari nanti aku akan berusaha mencintainya...."jawab Shin melepaskan tangan Hyun Na.
"Siapa Namamu.." "Siap bermain denganku... kita terbang sekarang..."Ucap Mira mendekati Alex, dan siap membawanya kepelana Kuda. "Putri, hati2..."ucapnya menyentuh paha Mira.

#15,
Jamuan Makan malam,
"Maaf bila tidak sopan... berapa usiamu Putri..."Tanya Raja Bhumibol.*bener ga yack namanya, smoga bener, nti tanya Kookie dah*
"kemarin 21 tahun Yang Mulia.."jawab Mira. "KEMARIN?? perlu kita rayakan kalau begitu.."Ucap Raja Bhumibol.
"tidak perlu Yang Mulia, sebelum kemari keluargaku sudah merayakannya bersamaan dengan ulang tahun pertama pernikahan kami..."jawab Mira tersenyum, Shin terkejut mendengarnya ia tidak tahu kalau hari pernikahan mereka sama dengan hari ulang tahun Mira.
"aku benar2 tidak tahu siapa wanita disisiku saat ini, aku benar2 tidak mengenalnya... Ulang Tahun? kemarin kami hanya merayakan ulang tahun pernikahan, berarti istana juga tidak mengetahui hari itu ulang tahunnya..."bisik Shin dalam hati.
"owh, kalau begitu aku akan memberi 2 hadiah untuk anda, hadiah pernikahan juga hadiah ulang tahun..."Ucap Raja Bhumidol yang disertai senyum Mira.

@Hotel,
"Makin biru Putri... anda harus periksa ini..."ucap Yoo Hye yang merawat lebam dipinggul Mira.
"Sepulang dari sini saja, eonni oles krim agak banyak tidak apa... hentakan dipunggung kuda tadi buat nyeri pinggulku.."pinta Mira dan Yoo Hye menuruti.
"Ada sesuatu yang terjadi... berikan krim olesnya Yoo Hye biar aku yang merawat Putri.. kau beristirahatlah.."Shin tiba2 masuk kedalam kamar dan melihat Yoo Hye mengoles pinggang Mira. Mira langsung menurunkan bajunya yang terangkat dan merapatkan punggungnya ditembok.
"Ada yang luka, lebam, biar aku periksa Putri..."tanya Shin mendekat pada Mira yang makin merapatkan punggungnya ditembok.
"Tidak ada Pangeran, aku pegal karena lama tak berkuda.. terima kasih, aku benar tidak apa2.. Anda tidak perlu khawatir... aku permisi istirahat dlu..."Ucap Mira menghindar lalu naik keatas tempat tidur dan menyelimuti dirinya.
Shin hanya diam tertunduk menghadap tembok karena Mira menolaknya. Sesaat kemudian ia melihat Mira yang sudah tertidur. "Apa kata2ku begitu menyinggung perasaanmu Putri... apa kau terlalu terluka karena aku memarahimu didepan Man Bok.. apa kau sudah tidak lagi menginginkanku menjadi Oppamu... Maafkan aku, maaf Hwang Mi Ra..."ucap Shi pelan dan meninggalkan kamarnya menuju kamar Yoo Hye bersama Man Bok.

"Katakan Yoo Hye, apa yang terjadi pada Putri... jangan ditutupi.."Tanya Shin pada Yoo Hye yang duduk dihadapannya.
"Maafkan aku Pangeran... Putri melarang...."jawab Yoo Hye ragu.
"Lee Yoo Hye, bagaimanapun aku suaminya dan perlu tahu kondisinya.. apa kau mau menanggung semua bila terjadi sesuatu pada Putri.."Ucap Shin dingin dan menatap tajam pada Yoo Hye.
"Yoo Hye, beritahu saja... Pangeran juga perlu tahu... Putri Hwang pasti mau mengerti mengapa kau menceritakan ini.."ucap Man Bok.
"Putri Hwang......."Yoo Hye ragu. "Putri Hwang pernah jatuh dari kuda seminggu sesudah rombongan Mr. Dunt datang??" terang Yoo Hye takut. "Selama itu?? Yoo Hye bagaimana bisa kalian menyembunyikan ini dariku..."Shin marah.
"Apa hanya aku dan Man Bok yang tidak tahu, kalian mengetahui semua..."Tanya Shin.
"Maaf Pangeran, Putri jatuh hanya aku dan Ji Ae yang mengetahuinya, Ahjussi yang memelihara Black hanya tau kalau pengait pelana rusak... Pinggul Putri memar awalnya, menurut Putri terbentur terkena akar pohon besar dekat danau.. tapi aku baru mengetahui memar menjadi lebam malam sebelum ulang tahun pernikahan anda... Putri mengeluh nyeri dipinggangnya terlebih saat udara dingin, ia memintaku mencarikan krim oles... Maaf Pangeran, Putri selalu melarang kami untuk tidak memberitahukan semua ini pada anda..."terang Yoo Hye.

Shin tertunduk menutup wajahnya dengan kedua tangannya, ia kemudian menatap Yoo Hye tidak percaya begitu rapi dan diam menyembunyikan semua ini darinya.
"Kang Man Bok, hubungi Dr. Kim... buatkan janji dengannya... Yoo Hye lain kali ada apapun tolong ceritakan padaku sesibuk apapun aku saat itu.... "ucap Shin lemah dan datar. "Kalian beristirahat.. bsok kita kembali..."Ucapnya lagi.

"Bagaimana bisa kau menyembunyikan sakitmu Putri... bagaimana bisa kau menyimpan semua apa yang kau rasakan... sekarang kau tidak sendiri, banyak orang disekelilingmu..."Shin bicara sendiri menatap Mira.
"Tidak tidur? masih ada yang ingin dikerjakan? Istirahatlah, tidurlah ditempat tidur ini.. aku tidak akan memakan banyak tempat untuk tidur, dan aku juga tidak akan mengganggu..."ucap Mira yang terbangun dan menyediakan tempat untuk Shin tidur, ia memberi guling sebagai penghalang, Shin hanya diam dan terus menatap Mira yang beberapa saat kemudian tertidur kembali.

NCNCNCNCNC.... hehehe, boong deng... belom waktunya sodara2... wakakakakak...

Incheon Airport,
Rombongan Shin kembali ke Korea, Shin, Mira, Man Bok dan Yoo Hye masuk kedalam satu mobil. Sepanjang perjalanan Mira hanya diam, hingga mereka tiba diklinik pribadi Dr. Kim.
"Siapa yang sakit? anda tidak enak badan Pangeran? Kenapa kita kemari?"ucap Mira bingung.
Yoo Hye dan Man Bok terdiam, Shin turun dari mobil kemudian membuka pintu dan membimbing Mira kedalam Klinik.
"Pangeran, anda tidak apa2? Apa terlalu letih? Mengapa semalam tidak bicara padaku kalau anda sakit..."Mira terus memberondong pertanyaan pada Shin yang menggenggam tangannya masuk kedalam ruangan Dr. Kim.
"Anda yang seharusnya bercerita padaku, mengapa begitu mengkhawatirkan orang lain? sampai sakitpun tidak ingin membaginya padaku... dengar Putri, bila amarahku kemarin begitu melukaimu aku minta maaf, aku tidak berniat memarahimu didepan orang lain.. tapi setidaknya kau ceritakan apa yang kau rasakan padaku...."Shin menatap Mira.
"Aku tidak sakit, mengapa membawaku kemari..."Mira mengalihkan pembicaraan.
"Putri Hwang, Pangeran Shin... kita langsung memeriksa Putri saja..."Ucap Dr. Kim yang baru tiba.
"Dr. Kim, aku tidak menderita apapun... Pangeran, aku tidak sakit.."Bantah Mira.
"Kita periksa dlu nanti baru kita pastikan anda sakit atau tidak Putri..."Dr. Kim menenangkan.Mira berjalan sambil terus menoleh ke arah Shin dan Yoo Hye.

Dr. Kim menerangkan hasil pemeriksaan Mira pada Shin, Mira terus tertunduk sambil meremas tangannya khawatir terjadi yang tidak diinginkan dan akan merepotkan semua orang, Shin yang melihat langsung memegang tangan Mira.
"Kita harus mengoperasi Putri tuk menghilangkan penyumbatan darah yang menyebabkan lebam di pinggul Putri.."Ucap Dr. Kim.
"Operasi??? Dr. Kim, ini tidak sakit percaya padaku..."ucap Mira terpotong
"Lakukan yang terbaik untuknya Dr. Kim..." Shin langsung menyetujui. "Pangeran...." Mira memandang Shin.
"Kami akan mengaturnya Pangeran..."jawab Dr. Kim.
"Pangeran... maafkan aku... tapi ini tidak mengganggu jadi tidak perlu operasi..."Rayu Mira saat keduanya meninggalkan Ruangan Dr. Kim.
"Dr. Kim bilang harus operasi jadi lakukanlah Putri.."jawab Shin dingin dan membawa Mira masuk kedalam mobil.
"Pangeran, aku tidak ingin merepotkan karena tidak mengataka semua ini... jadi tolong batalkan semua ini Pangeran... aku akan berhati2 dan menjaga diriku sendiri..." rayu Mira pada Shin sepajang perjalanan menuju istana.
"Karena Kau tidak mengatakannya yang membuat semua orang repot Putri Hwang... mulailah berbicara tentang apa yang kau rasakan pada orang lain, sekarang anda tidak sendiri seperti dulu... jalani operasi seperti yang diminta Dr. Kim..."Ucap Shin dingin dan keluar dari dalam mobil masuk kedalam istana Gwanshim.

Sebulan kemudian,
"Tidak bisakah anda melakukannya sekarang Dr. Kim... Pangerang sedang keluar kota dalam beberapa hari baru kembali.. tolong lakukan sekarang aku tidak ingin mengganggu tugasnya.." pinta Mira saat mendatangi Dr. Kim seorang diri.
"Putri Hwang, kami harus meminta persetujuan Pangeran..."
"Dr. Kim, ia menyetujuinya kemarin.. anda hanya tinggal melakukannya, tolong bantu aku... bantu ia juga agar tidak terlalu khawatir.."Mira memohon.
"Baiklah.. beristirahatlah Putri, dua jam kemudian kita melakukannya.. kami mempersiapkan terlebih dahulu.."Ucap Dr. Kim. "Terima Kasih Dr. Kim..."Jawab Mira.

Operasi Mira berjalan lancar, Mira dibawa ke ruang perawatan uintuk pemulihan pasca operasi. Satu jam kemudian Mira sadarkan diri namun beberapa saat kemudian ia tertidur karena obat yang diberikan Dr. Kim. Dua hari sudah Mira terbaring diklinik Dr. Kim, tanpa ada seorangpun dari kerajaan yang tahu.

Istana Gwanshim,
"Apa perlu memberitahu Pangeran eonni... Putri sudah dua hari tidak kembali..."ucap Mae Ri cemas.
"Aku akan menghubungi Man Bok Ahjussi..."Jawab Yoo Hye.

Esok Hari Klinik Dr. Kim,
"Anda belum boleh mengendarai mobil Putri Hwang..."Ucap Dr Kim yang terpaksa mengijinkan Mira pulang, karena ia bersikeras ingin kembali ke Istana.
"Aku akan mencari taksi Dr. Kim..."Jawab Mira.
"Tidak Perlu, kau pulang bersamaku... "Ucap seseorang yang masuk kedalam ruang perawatan Mira.
"Pangeran..."Mira terkejut dengan kedatangan Shin.
"Maafkan aku Pangeran, kami hanya.... "Dr. Kim mencoba menjelaskan.
"Tidak apa Dr. Kim... mohon lain kali jangan diulangi lagi... "Jawab Shin dingin.
"Ingin kugendong, atau dengan kursi roda..."Tanya Shin pada Mira.
"Aku berjalan sendiri...."Jawab Mira pelan karena ia melihat kemarahan dimata Shin.

Dalam mobil Shin memasangkan seatblet pada Mira dan langsung membawa cepat kendaraannya setelah berpamitan dengan Dr. Kim.
"Pangeran, aku yang meminta Dr. Kim untuk melakukannya... anda jangan marah padanya.."Ucap Mira membuka pembicaraan karena Shin diam sepanjang perjalanan.
"Kalau kau bisa melakukannya sendiri.. lakukan sesuka hatimu, aku tidak ada hak untuk melarangmu Putri Hwang.."jawab Shin ketus.
"Aku hanya tidak ingin...."ucap Mira terhenti.
"Sudah sampai beristirahatlah... "Jawab Shin menghentikan kendaraannya tanpa keluar sama sekali.
Mira menatap Shin yang enggan melihatnya, menyadari Shin yang marah perlahan Mira keluar dari mobil Shin dan berjalan pelan menuju istana Gwanshim, Shin langsung memacu mobilnya setelah Mira turun.

"Dia tidak pernah menganggap aku ada... ia selalu melakukannya sendiri... lakukan sesukamu Putri... ternyata kau tidak pernah melupakan perjanjian kita diawal... statusmu hanya sebagai pendamping... kau benar2 menginginkan itu.. mengapa aku harus marah akan sikapmu ini... mengapa aku harus kecewa kau tidak menganggapku ada disisimu.. mungkin memang belum saatnya aku membuka hati... Putri Hwang, mengapa aku harus merasakan ini..."Ucap Shin pada dirinya sendiri duduk dipinggir Sungai Han.

Dua Bulan berselang,
Shin masih tidak banyak bicara dengan Mira, ia sibuk dengan semua urusannya. Sesekali ia menemani Mira untuk kontrol dengan Dr. Kim, sesudah itu kembali keduanya berdiam diri. Hingga suatu hari...
"Pangeran, aku mohon sesuatu..."Ucap Mira dalam kamar diruang kerja Shin.
"Katakanlah aku akan sibuk hari ini... "jawab Shin tanpa melihat Mira yang sibuk menyusun berkas dihadapannya.
"Bisakah kau ijinkan aku untuk pergi ke...."
"Lakukan apa maumu Putri... kau boleh bertindak sesuka hatimu, aku tidak akan melarang dan ikut campur urusanmu.."Jawab Shin memotong pembicaraan Mira.
"Pangeran, maksudku aku ingin mengajakmu ke..."
"Putri, aku bilang aku tidak akan mengganggumu, jadi tolong jangan ganggu aku dengan semua ulahmu..."ucap Shin keraa membentak Mira.
"Maafkan aku..."Mira membalikkan badannya hendak keluar dari kamar Shin, Tapi wajahnya berubah sedih dan kaget saat ia tahu diruang kerja Shin sudah banyak para pejabat istana dan daerah juga Kang Man Bok yang mendengar pertengkaran mereka.
Mira kembali membalikkan badan kearah Shin melepaskan pegangannya pada sebelah pintu yang terbuka sedari tadi.
"Pangeran bila kau tidak menyukai semua tindakan dan ulahku yang selalu merepotkanmu, setidaknya kau tidak bicara terlalu keras membentakku... aku masih manusia yang punya hati dan perasaan...."ucap Mira pelan, Shin diam memandang Mira yang mengeluarkan airmata.Mira cepat menghapus airmatanya dan keluar meninggalkan kamar Shin sambil membuka lebar kedua pintu kamar agar Shin mengerti maksudnya.
Shin terdiam saat melihat para bawahannya yang sudah berkumpul diruang kerjanya dan membungkuk memberi hormat pada Mira yang cepat berlalu meninggalkan tempat itu.

Dapur Istana,
"Jung Min Ahjumma...."Panggil Mira pada seorang pelayan, semua pelayan yang ada segera memberi hormat pada Mira.
"Nde, Putri Hwang..."jawabnya.
"Aku ingin membuat kue beras, bisa kau siapkan bahannya... aku juga ingin membuat kimbab, bantu aku menyiapkannya, nanti aku buat sendiri..."pinta Mira segera memakai celemek.

Jung Min bingung, namun menuruti semua keinginan Mira. Pelayan lain ingin membantu namun ditolak Mira yang mulai menyiapkan dan membuat makanan yang disebutnya tadi. hari sudah malam saat Mira selesai membuat aneka variasi kue beras dan ia langsung menyiapkannya dalam sebuah tempat. Mira merapikan semua, ia segera membuat kimbab hingga tak terasa pagi menjelang. Mira sudah membersihkan dan merapikan semua perabotan yang dipakainya, Jung Min dan beberapa pelayan bingung karena dapur mereka rapi seperti sedia kala.

Ruang Kerja Shin,
"Putri semalaman ada didapur istana membuat aneka makanan, sepertinya Putri ingin berpergian Pangerang.."Ucap Man Bok melapor. "Semalaman??"Tanya Shin.
"Ya Pangeran, baru saja Putri kembali kekamarnya..."jawab Man Bok.
"Semua sudah disiapkan untuk perjalanan anda kali ini, lusa kita baru kembali lagi... apa anda ingin membawa Putri, Pangeran Shin.."Tanya Man Bok.
"Tidak, dia mungkin sudah ada acara sendiri.. rapikan semua aku berganti pakaian dulu.."Ucap Shin.

Mira keluar kamarnya ia sudah rapi berhias dengan mengenakan hanbok pemberian Shin, Mira menyiapkan semuanya dan merapikannya kedalam mobil. "Putri anda mau pergi??"Tanya Mae Ri.
"Ya, Mae Ri aku ada urusan.. maaf kamar begitu berantakan tolong rapikan, maaf merepotkanmu... katakan pada Yoo Hye tidak usah menungguku.."ucap Mira sambil merapikan bungkusan makanannya.
Mira kembali kekamar melupakan sesuatu, kemudian bergegas keluar kembali saat Shin dan Man Bok juga keluar dari ruang kerja Shin. Shin terkejut melihat dandanan Mira hari ini. "Hanbok itu....."bisik Shin dalam hati.
"Anda ingin pergi Putri Hwang..."sapa Man Bok saat Mira hendak masuk kedalam mobilnya diluar istana GwanShim.
"Nde Ahjussi, kalian juga ingin berangkat sekarang... berhati2lah,..."ucap Mira datar.
"Hmm, Man Bok Ahjussi... tolong jaga Pangeran Shin, jangan biarkan ia lelah dan terlalu banyak bekerja... aku titip pada anda, ahjussi..."ucap Mira pada Man Bok, Shin melihat tajam ke arah Mira ingin mengetahui maksud perkataannya.
"Pangeran, aku pergi... hari ini aku ingin mengenakan hanbok pemberian anda... maaf bila selalu merepotkanmu... mungkin ini terakhir kalinya... maafkan aku..."Pamit Mira lalu masuk kedalam mobil dan pergi meninggalkan istana.

Makam Orangtua Mira,
"Harusnya aku membawa suamiku kali ini... hampir dua tahun pernikahan kami namun belum sekalipun saat perayaan kematian kalian ia ikut bersamaku... Maafkan aku, dia begitu sibuk dan aku tidak ingin mengganggunya juga merepotkannya... eomma, appa, halabeoji, aku merindukan kalian... andai kalian tahu apa yang aku rasakan saat ini.... aku selalu membuat semua orang khawatir, membuat suamiku kesal, membuatnya marah, merepotkannya juga menyusahkannya... ia mungkin lelah dengan ulahku... maafkan aku, mungkin kejadian kemarin terakhir kalinya aku menyusahkannya, juga terakhir kalinya ia memarahiku... eomma, appa, halabeoji, aku tidak akan mengganggunya lagi, aku janji..."ucap Mira dimakam orang yang dikasihinya sambil menangis setelah melakukan penghormatan.

Mira menumpahkan kesedihannya dalam mobilnya, ia menangis mengingat semua amarah Shin saat membentaknya, ia menangis mengingat begitu menyusahkan Ibu Suri, Permaisuri, Yoo Hye, Mae Ri, Ji Ae, Man Bok, juga Shin. Mira melajukan mobilnya hingga tiba didepan rumahnya dulu.
"aku tidak akan menyusahkan kalian lagi... Pangeran, kau juga tidak perlu lagi membentakku.. aku tidak akan merepotkan juga menbuatmu pusing...."Ucap Mira menitikkan airmata kemudian masuk kedalam rumahnya.

"Ahjumma... Aku pulang.... Ahjumma, ini Hwang Mi Ra kembali... "teriak Mira memanggil pengasuhnya.


TBC

Selasa, 23 November 2010

(FF) MY LADY...... EMPAT BELAS

Cast :
Jang Geun Suk as Prince Shin Young
Hwang Mi Ra as Princess Hwang
Kang Man Bok as Prince Shin Assistant
Lee Yoo Hye as Princess Hwang Assistant
Shin Mae Ri as Maid
Jung Ji Ae as Maid
Choi Hyun Na as Reporter

Sebelumnya,
"DISINI.... APA KAU PUNYA KEKASIH SELAIN AKU... Oh Pangeran, kukira kau berbeda dengan pria bahkan Pangeran yang lain, ternyata sama saja.. tidak puas dengan satu isteri...."bisik Mira dengan suara menekan dan memasang wajah cemberut.
"William Dunt, ini Isteriku..."tamu tersebut menyapa dan berjabat tangan pada Shin.
"Shin Young, ini Istriku Hwang Mi Ra... semoga kalian senang berkunjung kemari..."balas Shin sambil merangkul Pinggang Mira.
"Putri Hwang, terimakasih untuk Hanbok juga kimchinya... senang bisa berkenalan dengan anda, anda benar2 orang yang menyenangkan.. Pangeran Shin, benar2 beruntung mendapatkanmu Putri..."Senyum Mrs. Dunt.
"Mengapa memberikan hanbok itu padanya..."tanya Shin.
"Aku tidak pernah memberikan apa yang kau juga istana berikan padaku kepada orang lain..." Mira tertunduk sedih sambil memegang Hanbok biru dengan banyak taburan motip sakura disana.
Tiba dikamar yang Penthaouse hotel, Mira diam saat melihat hanya ada satu tempat tidur disana, sementara Shin keluar balkon tuk menikmati pemandangan kota Bangkok.

#14,
Shin keluar kamar melihat Mira yang duduk melamun diluar kamar hotel, Shin mengambi selimut dan menghampiri Mira.
"istirahat didalam, kau pasti jetlag..."ucap Shin mengalungkan selimut pada Mira.
"gomawo.... "ucap Mira bangkit dan melangkah pergi meninggalkan Shin.
"Putri Hwang...."Shin memegang tangan Mira menghentikan langkahnya.
"Tidurlah dikamar, biar aku disofa masih ada yang ingin aku kerjakan..."ucap Shin kembali.
Mira diam dan melangkah kedalam kamarnya, Shin mendapat perlakuan dingin Mira menyusulnya kedalam.
"Putri..."
"Panggil aku Mira, Pangeran.... aku merasa makin tidak pantas menyandang status Putri..."jawab Mira mengambil bantal dan selimut dikamar kemudian keluar menuju sofa.

"Ada apa denganmu.... kita hanya berdua kau biasanya memanggilku dengan Oppa... dengar Put.. baiklah, Mira... Yak! aku menyuruhmu tidur dikamar... Hwang Mi Ra... katakan apa yang mengganjal dihatimu..."Shin teriak saat Mira mulai merebahkan tubuhnya diatas sofa.

"Pangeran, kau yang bilang terserah aku melakukan apapun sesukaku... apa harus kau selalu membentak dan marah saat aku melakukan hal yang tidak kau suka, kalau begitu aku akan menunggu dan menuruti semua perintahmu saja,... Maaf, maafkan aku Pangeran... aku sedikit lupa akan statusku hanya karena kebaikan dan keramahanmu... jangan pernah baik padaku, jadilah Pangeran Shin Young seperti pertama kali yang kukenal dulu... baik, aku tidur dikamar sesuai permintaanmu..."jawab Mira pergi meninggalkan Shin.

"Putri Hwang... "Panggil Shin. "Hwang Mi Ra... Panggil aku Hwang Mi Ra.... Seorang Putri tidak akan pernah dibentak dan dimarahi juga dimaki didepan Umum... jadi panggil aku Mira... aku hanya piaraan saja yang akan menuruti kemauan majikanku..."jawab Mira yang airmatanya mulai mengalir.

"memarahinya depan umum????"Shin bingung ia mengingat2 apa yang telah dilakukannya pada Mira.
Shin akhirnya ingat saat ia memarahi Mira karena Hanbok dari mulai dalam istana Yeohoejang sampai didepan istana Gwanshim dimana disana ada pengawal dan Kang Man Bok. Shin bangkit menemui Mira didalam kamar, namun ia hanya melihat punggung Mira yang berguncang karena tangis ditempat tidur, akhirnya Shin batal menghampiri istrinya itu.

Shin keluar kamar lalu menuju Coffee Shop, Shin duduk sendiri menikmati secangkir kopi pikirannya melayang teringat ucapan Mira, ia tidak menyangka kalau marahnya saat itu menyinggung perasaan Mira. Shin mengulum senyum saat ingat kebersamaannya berdua dengan Mira, ledekan canda juga senyum Mira tergambar jelas, ia menyukai saat Mira mulai manja hingga meledeknya sampai ia tidak punya kata2 untuk membalas gadis itu. Senyum Mira, sudah beberapa bulan ini ia tidak melihat senyum Mira, wajah Shin tertunduk ia benar2 merindukan semua itu dan ia merindukan senyuman dari wajah Mira yang begitu menyejukkan.

"mengapa aku merindukan senyumnya... mengapa aku selalu menanti manja ledekannya... aku tidak merasa terganggu dengan itu... apa aku mulai menyukainya, menyukai dengan apa yg dia buat untukku... kini senyum itu hampir tidak lagi kulihat, ia banyak diam... Mira, apa aku mulai menyukaimu... apa arti dari kehilangan ini, kehilangan manja, tawa, canda juga senyumanmu... Shin Young, akankah kau membuka hatimu untuk gadis yang saat ini selalu disisimu.... Hwang Mi Ra.. bantu aku menjawab pertanyaan hatiku, apa kau juga merasakannya..."Shin berkutat dengan pikiran dah hatinya.

"Boleh kutemani...?"ucap seseorang membuyarkan lamunan Shin.
"Nona Choi... belum tidur... silahkan.."jawab Shin.
"Mengapa sendiri, Putri sudah tidur?"
"Hmm, mungkin jetlag... biar dia beristirahat besok dan lusa jadwalnya padat dan menguras tenaga...."jawab Shin.

Kamar Hotel,
Mira terbangun merasakan nyeri dipinggulnya, ia bangun membongkar tasnya mencari kotak obat namun tidak diketemukan. Mira keluar kamar tidak menemui Shin, ia berjalan menuju kamar Yoo Hye namun tidak berani membangunkannya. Mira kemudian turun sambil sesekali ia menggigit bibir bawahnya merasakan nyeri, ia merapatkan baju hangatnya berjalan menuju receptionist.

"Malam, Boleh aku minta alat pengompres.. tolong isi dengan batu es saja..."Pinta Mira.
"Sebentar kami carikan Putri... nanti kami antar kekamar anda..."Jawab seorang receptionist.
"oh, aku menunggu di Coffee Shop saja... atau nanti aku kemari lagi..."jawab Mira menuju Coffee Shop dan memesan Hot Chocolate.
Saat menikmati Hot Chocolate Mira melihat sosok yang dikenalnya,"Pangeran.... Nona Choi... akhirnya mereka bersama.."bisik Mira dalam hati, ia kemudian menikmati kembali minumannya walau sesekali terdengar suara tawa Shin dan Hyun Na.

Mira POV,
"Pangeran senang mendengar tawamu.... aku belum pernah mendengarnya, baru kali ini bisa mendengar tawa lepasmu setelah satu tahun lebih mengenalmu... Nona Choi, sangat pintar menghiburmu... andai dia ada diposisiku, kau pasti lebih sering tertawa dan tersenyum... tidak akan selalu jengkel dengan perkataan dan ulahku... Maaf aku belum pernah dekat dengan laki2, aku tidak pernah mengenal mencintai dan cintai, aku terlalu sibuk dengan dunia dan nasibku... aku tidak berani tuk mengenal kehidupan cinta, terlalu sakit dan sepi hidup sebatang kara Pangeran, aku tidak ingin merasakan lagi kehilangan harus ditinggal orang yang kucintai saat ia tahu aku tidak memiliki keluarga... Nikmatilah kebersamaan kalian, aku senang mendengar tawa dan melihat senyummu..."

"Anda mencintai Putri Hwang, Pangeran Shin..."Tanya Hyun Na.
"Mengapa?? kalau aku tidak mencintainya kau ingin menggantikannya..."jawab Shin.
"Aku selalu berharap seperti itu... Pangeran, anda tau isi hatiku, apa kita tidak bisa seperti dlu lagi, aku dapat mendekatimu aku bisa mencintaimu..."pinta Hyun Na memegang tangan Shin, disudut lain Mira melihatnya.
"Nona Choi... aku sudah menikah jangan berulah yang menimbulkan kabar tak enak nantinya.."jawab Shin menarik tangannya.

"Anda mencintai istri anda Pangeran... apa kau mencintainya Shin Young-ssi..."Hyun Na tetap menahan tangan Shin.
"Nona Choi.. kalau kau mengira perkenalanku dengan Putri Hwang terlalu cepat dan pernikahan kami yang terkesan terburu membuatmu berfikir aku tidak mencintainya itu benar... tapi kini Putri Hwang adalah istriku dan wanita yang ada disisiku setiap hari, aku harap kau bisa menerima bila suatu hari nanti aku akan berusaha mencintainya...."jawab Shin melepaskan tangan Hyun Na, namun pandangannya beralih pada sosok wanita yang dikenalnya, Mira... ia melihat Mira saat membayar dikasir dan keluar Coffee Shop.

"Nona Choi, sudah malam aku ingin beristirahat..."pamit Shin.
"Apa tidak tersisa ruang untukku Pangeran... apa Putri Hwang juga mencintaimu.."Hyun Na masih memohon pada Shin.
"Nona Choi, kita lihat saja nanti... dan kau juga silahkan melihat bagaimana sikap Putri padaku, apa dia mencintaiku atau tidak dan lihat bagaimana nantinya, apakah dari sikap Putri padaku akankah aku mencintainya... selamat malam Nona Choi.."Shin pergi melangkah meninggalkan Hyun Na.

"Sudah ada yang kuminta...?" tanya Mira pada receptionist. "Ini Putri, maaf menunggu.."Jawabnya dan Mira meninggalkan lobby hotel kembali ke kamarnya. Shin yang menyusul kehilangan Mira yang sudah masuk kedalam Lift.
"Ada apa Putri kemari apa ada masalah..?" tanya Shin pada Receptionist.
"Oh, Putri hanya meminta alat pengompres Pangeran.."
"Pengompres, apa dia demam lagi... terimakasih.."pamit Shin bergegas menuju kamarnya.

Mira mengompres lebam dipinggulnya, kantuk mulai menyerangnya sesaat kemudian ia tertidur setelah menyimpan alat pengompresnya. Shin masuk kedalam kamar mendapati Mira tertidur, ia mendekati dan memegang kening Mira.
"tidak demam... untuk apa dia ambil alat pengompres... dimana alat itu..."Shin bergumam sendiri, akhirnya ia menemukan alat pengompres itu dalam kamar mandi.

"Es.... aarghh, bagaimana aku tidak mengetahui apapun tentangnya..... Hwang Mi Ra mengapa aku harus peduli padamu, apa hanya sekedar membahagiakan orang tuaku... aaargh..."Shin membanting alat kompres ditangannya, dia membalikkan badannya menatap Mira yang tertidur pulas.

Pagi Hari,
Mira sudah rapi tetap dengan dandanan sederhana khas Hwang Mi Ra dengan make up yang tipis pula, Mira menyiapkan sarapan yang diantar Room Service, kemudian ia masuk kedalam kamar melihat Shin yang sedang mengancingkan kemejanya.


Mira mendekati membantu Shin, ia memilih dasi yang cocok dipadupadankan pada kemeja juga jas yang akan dikenakan Shin. Pilihan Mira pada dasi hitam bergalzur silver, ia langsung mengenakannya pada Shin, Shin hanya diam memandang wajah Mira, namun Mira tidak menyambut sama sekali tatapan Shin, ia hanya terus berkonsentrasi menyimpulkan dasi. Tubuh Mira merapat dan menempel pada Shin, ia memiringkan wajahnya membenarkan lipatan kerah kemeja Shin, dirinya begitu rapat hingga Shin merasakan hembusan hangat nafas Mira dilehernya, Shin tetap terdiam. Mira mengambil jas dan mengenakannya pada Shin, tangannya benar2 terampil membantu Shin berpakaian, tugasnya terhenti saat bel kamarnya berbunyi.

"Putri Hwang... "Shin menahan tangan Mira yang hendak pergi membuka pintu. "Nde...."jawab Mira.
"semalam itu....."ucap Shin mencoba menerangkan kejadian semalam khawatir Mira melihatnya berdua dengan Hyun Na, dan juga menanyakan masalah alat pengompres yang dipinjam Mira.
Mira hanya melepaskan tangan Shin, lalu membuka pintu, Kang Man Bok juga Yoo Hye datang membantu semua, namun Yoo Hye terkejut karena Mira telah rapi bahkan sesudah membuka pintu ia juga menyiapkan sepatu dan kaos kaki untuk Shin. Yoo Hye dan Man Bok saling berpandangan, Shinpun juga diam dalam pelayanan Mira saat Mira membawakan teh untuknya.

Didalam mobil Mira hanya diam hanya Shin yang terus berbicara dengan Man Bok tentang schedule hari ini.
"Putri, hari ini akan panas dan menguras tenaga karena kita akan mengunjungi lahan pertanian..."ucap Man Bok, Mira hanya tersenyum kecil dan mengangguk.
"Bila lelah katakan saja, nanti biar aku sendiri yang ikut kelapangan..."Ucap Shin yang khawatir tentang kondisi Mira karena alat kompres semalam.
"Aku siap dan tidak akan menyusahkan kalian... "jawab Mira yang terdiam kembali, Shin melihat wajah Mira yang benar2 berubah.

Perkenalan ramah tamah semua berjalan lancar, Mira terus berada disisi Shin menemaninya kemanapun melangkah, hingga sampai di area persawahan, seorang interprenter mendampingi mereka sepanjang hari ini. Hyun Na terus meliput semua kegiatan Putri dan Pangeran itu, sambil matanya terus melihat semua gerak gerik pasangan itu. Shin mendengarkan berbagai penjelasan tentang pertanian dan iapun berbagi perbedaan cara bercocok tanam didaerah tropis dan daerah dengan iklim 4 musim.

"penanaman disini memakai cara apa 2 : 1 atau 5 :1?" Tanya Mira pada seorang petani. "5 : 1..."jawabnya.
"Baiknya diubah dengan 2 : 1 agar pengairan pemupukan juga intensitas cahaya matahari dan terbagi sempurna.."terang Mira, Shin memperhatikan Mira yang berdialog langsung dengan para Petani, ternyata banyak yang tidak ketahuinya tentang istrinya ini sampai banyak halpun diketahui Mira.
"kami bermaslah dengan gulma..."keluh petani itu. Mira jongkok berbincang dengan petani tersebut, tangan Shin menggegam tangan Mira sebagai tumpuan istrinya menjaga keseimbangan.

"kalian bisa atasi saat proses sebelum tanam, pengolahan tanah dan pemupukan diawal sebelum masa tanam yang baik bisa membantu proses terbentuknya bakteri dan berbagai unsur yang menjadi makanan tuk padi, selama itu benar dan unsur hara terbentuk dengan baik, akar padi lebih banyak menghisap dan mengambil makanan yang dibutuhkannya hingga gulma dan tanaman pengganggu lain tidak dapat berkembang biak karena makanan dan nutrisi dalam tanah sudah cepat diambil oleh padi... aku tidak tahu banyak mungkin nanti ada ahli yang dapat membantu kalian secara teknis..."terang Mira, semua yang ada hanya diam dan tidak menyangka sang Putri mengetahui hal itu.

"Maaf, aku bukan menggurui.. aku hanya tahu dari apa yang kubaca bila salah aku minta maaf..."ucap Mira pada seorang pejabat pemerintahan.
"Putri tahu banyak hal Pangeran.. beruntungnya anda..."puji seorang pejabat disana.
Shin membantu Mira berdiri, yang saat berbincang tadi berjongkok. Shin terus menuntun Mira berjalan di area, Hyun Na terus memperhatikan keduanya.
"aargh...."Mira menjerit menahan sakit dan menggegam tangan Shin kuat.
"Putri, tidak apa2..."Tanya Shin panik, Mira menggeleng cepat matanya menatap Yoo Hye.
"mungkin terkilir Pangeran, biar aku bantu..."Yoo Hye menjawab. "Urat kakiku mungkin tertarik sudah tidak apa2.."Ucap Mira beralasan.

Yoo Hye membawa Mira kedalam mobil dan mengoleskan krim ke pinggul Mira lalu merapikan pakaiannya dengan cepat.
"makin lebam Putri..."Yoo Hye cemas. "Jangan beritahu Pangeran, ingat itu eonni.. tinggalkan Krim oles itu nanti dikamarku.."Pinta Mira.

Tiba dihotel Mira istirahat dengan cepat, Shin ingin bertanya keadaannya mengurungkan niatnya karena Mira telah terlelap.

Pagi Hari,
Mira dan Shin berkunjung ketempat anak2 cacat, Mira langsung menggabungkan diri dengan para anak2 itu, walau ia tidak mengerti bahasanya namun mereka bisa akrab dan saling memahami walau seorang interprenter mendampinginya namun wajah Mira begitu menikmati waktunya bersama anak2 itu. Shin hanya tersenyum melihat kemanjaan anak2 itu pada Mira.

"Siapa Namamu.."Tanya Mira pada seorang anak diatas kursi rodanya. "ALEX..."jawabnya tersenyum. "Alex..???"Tanya Mira kembali, semua pengasuh tersenyum menjelaskan mengapa anak itu menyukai nama Alex.
"Hmm, senang berkuda??"Tanya Mira kembali, Alex cepat mengangguk. "Mengapa Alex kudamu itu mati?" Tanya Mira.
"Ia tidak bisa berjalan sama sepertiku..."Jawab Alex santai.
Mira diam dan melihat wajah Alex yang sepertinya menikmati segala kekurangan atas dirinya yang hanya sepanjang waktu diatas kursi roda. "Kau ingin berkuda??" Tanya Mira. "Hmm, apa Anda bisa menolongku.. aku ingin terbang diatas punggung Kuda.."jawabnya ceria.

Mira berdiri dan membisikkan sesuatu pada pengurus lalu tersenyum pada Alex, tak lama seseorang membawakan seekor kuda dan Mira mendekatinya.
"Hallo namaku Hwang Mi Ra... mau bermain denganku?"Bisik Mira sambil mengusap punggung kuda itu dan melirik pada Alex yang matanya berbinar. Rombongan Shin datang menghampiri Mira.
"Hmmm, bantu aku mambawa Alex terbang dipunggungmu.. kita pasti bisa berteman dengan baik, suamiku juga memiliki kuda jantan yang bagus sama sepertimu..."Mira terus bicara sambil tersenyum melirik Alex yang makin bersemangat kala interprenter menerjamahkan kata2 Mira.
Shin dan yang lain tersenyum melihat keramahan Mira pada kuda itu dan cara Mira menyenangkan Hati Alex. Mira menuntun Kuda itu kearah Alex, "Dia juga ingin berkenalan denganmu Alex.."bisik Mira membungkuk pada Alex yang sempat ragu mengusap kepala kuda itu.

"Tolong Siapkan...."pinta Mira, ia melirik pada Shin yang menganggukan kemauan istrnya.
"Putri Hwang...lebam dipinggang anda.."bisik Yoo Hye.
"Tenang Eonni, aku tidak apa2.. aku akan hati2..."jawab Mira.
Shin mendekati Mira dan membantu Mira mengikat rambutnya yang tergerai. "Terima Kasih Pangeran..." Ucap Mira.
"Siap bermain denganku... kita terbang sekarang..."Ucap Mira mendekati Alex, dan siap membawanya kepelana Kuda.
"Ia tidak memiliki kaki Putri Hwang...."bisik seorang biksu yang bersama Shin.

Mira terkejut, tubuhnya yang membungkuk berdiri tegak kembali dan diraih oleh Shin. Mira hanya memandang Shin, wajah Shin hanya tersenyum menenangkan Mira sambil menyembunyikan keterkejutannya. Mira melepaskan pengangan Shin dan dibantu Shin naik keatas punggung kuda, Shin kemudian mendekati Alex, "Tolong jaga istriku... janji.."ucap Shin tersenyum yang dianggukkan Alex kemudian mengendongnya menyerahkan pada Mira.

"Kain itu..."Pinta Mira pada Shin yang langsung membantunya mengingkat Alex ditubuh Mira, Yoo Hye cemas melihat Mira. "Pangeran, aku janji membawa istrimu yang cantik ini kembali..."ucap Alex pada Shin yang bingung tak mengerti lalu ditranslate oleh semua orang. "Putri, hati2..."ucapnya menyentuh paha Mira. "Nde..."Mira tersenyum pada Shin.

Mira menghentakkan kakinya pada badan kuda itu dan segera membaawa Alex berlari. "takut...?"Tanya Mira, Alex menggeleng. "Kita terbang sekarang....."Mira menghentakkan dan lari lebih kencang, Alex membuka tangannya seolah benar2 terbang.
Hyun Na terus menatap Shin yang tidak melepaskan pandangannya pada Mira.
"Kau mulai mencintainya Pangeran.... mungkin kau tidak sadari itu, tapi kau mulai menyukai keberadaanya disisimu... benar tidak ada tempat untukku dihatimu Pangeran... Beruntungnya Hwang Mi Ra..."bisik Hyun Na dalam hati dengan mata berkaca2.

Shin POV,
"Akhirnya senyum itu kembali... Putri betapa damai melihat senyummu... entah apa yang kau rasa, keramahanmu membawa kebahagiaan untuk semua orang... mengapa aku mulai bergantung dengan semua tingkahmu... mengapa aku mulai menyukai semua yang ada padamu... mungkinkah aku mulai mencintaimu.. Hwang Mi Ra, bantu aku meyakinkan hatiku... luka yang lalu masih belum kering sempurna...."

 TBC,
sedikit masukin ilmu pertanian,
tu juga seingetnya bis dlu tau karena nyolong denger
waktu ikut nemenin Mpi dari desa ke desa n dusun ke dusun
nerangin petani waktu sosialisasi pupuk ma dinas pertanian...
mian klo ga nangkep maksutnya yack....

Kamis, 18 November 2010

(FF) MY LADY...... TIGA BELAS

Cast :
Jang Geun Suk as Prince Shin Young
Hwang Mi Ra as Princess Hwang
Kang Man Bok as Prince Shin Assistant
Lee Yoo Hye as Princess Hwang Assistant
Shin Mae Ri as Maid
Jung Ji Ae as Maid
Choi Hyun Na as Reporter

Sebelumnya,
"Terkadang dia begitu galak seperti seorang Halabeoji, Terkadang Dia begitu Tegas seperti seorang Appa, Terkadang Dia begitu melindungi seperti Seorang Oppa, Terkadang Dia begitu Lembut dan Perhatian seperti Seorang Suami...."

"Pangeran, apa kita tidak bisa mencobanya seperti dulu... kita bisa lebih mengenal..."ujar Hyun Na meraih lengan Shin.

Ia segera menutupi tubuh gadis itu dengan selimut setelah iapun membuka pakaian tidurnyanya dan masuk kedalam selimut mendekap tubuh Mira.

"Merindukanku...??"bisik Shin yang duduk didepan Mira.
"oppa, apa yang kau lakukan semalam... apa yang kaulakukan saat aku tidur..."Bisik Mira menarik Lengan Shin.
"Tidur bersama apa salah..."tanya Shin.

"Cantik... dan lebih cantik dengan rambutmu yang tergerai ini.."bisik Shin ditelinga Mira.
"Begitukah..?? akhirnya kau mengakui..??"jawab Mira berbisik pada Shin.

#13,

"Ada Kekasihmu...."bisik Mira mendekati Shin saat ia melihat kedatangan Hyun Na, Shin refleks langsung memalingkan wajahnya namun tangan Mira cekatan meraih wajah Shin menghadap ke wajahnya.

"DISINI.... APA KAU PUNYA KEKASIH SELAIN AKU... Oh Pangeran, kukira kau berbeda dengan pria bahkan Pangeran yang lain, ternyata sama saja.. tidak puas dengan satu isteri...."bisik Mira dengan suara menekan dan memasang wajah cemberut lalu melepaskan tangannya dari wajah Shin yang bingung dengan ulah Mira.

"Jangan meledekku Putri... ini acara resmi...."Shin berbisik pada Mira yang sudah memasang muka sedih dan kecewa.
"Putri Hwang... jangan salah duga... Putri, tolong rubah raut wajahmu... Putri setelah acara selesai aku jelaskan... Putri Hwang, tersenyumlah..."bujuk Shin pada Mira.

Tamu Negara tiba seorang Interpreter mendampingi tamu tersebut,Hyun Na dan beberapa wartawan juga mulai meliput kedatangan tamu tersebut.

"William Dunt, ini Isteriku..."tamu tersebut menyapa dan berjabat tangan pada Shin.
"Shin Young, ini Istriku Hwang Mi Ra... semoga kalian senang berkunjung kemari..."balas Shin sambil merangkul Pinggang Mira.

Setelah perkenalan Mira mendampingi Mrs. Dunt, yang bertanya banyak seputar kebudayaan dan tradisi Korea, Mira terlihat lancar menerangkan segala, Kang Man Bok yang diminta Shin tuk mendampinginya lebih banyak diam dan tersenyum karena semua hal telah diungkapkan Mira tanpa perlu bantuannya. Man Bok sesekali melihat sang Pangeran yang terkadang memperhatikan sang Putri yang begitu semangat menceritakan tentang semua hal, Man Bok hanya menganggukkan kepalanya saat Shin menatapnya seolah memberi kode kalau sang Pangeran tidak perlu mengkhawatirkan apapun tentang Istrinya.

Jamuan Makan Malam,
Mira duduk disebelah Mrs. Dunt berhadapan dengan Shin, terlihat wajahnya begitu ceria ramah menjamu tamu ini, Shin hanya memandangnya dengan senyum, ia terlihat senang dan puas dengan pendampingnya ini. Disudut lain Hyun Na terus memperhatikan setiap gerak gerik Pangerannya itu, wajahnya terlihat cemburu saat Shin begitu hangat menatap Mira.

"Putri Hwang, ini Kimchi makanan khas Korea itu..."Tanya Mrs. Dunt saat melihat menu dihadapannya.
"Benar, dimanapun saat anda di Korea anda pasti menemukan ini..."terang Mira.
"Rasanya asam, tapi pedas.. aku menyukainya, ingin aku bisa membuatnya.."ucap Mrs. Dunt
"Saat menjelang musim dingin biasanya kami membuat bersama, namun saat aku disini mereka tidak mengijinkanku..."ujar Mira, yang dibalas senyum oleh Ibu Suri juga Permaisuri.

"Karena Anda Putri sekarang karenanya mereka tidak mengijinkan anda untuk membuatnya... ini termasuk 5 makanan tersehat, bukan begitu Putri Hwang.."ucap Mrs. Dunt.
"Iya, banyak vitamin yang terkandung... Kimchi makanan fermentasi kaya serat namun rendah kalori, ini membantu pencernaan karena saat proses permentasi ada bakteri lactobasilus yang menghasilkan asam laktat yang kadarnya lebih tinggi dari yogurt, nanti aku siapkan sebagai buah tangan untuk anda, Mrs. Dunt...."Ucap Mira tersenyum.

Seisi ruangan hanya diam tercengang kemudian tersenyum dengan penjelasan singkat dari Mira, Ibu Suri juga Permaisuri berpandangan dengan senyum puas, sementara Shin diwajahnya juga terurai senyum saat Mr & Mrs. Dunt memuji istrinya, namun ada sepasang mata yang tidak menyangka sang Putri akan menjawab hal sederhana namun penuh pengetahuan.


Saat jumpa pers, hanya Shin dan Mr. Dunt yang tampil diwawancara, sementara Mira dan Mrs. Dunt sesaat menghilang dari Yeohoejang. Selang beberapa lama disesi foto bersama Mira juga Mrs. Dunt kembali bergabung dengan keluarga Istana. Ketika kedua pasangan ini berfoto, Shin merapatkan tubuhnya pada Mira dan merangkul pinggangnya sesaat Mira kaget namun wajahnya segera berubah saat melihat kalau Hyun Na sedang memperhatikannya, Ia makin menyenderkan tubuhnya pada Shin,  keduanya berhadapan dengan pasangan Dunt, Hyun Na pergi meninggalkan ruangan karena tak tahan dengan pandangan dihadapannya.

"Pangeran Shin, bawa istri anda ke negara kami kapan waktu... kami dengan senang hati menjamu anda.."pinta Mrs. Dunt saat berpamitan. "Segera Mrs. Dunt, saat semua tugasku selesai aku akan membawanya kemanapun yang ia mau..."jawab Shin tersenyum.

"Putri Hwang, terimakasih untuk Hanbok juga kimchinya... senang bisa berkenalan dengan anda, anda benar2 orang yang menyenangkan.. Pangeran Shin, benar2 beruntung mendapatkanmu Putri..."Senyum Mrs. Dunt.
"Tidak seberapa Mrs. Dunt, Pujian anda akan membuatku terbang meninggalkan suamiku nanti... kembalilah kapanpun yang anda mau... kami dengan senang hati akan menyambut anda... "Jawab Mira.

Shin dan Mira mengantarkan tamu meninggalkan istana, tak sengaja Shin melihat sekilas Hanbok yang diberikan Mira pada Mrs. Dunt, Bunga Sakura di hanbok berwarna biru.

"Mengapa memberikan hanbok itu padanya..."tanya Shin saat masuk kembali ke dalam Istan Yeohoejang.
"Dia yang memilih, memang kenapa..?" tanya Mira santai.
"Tapi Hanbok itu aku berikan saat kita menikah Putri..."ujar Shin memegang lengan Mira.
"Oo, yang motif Sakura... aku tidak sengaja mengeluarkannya dan Mrs. Dunt menyukainya..."jawab Mira tak berdosa.

"Hwang Mi Ra... keterlaluan..."Shin marah meninggalkan Mira yang bingung.
"bukankah itu diberikan Permaisuri padaku..."tanya Mira mengejar Shin.
"Pemberianku, Ibu Suri, Permaisuri bahkan Yang Mulia... kau harus menyimpannya, jangan dialihkan pada orang lain Putri..."Shin mulai emosi.
"Tapi, Hanbok itu milikku...."Ucapan Mira terputus.

"TERSERAH KAU MELAKUKAN APA DAN APA MAUMU... BILA KAU MARAH PADAKU JANGAN MEMBERIKAN APA YANG ISTANA KASIH UNTUKMU PADA ORANG LAIN.... Dengar juga, aku tidak mempunyai kekasih siapapun dan dimanapun, bila kau salah bila menganggap Nona Choi adalah kekasihku... aku hanya memiliki wanita saat ini adalah kau.. jangan pernah meledekku seperti tadi Putri Hwang... Putri bila sikap baikku padamu membuat kau mengira aku mencintaimu, maaf untuk sementara ini aku belum bisa menerima siapapun untuk ku cintai..."Bentak Shin saat mereka tiba didepan Istana GwanShim.

"Pangeran... mengapa marahmu begitu besar, aku hanya...."Mira terdiam saat menyadari kalau Man Bok melihat pertengkaran mereka saat ia datang menjemput Shin dengan kendaraan.
"Pangeran, kau pergi... ini tidak menyelesaikan semua bila kau langsung pergi..."cegah Mira membisik pada Shin didalam mobil.
"Tidak usah menunggu, aku mungkin kembali larut malam..."ucap Shin dingin.

Mira hanya diam menatap kepergian Shin yang dibawa oleh Man Bok, Mira masuk kedalam kamarnya, kemudian membuka lemari, lalu menggeser pembatas ruang kecil didalam lemarinya  dan mengambil kotak lalu membukanya.

"Aku tidak pernah memberikan apa yang kau juga istana berikan padaku kepada orang lain... aku menyimpan rapi semuanya... Maafkan aku bila itu membuatmu marah Pangeran, namun aku tidak menghilangkannya satupun, andai kau tahu akan hal ini.... Nona Choi begitu mengharapkanmu, maafkan aku bila candaku kali ini lewat batas, namun tidak perlu kau berteriak seperti itu, Man Bok ahjussi bahkan melihatmu membentakku... eomma, begitu rendahnya aku eomma... mengapa aku harus bernasib seperti ini, mengapa semua tidak pernah menganggapku ada, salahkah aku terlahir sebagai sebatang kara... aku hanya ingin melihat semua orang menganggapku ada, aku hanya ingin semua orang dapat melihat senyumku walau hatiku menangis... Maafkan aku Pangeran, Maaf bila ini membuatmu marah, aku tidak akan mengganggumu lagi..."
Mira tertunduk sedih sambil memegang Hanbok biru dengan banyak taburan motip sakura disana.

Shin kembali ke sifat aslinya dingin, angkuh pada Mira, dan Mira menjauh dari Shin, ia masih mengira Shin marah karena masalah malam itu. Hingga berbulan2 Shin masih dengan sifat aslinya, kesibukannya membuat ia makin menjauh dan mengacuhkan Mira.

Suatu Malam,
"Putri, Ibu Suri menunggu anda..."ucap dayang dari istana Ibu Suri pada Mira yang baru tiba dari makam kedua orang tuanya.
Mira mencari ketiga pelayannya yang tampak dari ia pergi tadi, Mira berangkat sendiri menuju kediaman Ibu Suri.

"Ibu Suri...."sapa Mira membungkuk memberi hormat.
"Kau sendiri, Pangeran belum kembali...."tanya Permaisuri tiba2 muncul.
"Permaisuri.... belum..."jawab Mira, walau dia akhir2 ini tidak tahu menahu jadwal Shin sama sekali, namun selama ini ia tutupi kekakuan diantara mereka berdua dihadapan ketiga orang yang dicintai Shin.
"Sudah kumpul semua..."ujar Yang Mulia tiba2 juga bergabung.

"Ada apa ini... mengapa semua kumpul disini... Yoo Hye, Ji Ae..."Mira bingung.
"Hanya menunggu Pangeran Shin, dia masih belum kembali..."ucap Ibu Suri pada Yang Mulia.
"Mae Ri, bawa keluar kue itu..."perintah Permaisuri.

"Hari Ini setahun kalian menikah kan.... kami ingin merayakannya, merayakan betapa bersyukurnya kami akan kehadiranmu, merayakan betapa kami berterima kasih kau sanggup menjalani semua ini dengan sikap Shin yang begitu keras kepala... Putri, tetap berada disisinya menemaninya ya..."Pinta Permaisuri, Mira hanya diam membisu.

"Merayakan Ulang Tahun pernikahanku tanpa menunggu kehadiranku... ini benar2 kelewatan..."Shin tiba2 datang.
"Kalian berdua sudah ada mulailah acaranya... Putri, ayo potong kuenya berikan pada suamimu..."pinta Ibu Suri.

Mira memtong kue, kemudian menyuapi Shin, ia hanya sebentar melakukan kontak mata dengan suaminya itu kemudian memalingkan wajahnya kembali lalu memberikan senyumnya pada semua yang begitu bahagia merayakan ulang tahun mereka berdua.

"Harusnya aku memberikan Pangeran libur tuk kalian bisa berlibur bersama namun bagaimanapun kalian bsok harus berangkat ke Thailand.. Maafkan aku, aku berharap kalian bisa menikmati perjalanan disana, tapi bila semua sudah selesai, kau bawa Putri berjalan2 di kota Bangkok Pangera... Putri semoga kau mengerti keadaannya..."ucap Yang Mulia.

Mira sedikit terkejut dengan ucapan Mertuanya karena besok harus berangkat ke Luar Negeri, tanpa ada satu orangpun yang memberi tahu ia melirik pada Yoo Hye, namun tatapan gadis itu juga seolah memberitahu kalau dia tidak mengetahui akan hal ini. Mira langsung merubah airmukanya seolah ia mengetahui rencana ini, ia hanya memberi senyum pada semua yang ada.

Mira berjalan mendahului Shin saat kembali ke istana Gwanshim ketika pesta kecil itu selesai, ia masih berdiam diri hingga saat ia hendak masuk kedalam kamar. "Siapkan pakaianmu, kita berangkat besok... maaf bila mengejutkanmu karena tidak memberitahu hal ini sebelumnya..."ucap Shin yang bicara memunggungi Mira, begitu juga sebaliknya. Mira tidak menjawab ia langsung masuk kedalam kamar.

Esok Hari,
"Putri, kami bantu merapikan pakaian anda..."ucap Mae Ri.
"Terima Kasih Mae Ri, aku sudah merapikannya semalam... kalian istirahatlah.."jawab Mira meneruskan bacaannya.

"Putri....."lirih Mae Ri melihat perubahan Mira belakangan ini.
Mae Ri dan Ji Ae meninggalkan kamar Mira, didalam kamar Yoo Hye Mae Ri menangis. Yoo Hye bingung saat ia merapikan pakaiannya bersiap untuk menemani Mira, Ia melirik pada Ji Ae, namun gadis itupun tertunduk sedih.

"Mae Ri, kenapa? ada apa? mengapa menangis? Ji Ae, ada apa sebenarnya mengapa kau juga sedih... Karena Putri Hwang..."Tanya Yoo Hye, keduanya mengangguk.

"Eonni, disana temani Putri kemanapun... Putri sangat pendiam akhir2 ini... aku sudah lama tidak melihatnya tersenyum lepas, tidak melihat Pangeran dan Putri tertawa saling ledek... Yoo Hye Eonni, aku sedih melihatnya apalagi hari ini... Putri sudah menyiapkan segalanya, ia tidak membutuhkan bantuanku... eonni, Putri Hwang... ada apa dengannya..."Mae Ri menangis dipeluk Yoo Hye, Ji Ae yang sedari tadi menahan tangisnyapun turut menangis.

"Sudahlah... aku akan menjaganya... mungkin mereka sedang bertengkar..."Bujuk Yoo Hye.
"Tapi tidak pernah selama ini... eonni janji menjaga juga menghiburnya ya..."Pinta Mae Ri.

Istana GwanShim,
Ibu Suri datang mengantar kepergian Mira untuk pertama kalinya menemani Shin ke Luar Negeri,  ia menunggu diluar Istana.
Mira masih diam duduk dipinggir tempat tidurnya memandang foto keluarganya, entah mengapa ia merasa gundah dan tidak tenang untuk pergi menemani Shin. "Eomma, Appa, Halabeoji... doakan aku, semoga aku tidak mempermalukan Pangeran juga Istana... saat aku kembali aku akan menengok kalian dan menceritakan semua... aku pergi..."Mira bicara sendiri dengan Foto orang tuanya, Ji Ae hanya tertunduk sedih melihat Putrinya.

Mira keluar kamar ia melihat Ibu Suri menunggunya diluar Istana, dan ia juga melihat sosok lain yang dikenalnya.
"Ibu Suri...."sapa Mira. "Hati2lah... jaga kesehatan, jaga juga suamimu... "nasehat Ibu Suri.
"Nona Choi, akan meliput semua kegiatan disana Putri... "terang Man Bok seolah ia menetralkan keadaan yang ada.
"Oh, Senang bertemu denganmu lagi Nona Choi.... semoga perjalanan ini menyenangkan..."ucap Mira tersenyum dan Shin menatapnya saat ia berpamitan dengan Ibu Suri.

Thailand,
Sore hari mereka tiba di Thailand dan sebentar beramah tamah dengan tuan rumah, kemudian mereka tiba di hotel tempat menginap. Tiba dikamar yang Penthaouse hotel, Mira diam saat melihat hanya ada satu tempat tidur disana, sementara Shin keluar balkon tuk menikmati pemandangan kota Bangkok. Sementara Mira mandi dan berganti pakaian Yoo Hye merapikan perlengkapan Mira, Man Bok menyiapkan segalanya untuk Shin, saat semua selesai keduanya berpamitan pada Mira dan Shin. Mira diam menunggu Shin berbicara tentang kamar yang hanya satu tempat tidur ini. Saat ingin berganti pakaian Shin baru melihatnya, tapi dia juga diam tidak membahas apapun dengan Mira, ia menuju kamar mandi sementara Mira hanya duduk dikursi malas yang ada di balkon.

TBC...

Lupa kreditan,
Cerita tentang Kimchi, mian klo salah...
ada ide masukin soal Kimchi di ni epep
karena pas lebaran nonton Arirang yg lagi bahas soal pembuatan Kimchi...
cuma nulis globalnya aja, hehehehehe
Mian klo salah yack....

Minggu, 14 November 2010

(FF) MY LADY...... DUABELAS

Cast :
Jang Geun Suk as Prince Shin Young
Hwang Mi Ra as Princess Hwang
Kang Man Bok as Prince Shin Assistant
Lee Yoo Hye as Princess Hwang Assistant
Shin Mae Ri as Maid
Jung Ji Ae as Maid
Choi Hyun Na as Reporter

Sebelumnya,
"Pangeran... ada suara Marching Band didada anda... dentumannya begitu keras, apa karena aku??? jangan bilang kau mulai jatuh cinta padaku...."Bisik Mira ditelinga Shin.

"Kita mau kencan dimana sebenarnya Shin Young Oppa..."Tanya Mira mengalungkan tangannya dilengan Shin.

"kau bilang ingin ke Taman, hari ini ada festival musim dingin, aku tahu dari karyawan hotel tadi... cepatlah udara makin dingin, jangan berdebat terus.."omel Shin menarik tangan Mira.

"Awas...."Teriak Shin reflek memeluk Mira yang nyaris tertabrak petugas pengantar makanan yang lewat dibelakangnya.

Oppa... Oppa... Shin Young Oppa.... terdengar akrab, kau tahu... aku ingin sekali memiliki seorang Oppa, yang bisa melindungiku, berbagi cerita denganku, menemaniku... Oppa, maukah kau menjadi Oppaku...."Pinta Mira spontan, Shin memandang Mira.

"Pangeran Shin Young...."teriak seseorang membuat seisi hotel termasuk tamu dan pegawai langsung ricuh dan canggung atas keberadaan sang Pangeran itu.Tangannya makin erat memegang tangan Shin saat melihat makin banyak wartawan yang mendekati mereka.

#12

"kau baik2 saja..."bisik Shin pada Mira yang dalam pelukkannya, Mira hanya menganggukkan kepalanya.
"Apa nantinya akan selalu seperti ini oppa..???"tanya Mira.
"Semoga tidak, ini karena kita datang tanpa diketahui mereka..."jawab Shin berbisik.

Sesaat kemudian Shin membisikkan sesuatu pada manager Hotel, dan kemudian membawa mereka kesalah satu Meeting Room, sesaat kemudian konfrensi pers dadakanpun dilakukan. Mira masih terlihat terkejut dan panik, Shin menggenggam tangannya dan tersenyum menenangkan Mira, Mira membalas pegangan tangan Shin dan mulai menenangkan diri. Shin melepaskan topi rajut dari kepala Mira, ia merapikan rambut istrinya itu, dan semua kamera tertuju pada pasangan ini.

"Nona Choi.... ada yang ingin kau tanyakan... karena teriakanmu mengejutkan semua orang termasuk istriku..."Shin bertanya dengan nada dingin dan tersirat kemarahan langsung tertuju pada Choi Hyun Na.

"Maaf mengganggu anda berdua, terlebih untuk Putri... kami hanya terkejut dan senang melihat kebersamaan kalian... ini kali pertama Putri Hwang...?" Tanya Hyun Na. Mira ragu ia menatap Shin dan makin kencang memegang tangan suaminya itu.

"Iya, ini pertama kalinya... kesibukan Pangeran yang membuat beliau baru bisa membawaku tuk berkencan..."Jawab Mira tegas menatap Hyun Na sambil tersenyum, Shin menunduk memandang genggaman tangannya pada tangan Mira.



"Tidak ada kebosanan selama ada tidak bersama Pangeran...?"Tanya Hyun Na Kembali.
"Kebosanan..??? aku belum merasakannya.. Nona Choi, kami baru 7 bulan menikah aku rasa banyak hal yang baru yang kami ketahui satu sama lain.. karena itu aku belum merasa bosan, hmmm lagipula aku bukan hanya menikahi Pangeran Shin, namun aku menikahi seluruh istana, saat Pangeran sibuk masih banyak keluarga Istana yang menemaniku... Mainlah sekali waktu, aku akan menjamumu.."Jawab Mira tenang dan terus memberi senyum pada Hyun Na.

Shin memandang wajah istrinya, ia tidak menyangka dari sikap Mira yang nampak takut dan terkejut begitu cepat ia mengontrol emosinya dan raut wajahnya hingga tenang dan santai seperti ini. Ada seuntai senyum diwajah Shin, mendengar jawaban Mira seolah kembali melemparkan kerikil panas dari setiap pertanyaan yang diberikan Hyun Na. Shinpun mulai meyakini Mira sudah bisa ia bawa tuk menemaninya kemanapun.

"pertanyaan terakhir Putri Hwang.... seperti apa Pangeran dimata anda..?" Tanya Hyun Na.
Mira tidak langsung menjawab sejenak ditatapnya laki2 disebelahnya kini, Shin sadar dipandang ia hanya menatap Mira tanpa bicara sepatah katapun.

"Terkadang dia begitu galak seperti seorang Halabeoji, Terkadang Dia begitu Tegas seperti seorang Appa, Terkadang Dia begitu melindungi seperti Seorang Oppa, Terkadang Dia begitu Lembut dan Perhatian seperti Seorang Suami.... Aku tidak tahu akan menemukan sisi apa lagi dari dirinya, yang pasti aku telah memiliki semuanya dari diri Suamiku... Bagai memiliki keluarga sempurna hanya dari seorang Pangeran Shin Young, aku sangan mensyukuri itu...."Ucap Mira terus menatap Shin yang terdiam disisinya, wajahnya seolah tak percaya kalau jawaban itu yang meluncur dari bibir mungil Mira, sementara semua kamera hanya tertuju kepada mereka.

"Andai kau merasakan apa yang aku rasakan saat ini Nona Choi... andai dirimu yang berada diposisiku saat ini... Sungguh menyenangkan.."ucap Mira kembali menatap Hyun Na dengan tenang, tidak tersirat kalau dia sedang menyindir sang reporter, sementara Shin kini ia berganti menatap Mira terkejut, karena tidak menduga kalau Mira mengetahui siapa Choi Hyun Na.

"Andai aku hadir lebih dulu dari anda Putri Hwang... Maafkan kelancanganku.."jawab Hyun Na tersenyum kecut.

Setengah jam kemudian konfrensi Pers dadakan itupun berakhir, semua wartawan dan reporter meninggalkan hotel tersebut. Mira duduk di Lobby hotel, Shin memesan teh hangat tuk Mira.

"Tunggu sebentar disini aku ada urusan sebentar... udara makin dingin , secepatnya kita kembali ke istana.. "ucap Shin sambil memasangkan jaketnya pada Mira yang wajahnya mulai pucat dan bibirnya mulai terlihat biru walau tersamarkan dengan lipgloss yang masih tersisa disana.

Shin berjalan menuju lorong hotel dan menemui seseorang yang sudah menunggu disana. "Choi Hyun Na-ssi..."Sapanya.
"Pangeran Shin..." jawannya menundukkan kepala.

"Jangan pernah kau lakukan hal seperti ini lagi Nona Choi... aku akan menghormatimu bila kau tidak melakukan hal seperti ini lagi.."ucap Shin dingin sambil menatap tajam Hyun Na.

"Pangeran, Anda sudah berubah.... Ini bukan Pangeran Shin yang aku kenal..."jawab Hyun Na terkejut dengan sikap Shin.
"Nona Choi, seseorang akan berubah sesuai keinginannya.. aku juga begitu, jadi ingatlah jangan pernah berbuat ini lagi terlebih membuat panik dan menyakiti Istriku.."Ucap Shin ketus.

"Apa kau mencintainya Pangeran..?"Tanya Hyun Na.
"Bila aku tidak mencintainya tidak akan ada pernikahan ini..."Jawab Shin cepat.
"Aku tidak menyakini itu Pangeran... karena wanita itu kau menjauh dariku, kini kau kembali dan langsung menikah... pastinya pernikahan ini tidak atas dasar cinta... akuilah Pangeran.."Ucap Hyun Na meminta kepastian.

"Nona Choi, aku tidak pernah memberimu janji apapun.. jadi tidak ada alasan untukku bertemu denganmu.. selamat malam Nona Choi.."Jawab Shin berlalu dari Hyun Na.
"Pangeran, apa kita tidak bisa mencobanya seperti dulu... kita bisa lebih mengenal..."ujar Hyun Na meraih lengan Shin mencoba menghentikan langkahnya.

Hwang Mi Ra POV,
"inikah kisah itu.. kisah yang kudengar dlu dari Mae Ri... Jadi benar dugaanku Choi Hyun Na itu reporter yang mencintainya... Shin Young Oppa, bila kau memiliki cinta untuknya, belajarlah membuka hatimu kembali, belajarlah mencintainya... Oppa, aku hanya menginginkanmu sebagai Oppa.. dan hari ini aku mulai mendapatkan dirimu sebagai Oppa... Shin Young Oppa, kau harus bahagia, berikan senyum diwajah orang2 yang kau cintai.. saat kau mulai mencintai seseorang, perlahan lukamu juga akan mengering.. mulailah menyukai seorang Yeoja, Hyun Na gadis yang baik, mungkin dialah pendamping sejatimu... "

Author,

Dibalik dinding Hotel Mira melihat semua saat ia mencari Shin yang terlalu lama meninggalkannya, sesaat kemudian ia kembali lagi ke Loby Hotel menunggu Shin. Mira makin kuat menggesekkan kedua tangannya menahan dingin yang menyerangnya, teh panas yang dipesankan Shin tak mampu mengurangi rasa dingin ditubuhnya. Shin datang mendekati saat Mira sedang mengepalkan tangannya memberi menghantarkan udara dari mulutnya

"Dingin...??? kau kuat berjalan, atau aku aka menggendongmu, kita kembali sekarang..."Tanya Shin menggenggam Tangan Mira dan berganti dirinya yang memberi uap dari mulutnya ketangan istrinya.
"urusan oppa sudah selesai..? tubuhku mulai mati rasa oppa, kita kembali..."jawab Mira dengan suara bergetar.

Shin mengalungkan lagi selimut yang dimintanya dari pihak hotel, kemudian ia menggendong Mira dengan Bridal Style saat mobilnya tiba didepan lobby, disudut lain Hyun Na melihat semua ia mengepalkan tangan dan menggigit bibir bawahnya menahan kesal.

Istana Gwanshim,

"Putri Hwang... Hwang Mi Ra... kita sudah sampai..."ucap Shin mencoba membangunkan Mira, namun tidak ada reaksi dari Mira.
Shin turun dari mobil dan membuka pintu juga Seatbelt Mira lalu menggendongnya.
"Yoo Hye, belum tidur... tidurlah biar Putri aku yang menjaga..."ucap Shin saat melihat Yoo Hye masih menunggu.
"Putri Hwang kenapa Pangeran, apa beliau sakit lagi... perlu aku siapkan sesuatu.."Tanya Yoo Hye panik saat melihat Mira lemas didalam gendongan Shin.
"Nyalakan pemanas dalam kamar Putri, siapkan susu hangat untuknya..."perintah Shin sambil berjalan menggendong Mira.

Yoo Hye menyiapkan apa yang diminta Shin, ia juga menggantikan pakaian Mira saat Shin kembali ke kamarnya tuk membasuh wajah dan berganti pakaian. Tak berapa lama Shin kembali ke kamar Mira.
"Sudah selesai?" Tanya Shin.
"Hanya tinggal membersihkan wajah Putri..."jawab Yoo Hye.
"Biar aku saja, kau beristirahat... malam nanti kita akan sibuk, maaf merepotkanmu Lee Yoo Hye..."ucap Shin mengambil handuk basah ditangan Yoo Hye yang termenung dengan ucapan Shin.

"Putri Hwang, apa yang anda perbuat pada Pangeran kami... ia kembali seperti dlu, bersikap ramah dan mengucapkan kata Maaf... semenjak kejadian itu Pangeran Shin berubah menjadi Pribadi yang berbeda Putri.. Hampir tidak pernah ada kata2 MAAF yang keluar dari mulutnya... Putri Hwang, Terima Kasih anda telah mengembalikan Pangeran Kami...."Bisik Yoo Hye dalam hati meninggalkan Shin yang sedang merawat Mira.

"Eomma... dingin.... "Mira mulai mengigau hingga membangunkan Shin yang tak sengaja tertidur disisi tempat tidur Mira.
"Putri Hwang... Hwang Mi Ra.."Shin mencoba menyadarkan Mira.
"Shin Oppa... oppa, dingin.. "ucap Mira lemah yang sedikit sadar. Tangan Shin menggenggam erat tangan Mira yang masih dingin.
"Mengapa ruangan ini masih terasa dingin.... Putri, bertahan aku aka periksa dulu..."bisik Shin memeriksa penghangat di kamar Mira.
""Tidak berfungsi, Yoo Hye sudah mengaturnya dengan baik... mengapa tidak berfungsi.."gerutu Shin.
"Oppa... eomma, dingin... aku sesak bernafas..."Igau Mira dengan suara bergetar.
"Putri, kita pindah kekamarku... pemanasnya tidak berfungsi..."Shin berbisik ada Mira, lalu menggendongnya pindah kekamar tidur Shin.

Shin merebahkan Mira yang masih mengigau dan tubuhnya menggigil, ia menyelimuti Mira dengan berlapis2 selimut namun gadis itu masih menggigil terdengar suara gemeretak giginya. Shin mulai panik karena sudah setengah jam berselang tubuh Mira masih menggigil, dan terus mengigau. Shin sempat ragu namun ia tidak tega melihat kondisi Mira, akhirnya ia perlahan membuka pakaian Mira.

Sesaat ia menghentikan aksinya membuka kancing kemeja Mira saat berada didada gadis itu, namun tubuh Mira yang menggigil membuatnya meneruskan membuka pakaian Mira, Shin menelan ludah dan memalingkan wajahnya saat payudara Mira begitu jelas terlihat.
Ia segera menutupi tubuh gadis itu dengan selimut setelah iapun membuka pakaian tidurnyanya dan masuk kedalam selimut mendekap tubuh Mira.

Shin mengingat saran Dr. Kim saat MIra mengalami Hypotermia dulu,
"adakah cara termudah untuk memberi pertolongan pertama saat Putri nantinya mengalami gejala hypotermia,Dr. Kim.."tanya Shin.
"Ada, walau sebenarnya ini hanya mengurangi saja namun yang pasti tubuh Putri sendiri nantinya yang mampu melawan penyakit ini... Pangeran bila Putri mengalami gejala ini lagi, suhu tubuh anda dapat membantu menghangatkan dirinya... kontak langsung dengan tubuh anda, karena panas alami dari tubuh kita dapat membantu menghangatkannya..."terang Dr. Kim.

Shin merasakan hawa dingin dari tubuh Mira saat gadis itu berada dipelukkannya, Shin makin erat memeluk Mira. Shin menghembuskan udara hangat Wajah dan leher Mira, Tangannya mengusap punggung Mira yang dingin seperti bongkahan es, ia terus mengusap menggesekkan semua permukaan kulit gadis itu hinga perlahan suara gemertak dari gigi Mira menghilang, tubuh Mira yang berguncang karena menggigilpun tenang. Shin tidak melepaskan pelukkannya dari Mira, walau kantuk mulai menyerangnya ia masih terus berusaha mengurangi rasa dingin ditubuh Mira. Akhirnya ia tertidur memeluk Mira.

Pagi Hari,

Mira terkejut saat bangun bukan dikamarnya, ia segera mengintip ke dalam selimutnya, TANPA CELANA TIDUR hanya kemeja putih kebesaran dan itu bukan miliknya tapi milik Shin. Saat Mira bangkit dari tidurnya dan berlari menyusuri seisi kamar mencari Shin, tidak menemukan ia berlari mencari laki2 itu diruang kerjanya. Mira masuk kekamarnya dan duduk melamun dipinggir tempat tidurnya.

"Putri Hwang, sudah bangun...?"tanya Yoo Hye masuk bersama Mae Ri dan Ji Ae.
"Eonni, semalam......"Tanya Mira Ragu.
"Semalam anda tidak sadar diri Putri, Pangeran merawat anda semalaman..."terang Yoo Hye.
"Putri, mandi dlu aku sudah meyiapkannya... mungkin nanti kami tidak menemani anda, karena harus menyiapkan tamu malam ini.."ucap Ji Ae yang dianggukkan Mira.
"Putri Hwang, anda tidak tidur disini............"Tanya Mae Ri ragu, Yoo Hye menatap Mae Ri tajam seolah memberi tanda untuk tidak mencampuri urusan sang Putri.

"Yoo Hye Eonni................ mengapa aku tertidur dikamar Pangeran..."Tanya Mira Panik.
"Putri, tidur disana...??"tanya Mae Ri duduk dihadapan Mira memegang tangan sang Putri yang terlihat cemas diatas
"Mae Ri, Ji Ae... tolong tinggalkan kami berdua..."pinta Yoo Hye.
"Tapi....."Protes Mae Ri.
"Biarlah Yoo Hye Eonni..... biar kalian disini, aku masih benar2 takut..."jawab Mira.

"Mungkin Pangeran mulai mencintai anda Putri, karenanya ia membawa anda tidur dikamarnya...."celetuk Mae Ri.
"Oh... jangan terjadi... aku harap itu tidak akan terjadi... Mae Ri jangan bicara macam2.."Mira menutup wajahnya.
"Sudahlah, ini masalah Putri dan Pangeran.. apapun yang terjadi Putri dan Pangeranpun sudah menikah.. Mae Ri jangan bicara macam2.. Putri mari kami bantu anda merias diri... Ji Ae siapkan pakaian Putri, Mae Ri bawakan makanan untuk Putri yang tadi diperintahkan Pangeran..."perintah Yoo Hye.

Siang Hari,
Mira termenung didalam perpustakaan ia hanya membolak balik buku yang dibacanya, tangan kirinya hanya menopang dagunya dan matanya memandang kosong kearah danau...

"Merindukanku...??"bisik Shin yang duduk didepan Mira, membuyarkan lamunan Mira.
"Pangeran.... kau bicara apa? siapa yang merindukanmu..? badanku pegal semua, mataku ngantuk, karena harus berbagi tempat tidur denganmu.."Ucap Mira mencoba menguasai keadaan.

"Putri, badanku juga cape bagaimana bisa kau tidur mendekapku sangat kencang hingga tak bisa bernafas..."Shin mengeluh balik.
"Benarkah...?" Tanya Mira, kemudian ia menengok ke kanan dan ke kiri.
"Ada apa?" Tanya Shin. "Aku ingin memanggilmu Oppa, takut ada yang dengar..."jawab Mira.
Shin tertawa mengacak - acak rambut depan Mira yang bingung.
"Istirahat dulu, malam nanti kita kedatangan tamu... ayo, aku juga ingin istirahat, semalam kerjaku terlalu keras, badanmu berat Juga.."Ledek Shin menarik tangan Mira yang memasang wajah cemberut.

"oppa, apa yang kau lakukan semalam... apa yang kaulakukan saat aku tidur..."Bisik Mira menarik Lengan Shin.

"Tidur bersama apa salah..."tanya Shin.
"Shin Young Oppa, ini serius... apa yang terjadi... hanya tidur bersama??" Mira menarik tangan Shin memaksa suaminya itu menjawab pertanyaannya.

"Dengar gadis manja, biasanya kau yang menggodaku.. kenapa sekarang kau begitu takut, hei bukan kita suami istri jadi hal yang wajar tuk dilakukan..."Ledek Shin tertawa menang.
"BENARKAH... Mengapa aku tidak merasa sakit, Oppa bagaimana kita lakukan lagi sekarang..."ucap Mira menghibur diri takut Shin mengetahui kegelisahannya.
"SEKARANG???? Oh, badanku masih letih karena semalam sekarang mengapa kau memintanya..."Shin mencari jawaban menghindari pertanyaan Mira.
"Hmmm, KETAUAN SUDAH...."Ucap Mira berlalu melepaskan pegangan tangannya pada Shin.
"Apa yang Ketauan.. Putri..."ujar Shin mengejar Mira, yang cepat berlalu meninggalkannya.

Dalam Kamar Mira,
"Pangeran Shin, hari ini banyak senyum terlihat diwajah anda... begitu tenangnya dirimu.. begitu santai kurasakan saat bersamamu hari ini, Ini bukan Shin Young yang aku kenal pertama kali... Mungkinkan Shin Young yang dlu sudah kembali... aku juga Istana mengharap anda yang seperti ini... Shin Young Oppa, terimakasih kau mau menjadi Oppaku.... Maaf, untuk kali ini aku hanya menganggapmu hanya sebatas Oppa... hati dan pikiranku belum memikirkan tuk menjalin hubungan lebih dari hubungan seorang Oppa... Tetap tutup hatimu untukku Oppa..." ucap Mira dalam hati sebelum memajamkan matanya.

Menjelang Senja,
"ini gaun untuk kau pakai, jangan terlalu lama berhias... tamu kita datang membawa isterinya, jangan sampai tamu itu jatuh cinta padamu lalu meninggalkan isterinya disini dan membawamu lari..."ledek Shin.
"Ketakutan aku pergi darimu ya.... oh, Suamiku sepertinya mulai mengakui betapa cantiknya aku.... "ledek Mira sambil tersenyum langsung berlari membawa gaunnya ke kamar ganti karena wajah Shin berubah marah menatapnya.

"Pangeran Shin....."panggil Mira yang sudah mengenakan gaun yang diberi Shin tadi.
Shin menatap Mira dari atas hingga kebawa, Gaun putih dengan belahan rendah didada Mira tampak sesuai dengan postur tubuhnya, tampak jelas lekukan tubuh Mira, Shin tertegun cukup lama menatap Mira.
"Pangeran... Oppa, aku cantik tidak...."Tegur Mira kembali.
"Jangan pakai gaun itu, ganti yang lain saja... "Ucap Shin tersadar dan mengalihkan pandangannya dari Mira lalu membuka lemari pakaian Mira lalu memilih gaun untuk dikenakan Mira, Mira hanya tersenyum melihat Shin.

"Pakai ini saja..."Shin memberikan gaun soft blue pada Mira.
"Tapi inikan gaun yang kau bawa Oppa... mengapa aku harus menggantinya? memang terlalu cantik dan terlalu sexy ditubuhku yach..? hmm, Oppa bukankah kita sudah tidur bersama semalam, apa kau tidak melihat isi dibalik pakaianku..."pancing Mira sambil membusungkan dadanya pada Shin.

"Diam... mengapa senang sekali menggangguku.. sudah diam, ganti gaun itu pakai yang ini..."bentak Shin melempar gaun itu ke arah Mira yang sudah dekat jaraknya dengan dirinya.

"KETAUAN... Oppa tidak pandai berbohong..."Ucap Mira tertawa meledek Shin sambil masuk kedalam kamar gantinya lagi.
"Cepat ganti gaun itu Lepaskan saja rambutmu, biarkan tergerai... "teriak Shin. "Nde...."jawab Mira dari balik kamar Ganti.
Saat dia berbalik Ji Ae masuk kedalam kamar Mira, membungkuk kearah Shin.
"Ji Ae.. Bantu Putri berhias... hmm, biarkan rambutnya tergerai..."pinta Shin pada Ji Ae lalu pergi meninggalkan kamar Mira.

Yeonhoejang,
Semua sudah bersiap menunggu kedatangan kunjungan tamu, Shin terus melirik kearah pintu menanti Mira yang belum datang juga.
"Putri Hwang Datang... "teriak seorang Pengawal.

Mira melangkah masuk keruang utama kerajaan, wajahnya begitu segar walau polesan make up begitu tipis, sepertinya Ji Ae mengetahui paham dengan wajah sang Putri yang terlihat cantik walau tanpa Make up.Shin menatap dengan senyum dikulum, Mira benar2 menggeraikan rambutnya sesuai apa yang dia mau, Shin bangkit dari duduknya melangkah menyambut kehadiran istrinya. Saat langkah Mira makin dekat dengan Shin wajahnya terhias senyum menyapa suaminya yang tampak gagah menyambut kedatangannya.

"Putri Hwang...."sambut Shin dengan senyum dan menengadahkan tangannya meraih tangan Mira kemudian mencium punggung tangan Mira. "Pangeran...."sapanya balik sambil tersenyum.
"Cantik... dan lebih cantik dengan rambutmu yang tergerai ini.."bisik Shin ditelinga Mira sambil menggandeng Tangan Istrinya.
"Begitukah..?? akhirnya kau mengakui..??"jawab Mira berbisik pada Shin.
"Hmm, pujian ini tidak gratis Putri... aku harus menerima bayarannya setelah ini..."bisik Shin meledek Mira.
"Oh, tidur bersama lagi pastinya... dikamarku atau dikamarmu... ada lingerie yang bisa aku pakai..."jawab Mira merapatkan tubuhnya dihadapan Shin dan melingkarkan tangannya dipinggang Shin.

Yang Mulia, Permaisuri, Ibu Suri, Kang Man Bok, Yoo Hye Mae Ri, Ji Ae dan para pengawal juga Pelayan yang ada diruangan itu tampak tersenyum melihat kemesraan pasangan ini.

"Dengar.. Ada Orangtuaku juga Ibu Suri bahkan semua mata tertuju pada kita... Putri, bisa kau tahan emosimu menunggu sampai tamu kita pulang..."bisik Shin tersenyum meledek Mira.

"Apa tidak boleh bermesraan dengan Suamiku, Lihat Yang Mulia, Permaisuri juga Ibu Suri tersenyum melihat kita... pasti mereka akan meminta cucu sehabis ini..."jawab Mira melepaskan pegangannya dipinggang Shin dan menghampiri Yang Mulia, Permaisuru juga Ibu Suri untuk menyapa dan memberi hormat. Shin tersenyum kecil kemudian terdiam kembali sambil memandang Mira yang menyapa orang2 yang dicintainya.

"Terimakasih Putri Hwang, kau memberikan dan mengembalikan senyum diwajah mereka... sayangnya kita tidak bisa menuruti keinginan mereka, kita belum bisa menyintai satu sama lain... kau hanya memintaku menjadi Oppa untukmu, dan memang hanya itu yang bisa kuberikan... Maafkan Aku Hwang Mi Ra...."Shin berbisik dalam hatinya.




T.B.C.

Selasa, 09 November 2010

(FF) MY LADY...... SEBELAS

Cast :
Jang Geun Suk as Prince Shin Young
Hwang Mi Ra as Princess Hwang
Kang Man Bok as Prince Shin Assistant
Lee Yoo Hye as Princess Hwang Assistant
Shin Mae Ri as Maid
Jung Ji Ae as Maid
Choi Hyun Na as Reporter

Sebelumnya,
mereka tidak tidur sekamar, bukankah begitu Yoo Hye...?"tanya Ibu Suri.

"Shin Young... bukan karena balas budi dan hutang janji kami menjodohkanmu dengan Hwang Mi Ra... Bukan karena ia sebatang kara kami kasihan lalu lami membawanya masuk ke istana dan menikahkanmu dengannya... tapi karena dia seorang gadis yang kuat mandiri juga pintar karenanya kami berharap Hwang Mi Ra dapat mendampingimu membantu tugasmu..."ucap Ibu Suri

"LEPASKAN HWANG MI RA..."

"Maafkan aku Pangeran, kali ini aku melakukan kesalahan lagi dan menyusahkanmu..."jawab Mira pelan.

"Baiknya aku tetap diistana... mungkin aku masih harus belajar banyak tentang kehidupan dan dunia baruku ini..."

"Putri Hwang.. ini bukan seperti yang kau pikirkan... Putri Hwang..."ucapan Shin.

Shin meraih pinggang Mira, dan tangan Mira bertumpu dipundak Shin untuk turun dari punggung kuda Kesayangan Shin. Saat turun tubuhnya begitu merapat pada Shin, dan wajah mereka nyaris bersentuhan. Mira masih memegang pundak Shin, sementara tangan Shin masih merangkul pinggang kecil Mira. Mira masih terus menatap wajah suaminya.

#11,

Tangan Mira masih berada dipundak Shin, ia penasaran dan merapatkan wajahnya kearah Shin.
"Pangeran, kau tidak mabuk disiang hari kan??" Tanya Mira sambil mencari aroma minuman keras ditubuh Shin.
"Putri Hwang, disini banyak penjaga dan pengawal..."Ucap Shin tanpa melepaskan tangannya dari pinggang Mira.

"Mengapa aku tidak bisa bermesraan dengan suamiku sendiri, bukankan mereka sudah tau kalau aku istrimu,... lagi pula kalau kau tidak enak dilihat mereka, mengapa tanganmu tetap berada dipinggangku..."bisik Mira makin merapatkan diri ketubuh Shin, dan posisi mereka benar2 rapat hingga ujung hidung keduanya nyaris bersentuhan.

Melihat kemesraan Pangeran dan Putri tersebut membuat para pelayan dan pengawal membuang muka dan mengalihkan pandangan dari mereka, bahkan ada beberapa yang pergi berlalu dari hadapan keduanya atas kode dari Kang Man Bok, begitu juga Black yang dibawa kembali oleh ahjussi kekandangnya. Mira masih terus menatap Shin, bahkan lengannya tidak lagi dipundak bahkan telah mengalung dileher Shin.

"Pangeran... ada suara Marching Band didada anda... dentumannya begitu keras, apa karena aku??? jangan bilang kau mulai jatuh cinta padaku...."Bisik Mira ditelinga Shin, membuat dirinya memeluk tubuh Shin.
"Baiknya kita lakukan didalam.... lihat para pelayanmu dan Kang Man Bok sudah gelisah melihat kemesraan kita..."jawab Shin membisik ditelinga Mira, lalu melepaskan tangannya dari pinggang Mira dan meraih tangan Mira membawanya masuk kedalam istana menuju ruang kerjanya.

"dengar setidaknya kau ucapkan terima kasih karena kau meminjam kuda dan aku membantu turun dari kuda kesayanganku.. bukan menggodaku dihadapan para pengawal dan pelayan..."omel Shin menatap tajam kearah Mira, setelah ia mendudukkan Mira disofa.
Mira hanya tertawa menanggapi omelan Shin, Wajah Shin makin kesal dengan ulahnya.

"dasar gadis liar... cepat pergi mandi, kita makan diluar..."perintah Shin membalikkan tubuhnya dan duduk dimeja kerjanya.
"ini ajakan untuk kencan ya... oooh, suamiku tidak kusangka kau begitu romantis...."Mira tertawa kencang dan segera berlari meninggalkan Shin yang menatapnya tajam dan penuh kesal.

"Suamiku... baju apa yang harus kenakan... tidakkah kau memilihkannya untukku..."tanya Mira mengintip dibalik pintu ruang kerja Shin. "Putri Hwang.... batalkan saja kalau begitu... kita tidak jadi makan malam diluar.."ucap Shin kesal.
"Yak... bagaimana bisa kau mengucap mengajakku pergi lalu secepat itu membatalkannya... dasar laki2 aneh... "gerutu Mira sambil berlalu dari ruangan Shin.

Satu Jam Berselang,

Shin menunggu Mira diluar Istana namun tidak juga keluar, hingga akhirnya ia mencari Mira dikamarnya, saat akan mengetuk pintu kebetulan Mae Ri keluar dari kamar Mira. "Pangeran..."Sapa Mae Ri membungkukkan badan.
"Putri Hwang..."Tanya Shin, belum sempat dijawab Mae Ri, Shin segera masuk kedalam kamar Mira dan menemukan istrinya tersebut sedang berkutat dengan buku bacaannya.

Shin langsung menghampiri dan merebut buku yang dibaca Mira, kemudian menarik Mira bangkit dari duduknya.
"Pangeran... kenapa selalu membuat hidup tidak tenang... anda mau apa?? mau tidur bersamaku...?"ucap Mira marah pada Shin.
"Kalau iya, kenapa? apa perlu kita lakukan dikamarmu..."jawab Shin meraih pinggang Mira hingga merapat padanya.
"Pangeran, apa yang anda katakan benar??" Mira kaget melihat perubahan sikap Shin.

"Jangan selalu memancingku Putri... kalau saja aku mau tanpa izinmu aku akan masuk diam2 setiap malam kekamarmu... pakai ini.."Shin melepar baju hangat pada Mira yang berdiri mematung.
"mau kemana..??"tanya Mira.
"Putri Hwang, sore tadi aku bilang aku ingin makan malam denganmu... kau tau aku sudah kedinginan menunggumu diluar sana..."ucap Shin kesal sambil mengalungkan syal rajut dileher Mira.
"kau bilang tidak jadi... sekarang datang marah2 dan bergaya seolah ingin memperkosaku.."bantah Mira.
"Diam, ayo pergi sekarang hari makin malam... sulitnya berdebat denganmu Putri..."ucap Shin menarik langkah Mira keluar kamarnya.

"Siapa yang suruh kau mengajak lalu membatalkannya... dasar laki2 aneh.."gerutu Mira mengikuti langkah Shin yg menariknya.
"Sudah jangan komentar lagi,..."balas Shin.
"Kita mau kencan dimana sebenarnya Shin Young Oppa..."Tanya Mira mengalungkan tangannya dilengan Shin.

"Oppa...???" Shin berhenti memandang Mira, lalu melihat tangan Mira yang erat memegang tangannya.
"Sudahlah kalau tidak suka...." Mira melepaskan pegangannya dan berjalan mendahuluinya.
Shin hanya menggelengkan kepalanya melihat ulah istrinya itu.

"Mau makan apa??"tanya Shin pada Mira didalam Mobil.
"hmmm, musim dingin seperti ini... aku ingin... Pangeran, bagaimana kalau kita ketaman, pasti banyak makanan disana..."ucap Mira bersemangat. "apa tidak ada tempat lain.... bagaimana kalau ada yang mengenali..."jawab Shin.
"terserah padamu... tadi bertanya padaku sekarang kau membatahnya... kemana sajalah, aku juga sudah lapar..."ucap Mira cemberut.

Shin hanya menyungging senyum tipis diujung bibirnya, baru kali ini ia melihat Mira yang manja seperti anak kecil, namun entah mengapa ia menyukai tingkah Mira ini ketimbang harus melihat wajah marah dan adu debat yang sering mereka lakukan selama ini. Shin memarkirkan mobilnya masuk kedalam hotel, Mira bingung namun ia kembali pada ekspresi semula, ia menduga Shin ingin makan malam dihotel mewah tersebut.

"Ayo turun..." Ajak Shin. Mira meraih Tangan Shin yang disodorkan, sesaat kemudian Shin memakaikan penutup kepala rajut dikepala Mira. "udara dingin, dengan ini juga kita bisa menyamar..."bisik Shin sambil tersenyum.

Shin menggandeng tangan Mira menyusuri jalan didepan hotel, Mira berkali2 menolehkan pandangnnya pada hotel itu.
"mengapa tidak disana..? mengapa kemari..? Pangeran, kita mau kemana..?"tanya Mira berjalan mendekat disisi Shin.
"kau bilang ingin ke Taman, hari ini ada festival musim dingin, aku tahu dari karyawan hotel tadi... cepatlah udara makin dingin, jangan berdebat terus.."omel Shin menarik tangan Mira.

"Kita kencan seperti orang biasa.... aku ingin Jajangmyeon, Tteokbokgi di Pojangmacha... "Mira terus mengoceh sambil berjalan mundur menghadap Shin, sampai...

"Awas...."Teriak Shin reflek memeluk Mira yang nyaris tertabrak petugas pengantar makanan yang lewat dibelakangnya.
"Maafkan Kami..."ucap Shin menganggukkan kepalanya sambil terus memeluk Mira, Mira lama dalam pelukan Shin, kemudian ia merenggangkan pelukan Shin lalu menatap laki2 itu.

"aku seperti memiliki seorang kekasih... oh, bukan kau benar2 seperti seorang suami yang sesungguhnya Pangeran, begitu melindungiku..."ucap Mira tersenyum lalu kembali melangkah.
Shin hanya diam mematung tanpa bicara sepatahpun sambil menatap Mira yang terus berjalan menjauh darinya.

"Bagaimana bisa aku melakukan hal bodoh seperti hari ini... sementara dia tetap hanya mengira semua adalah bagaian dari sandiwara yang kami buat... Halmeoni, eomeoni, gadis ini terlalu terbiasa hidup sendiri tanpa cinta, apa mungkin aku bisa dekat dengannya... Mungkin aku bisa dekatnya mengembalikan senyum diwajahnya, tapi Halmeoni, Eomeoni... aku masih belum bisa membuka hatiku... Maafkan aku, namun aku janji memberi kalian bertiga kebahagaiaan....."bisik Shin dalam hati.

Pojangmacha, 


"mau makan apa...? kau terbiasa dengan makanan itu... "tanya Mira pada Shin sambil menunjukkan aneka hidangan Khas Pojangmacha. Shin diam memandang semua makanan dihadapannya.
"kalau tidak suka, kita pergi ke restoran di hotel tadi saja... ayo..."ajak Mira menarik lengan Shin.
"Kita makan disini, aku juga ingin Jajangmyeon.. pesankan Odeng satu untukku..."pinta Shin saat menghentikan ajakan Mira berpindah tempat, Mira hanya tersenyum melihatnya.

Kemudian ia memesan menu pada ahjumma lalu kemudian ia duduk ditempat dimana Shin telah menunggunya. Tempat duduk yang dipilih Shin begitu strategis hingga mereka berdua bisa menikmati meriahnya festival musim dingin.
"Terima kasih... sudah mau menuruti kemauanku... Pangeran...."bisik Mira.
"Mengapa tidak memanggilku OPPA seperti tadi...."ledek Shin.

"Bolehkah....??" Mira terlihat senang sambil tak percaya, matanya yang bulat begitu bersinar, Shin hanya menganggukan kepalanya memberikan izin untuk Mira memanggilnya dengan sebutan itu.
"Oppa... Oppa... Shin Young Oppa.... terdengar akrab, kau tahu... aku ingin sekali memiliki seorang Oppa, yang bisa melindungiku, berbagi cerita denganku, menemaniku... Oppa, maukah kau menjadi Oppaku...."Pinta Mira spontan, Shin memandang Mira.

"ini pesanan kalian....."ucap Sang ahjumma mengantarkan pesanan Mira.
Mira membantu Shin mengaduk Jajangmyeon saat ia melihat Shin begitu kesulitan dengan makanan dihadapannya, beberapa saat kemudian keduanya menghabiskan makanan dihadapan mereka.

"Mau kemana Lagi..?" Tanya Shin.
"Oppa, besok kau banyak tugaskah...?"Mira balik bertanya.
"Malam kita, ada pertemuan dengan duta besar USA yang baru... kau harus menemaniku..."jawab Shin.
"Aku... yakin kau ingin aku temani..."Ledek Mira memandang wajah Shin.
"PUTRI HWANG... kalau kau terus menggodaku dan tidak menghentikannya lebih baik kita pulang sekarang..."Ucap Shin Kesal
""Oppa, kau kalau marah menyeramkan... baiklah aku akan menemanimu besok malam, tapi malam ini bisa pulang agak larut, aku ingin lihat pesta kembang api... ahjumma di Pojangmacha tadi yang memberitahuku... bolehkah..?"Pinta Mira manja, Shin menyetujui.

Mereka berdua berjalan menyusuri keramaian festival malam itu, terkadang Mira berhenti melihat2 berbagai pernak pernik, Shin tetap disisinya menemani gadis itu mengikuti kemana ia pergi.

"ahjumma berapa harga syal ini..."Tanya Mira saat matanya tertuju pada sebuah syal rajut merwarna soft pink bergaris biru senada.
"5000 won... ada dua motif nona, yang ini biru bergaris merah muda..."jawab ahjumma itu.
"aku ambil keduanya ahjumma..."jawab Mira, ia merogoh kantong mengeluarkan uang namun ia kalah cepat dengan Shin yang sudah membayar kedua syal tersebut.
"Panger... Oppa, aku masih ada uang.... Oppa..."Mira mengejar Shin yang berlalu tanpa mendengar ucapannya.

"Duduk disini sambil menunggu pesta kembang api...."ajak Shin pada Mira duduk dianak tangga.
"ini... aku kembalikan uang syal tadi..."Mira memberikan uang pada Shin, Shin hanya menatap tajam kearah Mira tanpa bicara sama sekali.
"Belikan aku kopi saja... hari makin malam makin dingin..."jawab Shin dingin.Mira langsung melangkah meninggalkan Shin sendiri, membelikan kopi disebuah coffee Shop kecil disebrang tempat Shin duduk.

Shin memandang Mira dari jauh, dalam beberapa jam ia banyak melihat perubahan sikap Mira, dari semua kemarahannya beberapa waktu lalu, kekesalannya pagi ini, sikap tenangnya saat pulang berkuda, sikap manjanya sepanjang malam ini....

"Benar2 gadis keras kepala yang selalu ingin berdiri diatas kemampuannya sendiri... Halmeoni, Eomeoni... terima kasih atas hari ini, aku akan berusaha mengenalnya, namun maafkan aku bila tidak dapat mencintainya... perlu waktu yang amat panjang sepertinya untukku memberikannya ruang dihatiku.... tapi sepertinya Gadis inipun tidak ingin berusaha untuk mencintaiku, ia hanya ingin memiliki seorang OPPA,... kami sama2 keras kepala ternyata...." Shin berkata dalam hatinya.

"ini... oh, kembang api..... hwaaa, indahnya.... oppa... lihat itu.... apa malam tahun baru nanti akan ada kembang api di istana..?"Tanya Mira sambil menikmati kopi dan pesta kembang api.

"kau menginginkannya..?"Tanya Shin. "Hmm, Heeh..."jawab Mira mengangguk sambil meminum kopinya.
"Hei, gadis manja... mengapa kau selalu menjawab smuanya tanpa kau pikirkan dlu..."protes Shin.
"memang ga boleh yach..."
"besok kita belajar apa yang boleh dan apa yang tidak boleh kau lakukan kauucap... mengerti gadis manja..."jawab Shin.
"aku tau yang pertama apa yang aku tak boleh ucapkan... jangan memanggil Oppa didepan umum kecuali saat kita berdua... betulkan.." ucap Mira memandang Shin.

"pakai ini, tanganmu mulai dingin, sebrntar lagi kita kembali ke istana...."ucap Shin memberikan sarung tangan pada Mira.
"inikan yang ditempat tadi..."ucap Mira terkejut. "hadiah untukmu... "jawab Shin datar.

Keduanya melangkah pulang ke Istana, Mira terus tertawa dengan berbagai ceritanya, Shin kadang menanggapinya dingin, datar kadang memberikannya senyuman kecil. Saat di hotel tempat mereka menyimpan mobil...

"Pangeran Shin Young...."teriak seseorang membuat seisi hotel termasuk tamu dan pegawai langsung ricuh dan canggung atas keberadaan sang Pangeran itu.

Shin langsung menggenggam tangan Mira, dan Mira juga tampak kaku dengan suasana itu langsung bersembunyi dipunggung Shin.

"Choi Hyun Na...."bisik Shin, Mira mengintip dibalik pundak Shin.

Tangannya makin erat memegang tangan Shin saat melihat makin banyak wartawan yang mendekati mereka. Pihak hotel cepat bersiap melindungi dan menjaga kedua pasangan itu, Mira makin ketakutan, Shin langsung memeluk Mira sambil menatap tajam kearah Hyun Na.


LANJUT NANTI YACK.....
Cihuy...Cihuy... Akhirnya....
it's Oke walau masih dingin Shin,
tapi pengen juga jalan2 ma Shin...



FYI :
Jajangmyeon = Mie kecap Khas Korea, asalnya dari China, tapi kalo diKorea lebih banyak Bawang Bombaynya
Pojangmacha = warung kaki lima di Korea ada yang berbentuk banguna permanen ada juga yang bentuknya kendaraan.
Odeng = makanan dari bahan ikan (macam otak2) yang disajikan seperti Sate, atau klo temen bilang itu otak2 tusuk.
Mian klo salah informasi......

Senin, 08 November 2010

(FF) MY LADY...... SEPULUH

ga terasa dah 10 aja yack....

Cast :
Jang Geun Suk as Prince Shin Young
Hwang Mi Ra as Princess Hwang
Kang Man Bok as Prince Shin Assistant
Lee Yoo Hye as Princess Hwang Assistant
Shin Mae Ri as Maid
Jung Ji Ae as Maid
Choi Hyun Na as Reporter

Sebelumnya,

"Pangeran Shin, kapan anda ingin mengenalkan Istri anda pada kami....."Tanya seorang reporter.
"Pangeran tidakkah sudah waktunya anda membawa Putri keluar istana, mengenalkannya pada media..."ucap Man Bok.
"jangan dibahas sekarang Man Bok, aku malas membahasnya..."ucap Shin.
"Ini Permaisuriku... Putri Hwang Mi Ra...."ucap Shin pada wartawan sambil merangkul pinggang Mira memperkenalkannya.
"karena mereka kau membawaku keluar istana... kau benar2 begitu memperhatikan setiap apa yang orang katakan Pangeran.."ucap Mira.
aku hanya bagai hewan peliharaan yang kapan waktunya kau ajak main keluar dan kapan kau harus mengurungku.... aku akan menjalaninya..."ungkap Mira.

#10

Berhari2 sudah Mira selalu menghindar dari Shin, hari2nya dihabiskan di perpustakaan istana, saat makan bersamapun ia lebh banyak diam hanya sesekali ia tersenyum dan ikut berbincang selebihnya tetap diam.

Dan kali ini Permaisuri memperhatikan keduanya, penasaran Permaisuri mencari tahu pada Yoo Hye...
"apa mereka sedang bertengkar? ada kejadian apa sebenarnya..?"Tanya Permaisuri pada Yoo Hye.
"Saya tidak tahu pasti Permaisuri... mungkin juga mereka bertengkar..."jawab Yoo Hye.
"Yoo Hye, jangan menyembunyikannya dariku... katakan ada apa dengan mereka... wajah Mira begitu muram..."desak Permaisuri.
"ada apa..? Permaisuri kau menanyakan tentang Pangeran dan Putri Hwang?"tanya Ibu Suri tiba2 datang.
"Ibu Suri.... iya sudah berhari2 aku melihat wajah Putri begitu muram... aku ingin memastikan pada Yoo Hye.."jawab Permaisuri memandang Yoo Hye menunggu jawaban.
"Yoo Hye, katakanlah... aku juga ingin tahu.... mungkin kami bisa membantu mereka... perkenalan mereka terlalu singkat, aku rasa mereka belum mengenal satu dengan yang lain...."Ibu Suri menanti jawaban Yoo Hye.

"maaf bila aku lancang Ibu Suri, Permaisuri... yang aku tahu saat peresmian festival seni... saat itu Putri Hwang marah, karena Pangeran membawanya keluar istana atas permintaan para wartawan bukan karena Pangeran sendiri yang ingin mengenalkannya.."cerita Yoo Hye.
Wajah Permaisuri dan Ibu Suri tersirat kecewa atas ulah Shin, mereka menghela nafas panjang dan saling berpandangan. "lanjutkan Yoo Hye..."pinta Ibu Suri.
"saat kembali Putri juga Pangeran sepertinya bertengkar di ruang kerja Pangeran, namun tak satupun dari kami yang berani mendekat, hanya terakhir kami mendengar Pangeran mengetuk juga memanggil Putri yang menutup diri dikamar..."jawab Yoo Hye.
"mereka tidak tidur sekamar, bukankah begitu Yoo Hye...?"tanya Ibu Suri.
"bagaimana Ibu Suri tahu..."ucap Permaisuri terkejut.
"saat Shin pergi, aku sempat ke Istana Gwansim... kebetulan Putri Hwang merapikan kamar Pangeran, tapi semua gerak Putri aku tahu dia tidak pernah berada ditempat itu... karena ia terlihat bingung berada dikamar Shin, bukan bingung aku pikir ia merasa canggung berada disana..."cerita Ibu Suri.
"Yoo Hye.... benar apa yang dikatakan Ibu Suri, Pangeran tidur terpisah...."tanya Permaisuri Shock, Yoo Hye hanya mengangguk.

"Permaisuri, tenanglah... mungkin ada alasan sendiri mereka tidur terpisah..."Ibu Suri menenangkan Permaisuri yang gundah.
"Shin Young... bila kau tidak suka dengan pilihanku, dengan pilihan ibumu ini mengapa tidak kau katakan... kasihan Hwang Mi Ra...."Permaisuri mulai berkaca2 dan menangis dipangkuan Ibu Suri.

Ruang Kerja Shin,
Mira masuk kedalam ruang kerja Shin, setelah berhari2 ia enggan melakukan kontak dengan Shin.
"Kang Man Bok Ahjussi, ada yang harus aku kerjakan hari ini... atau ada pertemuan dimana lagi untukku memamerkan diri..."sindir Mira, Shin melirik pada istrinya ia sadar kalau Mira menyinggungnya.
"Putri Hwang.... Kang Man Bok, tinggalkan kami..."ucap Shin.
"tidak perlu ahjussi... kalau tidak ada yang harus aku lakukan, baiknya aku yang pergi... Ahjussi bantu Pangeran saja... maaf aku mengganggumu Pangeran..."pamit Mira.
"Putri Hwang..... "Shin bangkit dari duduknya menahan Mira Pergi, Man Bok akhirnya meninggalkan mereka.

"Putri Hwang... jaga ucapanmu..."Ucap Shin menatap tajam Mira.
"Maafkan aku Pangeran, kali ini aku melakukan kesalahan lagi dan menyusahkanmu..."jawab Mira pelan.
"Dengar Putri Hwang.. bukan itu maksudku..."Shin mencoba tuk menjelaskan pada Mira.
"Pangeran, mungkin aku tidak akan pernah tau apa maksudmu... Tapi... Baiknya aku tetap diistana... mungkin aku masih harus belajar banyak tentang kehidupan dan dunia baruku ini... mungkin juga kita perlu waktu untuk bisa menyesuaikan diri, biarkan aku mengenal dirimu lebih jauh lagi, agar nanti ketika ada pertanyaan untukku tentang kehidupan istana pernikahan kita bahkan tentang dirimu aku bisa menjawabnya hingga kau tidak perlu lagi mengingatkanku untuk tidak menjawab apapun saat kita dihadapan umum... maafkan aku sudah banyak menyulitkan juga menyusahkanmu dan istana, Maafkan aku Pangeran..."ucap Mira pelan dan tertunduk.
"Putri Hwang.. ini bukan seperti yang kau pikirkan... Putri Hwang..."ucapan Shin terputus saat Mira meninggalkannya.

"Pangeran Shin, Ibu Suri dan Permaisuri memanggil anda..."ucap Yoo Hye beberapa saat Mira pergi dari ruang kerja Shin.
"Yoo Hye, tolong temani Putri Hwang...."pinta Shin yang bergegas menemui Ibu Suri juga Permaisuri.

"Ahjussi... mau dibawa kemana...? siapa namanya?"Tanya Mira saat hendak keluari istana menuju perpustakaan.
"Putri Hwang... namanya Black... ini kuda kesayangan Pangeran Shin...."jawab Ahjussi.
"Hello Black, mau bermain denganku... sebentar saja... Ahjussi, boleh kan sebentar aku pinjam..."pinta Mira.
"tapi Putri Hwang.... kuda ini terbiasa dengan Pangeran, aku takut dia melukai Putri..."Ahjussi ketakutan.
"Black... Ahjussi khawatir kalau nantinya kau melukaiku karena baru mengenalku.... jadi kita harus berteman baik, aku beritahu... aku istri tuanmu.. Pangeran Shin, namaku Hwang Mi Ra... aku ingin sekali bermain denganmu... boleh ya, aku janji hanya sebentar dan kita akan jadi teman yang baik..."bisik Mira pada kuda kesayangan Shin, ahjussi hanya tersenyum melihat ulah Sang Putri.

Mira menaiki kuda milik Shin, tidak ada protes dari Black saat ia dinaiki oleh tuan barunya itu. "Dia mau bersahabat denganmu Putri..."Ucap Ahjussi dengan senyum sambil mengusap kepala Black.
"tolong bukuku ahjussi, terima kasih.... hmm, ahjussi aku kembali sebelum malam... kalau Pangeran bertanya bilang aku yang memaksmu tuk membawa Black...ayo Black kita bermain...."Mira menghentakkan kakinya dan sesaat kemudian ia sudah dibawa berlari oleh Black.

Kediaman Ibu Suri,
"Anakku, kau sudah datang..."sambut Ibu Suri saat melihat Shin datang.
"Permaisuri... Eomeoni.... anda sakit?? Eomeoni, bilang padaku apa yang sakit... perlu aku panggilkan Dr. Kim??"tanya Shin khawatir pada ibunya yang murung dan sedikit pucat.
"Ibumu baik2 saja... Permaisuri katakanlah..."Bisik Ibu Suri.
"Shin Young... apa kau bahagia anakku... apa semua baik2 saja..."tanya Permaisuri.
"eomeoni.. aku baik, aku bahagia... apa maksudnya ini..."tanya Shin kembali.
"hubunganmu dengan Putri Hwang... semua baik2 saja, apa dia menjagamu... Shin, apa dia bahagia?" Tanya Permaisuri kembali, Shin tertunduk ia mulai bisa membaca arah pertanyaan Permaisuri.
"Shin... maafkan aku juga Ibu Suri bahkan istana yang sudah memaksamu mengikuti kemauan kami... Shin... bila kau tidak menyukai pilihan kami mengapa tidak kau katakan... jangan rasa bersalahmu karena masalah yang lalu membuatmu terpaksa menjalani smua..."Ucap Permaisuri menggenggam tangan puteranya dengan mata berkaca2.

"Shin Young... bukan karena balas budi dan hutang janji kami menjodohkanmu dengan Hwang Mi Ra... Bukan karena ia sebatang kara kami kasihan lalu lami membawanya masuk ke istana dan menikahkanmu dengannya... tapi karena dia seorang gadis yang kuat mandiri juga pintar karenanya kami berharap Hwang Mi Ra dapat mendampingimu membantu tugasmu..."ucap Ibu Suri, Shin terus tertunduk.

"Anakku... kami bukan orang tua yang memaksakan segalanya, kami juga tidak akan memintamu untuk bertahan berdampingan dengan Putri Hwang... walau itu membuat kesan jelek pada istana nantinya, kami sadar kami hidup dimasa kini yang tidak bisa memaksakan kondisi apapun... LEPASKAN HWANG MI RA... aku dan ibumu tidak ingin dia terluka... "Pinta Ibu Suri, Shin mengangkat wajahnya seolah tidak percaya dengan apa yang dimintakan Ibu Suri padanya.

"Halmeoni... maafkan aku, aku membuat kalian kecewa untuk kesekian kalinya..."Shin bersimpuh dihadapan dua orang yang dikasihinya.
"Shin Young, bangunlah.... bila senyum Hwang Mi Ra tidak bisa membuatmu mencintainya, bila kemandirian dari Hwang Mi Ra menyulitkan dan menyusahkanmu... biarkan dia menjalani hidupnya sendiri... nantinya kami akan terluka namun demi kebahagiaan kalian kami menerima keputusan kalian... satu yang perlu kau tahu anakku, semenjak Hwang Mi Ra datang pertamakalinya, dia tidak pernah menolak dan menyanggah apapun keinginan kami, dia juga tidak menuntut apapun dari kami... yang tersurat diwajahnya betapa ia senang memiliki keluarga baru... sekalipun kalian berpisah, aku akan menganggapnya seperti anak kandungku..."ucap Permaisuri, Shin tetap diam.
"Maafkan aku, bila kalian berpisah nanti... aku ingin menghabiskan usiaku tuk tinggal bersamanya dan keluar dari istana ini..."ucap Ibu Suri tiba2 membuat Permaisuri terkejut begitupula dengan Shin yang makin merasa bersalah.

"Eomeoni, Halmeoni.... aku..."
"Shin Young, kenalilah istrimu lebih lama... bila memang kau tidak mencintainya, bila ia tidak membuatmu nyaman bersamanya... lepaskan dia... aku akan memahaminya... nanti biar aku yang bicara dengan Yang Mulia... aku yakin kau mau mencobanya terlebih dulu kan..."ucap Permaisuri.
"ini permintaan terakhir... cobalah mengenal Putri Hwang lebih dekat... bila kau tidak nyaman, kau boleh melepaskannya Pangeran... aku dan ibumu tidak akan memaksa apapun lagi... maafkan kami sudah menyusahkanmu.."Ibu Suri terenyum pada Shin, sementara hati Shin makin merasa bersalah pada kedua orang dihadapannya ini.

"Luka yang dulu aku berikan pada mereka mungkin belum sembuh sempurna, tapi kini aku membuat luka baru... tidak pada Permaisuri dan Ibu Suri tapi juga membuat luka pada Mira... apa yang harus aku lakukan... apa mungkin aku bisa mencintai seseorang lagi... penipuan dan permainan terhadap cinta kepercayaan juga orang3 yang mencintaiku dimasa lalu membuatku enggan tuk percaya pada apa yang dinamakan CINTA...."ucap Shin dalam hati.

Sudut Lain Istana,
Mira asyik membaca buku dibawah pohon besar juga rindang dimanjakan oleh sejuknya hembusan angin dan begitu tenangnya danau dihadapannya, ia membiarkan kuda kesayangan Shin memakan rumput. Ketika hari senja...
"Black... kita kembali, nanti tuanmu mencari kasihan ahjussi pasti habis dimarahinya..."celoteh Mira sendiri.
Black seolah mengerti apa yang diucapkan Mira, ia menghampiri tuan barunya, "senangnya bersahabat denganmu Black... mengapa tuanmu tidak pernah mau bersahabat denganku... Black, takdirku sebatang kara hingga aku tidak memiliki cinta untuk kubagi dengannya, membuat Ibu Suri juga Permaisuri bisa tersenyum aku sudah bahagia, karena mereka aku merasakan kembali apa itu keluarga walau tuanmu itu tidak pernah menganggapku ada..."Ucap Mira pada Black sambil cemberut.

"tenang Black, walau tuanmu tidak pernah menganggapku ada... tapi aku tetap senang karena semua orang sayang padaku, bahkan kau Black... kita kembali ke istana, lain waktu kita bermain lagi...."ucap Mira langsung menaiki punggung Black, dan langsung mengajaknya berlari kencang kembali ke istana.
Mira makin menghentakkan kakinya mengajak Black terus berpacu, rambutnya yang panjang tergerai tampak liar menari diterpa angin, dress coklat bermotip bunga kecil pun sedikit berkibar karena kencangnya Black membawanya pulang.

Istana Gwansim,
Shin terdiam diruang kerjanya pikirannya terus terbayang wajah Permaisuri yang sedih, wajah Ibu Suri yang penuh duka, wajah Mira yang marah dan kecewa saat pertengkaran mereka malam itu, juga wajah Mira yang begitu penuh sesal hari ini. Sementara ia melamun dan berkutat dengan pikirannya, Shin sampai tidak menyadari kehadiran Kang Man Bok dihadapannya, bahkan tak mendengar saat Man Bok memanggil namanya.
"Pangeran Shin....... "ketiga kalinya Man Bok memanggil Shin yang melamun.
"Ini semua murni kesalahanku... wajar bila Putri Hwang marah... aku melukai Ibu Suri dan Permaisuri lagi..."ucap Shin sendiri, Man Bok hanya diam hingga Shin tersadar dari lamunannya dan terkejut dengan kehadiran Man Bok.
"Kang Man Bok, kapan datang... apa masih ada berkas yang perlu aku periksa..."Tanya Shin merubah ekspresinya menutupi gundah hatinya.

"Putri Hwang kembali Ji Ae.... "Shin dan Man Bok mendengar teriakan Mae Ri.
Shin langsung bergegas keluar ruang kerjanya diikuti Man Bok. Ia melihat ahjussi pengasuh kudanya didepan istana.
"apa yang kau lakukan disini... ada apa dengan Black..."Tanya Shin.
Belum sempat dijawab Shin melihat Mira datang dengan menunggangi kuda kesayangannya. Mira menghentikan Black, Shin langsung menghampiri Mira dan membuka kedua tangannya tuk membantu Mira turun dari Punggung Black. Mira mengernyitkan dahinya, bingung dengan kebaikan yang disodorkan Shin padanya. Cepat Shin meraih pinggang Mira, dan tangan Mira bertumpu dipundak Shin untuk turun dari punggung kuda Kesayangan Shin. Saat turun tubuhnya begitu merapat pada Shin, dan wajah mereka nyaris bersentuhan. Mira masih memegang pundak Shin, sementara tangan Shin masih merangkul pinggang kecil Mira. Mira masih terus menatap wajah suaminya, ia menyakini apa yang terjadi saat ini kenyataan, bahwa Shin begitu baik padanya, tidak seperti Shin yang dia kenal.......


T.b.C.